ANALISIS UNSUR SEBUAH PUISI


TUGAS KAJIAN PUISI

“MENGANALISIS UNSUR- UNSUR DI DALAM SEBUAH PUISI”

Disusun oleh,
Kelompok III

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2016



DAFTAR NAMA
KELOMPOK III

NO
NAMA
NPM
1
Windi Astuti
15040024

2
Ria Destiana
15040030

3
Ida Farida
15040034

4
Ria Agustina
15040039

5
Sofyan Hidayat
15040001

6
Riski Febbianto
15040025










KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Analisi unsur instrinsik pada puisi “senja dipelabuhan kecil” tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.


                                                                        Pringsewu, 27 September 2016


                                                                        Penyusun









DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL
DAFTAR NAMA KELOMPOK............................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.     Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Puisi.................................................................................................. 2
B.     Analisi Unsur instrinsik Puisi........................................................... 3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................... 6
B.     Saran................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam- macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur- unsurnya dapat pula dikaji jenis dan ragam puisinya. Menurut Riffaterre puisi selalu berubah- ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya. Meskipun demikian, orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Oleh karena itu, sebelum pengkajian aspek- aspek yang lain, terlebih dulu puisi dikaji sebagai sebuah struktur yang bermakna dan bernilai estetis. Ada dua bentuk unsur instrinsik didalam puisi “senja di pelabuhan kecil” yaitu bentuk fisik dan batin. Bentuk fisik meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa viguratif, versifikasi dan tipografi sedangkan bentuk batinnya meliputu tema, nada, perasaan dan amanat.

B.     Rumusan Masalah
Apa saja unsur instrinsik didalam puisi senja di pelabuhan kecil karya Chairil Anwar ?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui unsur instrinsik didalam puisi senja di pelabuhan kecil karya Chairil Anwar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PUISI

SENJA DIPELABUHAN KECIL
Buat Sri Ayati

Karya Chairil Anwar


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa berdekap



B.     ANALISIS UNSUR YANG TERDAPAT DI DALAM PUISI
1.      STRUKTUR FISIK
1)        Diksi (Pilihan Kata)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi yang digunakan dalam puisi ini antaralain :
-          Mempercaya mau berpaut ( maksudnya tiada lagi harapan)
-          Diantara gudang, rumah tua (maksudnya sesuatu yang tidak berguna)
-          Desir hari berenang menuju bujuk pangkal akanan ( maksudnya hari- hari telah berlalu)
-          ini kali (maksud dari urutan katanya kali ini)
2)        Pengimajian (Penglihatan/ Pencitraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata- kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah- olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji audiktif) atau dirasa (imaji taktil)
Imaji visual menampilkan kata atau kata kata yang menyebabkan apa yang digambarkanpenyairlebihjelassepertidapatdilihatolehpembaca. Ini terlihat pada kata “Diantara rumah tua pada cerita” dan “ Tiang serta temali, kapal perahu tiada yang berlaut”.
Imajiauditifadalahpenciptaanpengungkapanoleh penyair, sehinggapembacaseolah- olahmendengarkansuaraseperti yang digambarkanolehpenyair. Ini terlihat pada kalimat “gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang”.
Imajitaktiladalahpenciptaanungkapanoleh penyair yang mempengaruhiperasaansehinggapembacaikutterpengaruhperasaannya. Ini dapat terlihat di kalimat “Menyisisr semenanjung, masih pengap harap”.Imajinasi atau khayalan yang konkret, pengimajian yang terlihat dipuisi ini yaitu imaji visual dan imaji taktil terdapat pada kalimat“Di antara gudang-gudang, rumah tua, pada cerita” dan “Tiang serta temali, kapal perahu tiada yang berlaut”.
3)        Kata Konkret
Kata konkret ada karena penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata- kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.Kata konkret yang masih berhubungan dengan imajian yang diungkapkan oleh penulis dan menumbuhkan imajinasi dalam pembaca. Kata konkret yang terdapat di puisi ini antara lain:
-          sepi yang mencekam\
-          kapal tiada berlaut
-          gerimis mempercepat kelam
-          kelepak elang menyinggung kelam
4)        Bahasa Figuratif
Dalam penggunaan bahasa figuratif ada dua, yaitu kiasan dan perlambangan.
a.       Kiasan
-          Majas hiperbola (berlebih- lebihan) ditemukan pada kalimat ”dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap”.
-          Majas Metaforayaitu majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Ini terdapat pada kalimat “Diantara gudang, rumah tua, pada cerita” dan “Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut”.
-          Majas personifikasi yaitu majas yang mengumpamakan benda mati seolah- olah hidup. Majas ini terdapat pada kata- kata “rumah tua, pada cerita”, “tanah, air tidur, hilang ombak” dan “Ada juga kelepak elang menyinggung muram”.
b.      Perlambangan
-          Kata ”senja” melambangkan berpisahnya suatu hubungan percintaan.
-          ”perahu tiada berlaut” melambangkan hati yang tiada keceriaan dan kegembiraan karena kehilangan cinta.
5)        Verifikasi
Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa dan kalimat. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi. Sesungguhnya, irama itu dibagi menjadi dua macam, yaitu metrum dan ritme. Metrum adalah irama yang tetap, sedangkan ritme adalah irama yang disebabkan pertentangan.
Rima akhir bait pertama yaitu {/ta-ta-ut-ut (abab)}, bait kedua yaitu {/ang-ang-ak-ak (aabb)}, dan pada bait ketiga rima akhir berubah menjadi {ab-ab}. Ritma berupa ikatan yang mengikat bait dengan menggunakan keterangan kalimat. Pada bait pertama menggunakan frasa “ini kali” pada bait kedua menggunakan “gerimis” pada bait ketiga menggunakan “tiada kata lagi”. Kata pengikat tersebut memunculkan gelombang irama baru.  
6)        Tipografi
Dalam puisi mutakhir, banyak ditulis puisi yang mementingkan tata wajah (tipografi), bahkan penyair berusaha menciptakan puisi seperti gambar. Puisi sejenis itu disebut puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu. Dibandingkan tata wajah non-konvensional, jauh lebih banyak puisi dengan tata wajah konvensional.
Dalam puisi ini penyair mengunakan tipografi (tata wajah) puisi konvenional dengan dilengkapi titik di tengah baris yang menunjukan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang.


2.      STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Tema adalah gagasan pokok (subject- matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama) dan lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya). Tema dalam puisi ini yaitu kedukaan yang mendalam karena kegagalan cinta.
2.      Perasaan
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai keempat karena kegagalan cintanya. Harapan untuk mendapatkan perempuan pujaannya diumpamakan sebagai ”pelabuhancinta”.
3.      Nada
Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Didalam puisi Senja di pelabuhan kecil, Penyair menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam.
4.      Amanat
Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Dalam puisi ini, penyair ingin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala- galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkan seseorang menghayati apa arti kegagalan secara total. Amanat yang dapat diambil dari puisi ini yaitu janganlah berlebihan dalam mencintai seseorang.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Didalam puisi senja di pelabuhan kecil terdapat dua bentuk unsur instrinsik yaitu bentuk bentuk fisik dan batin. Bentuk fisik nya antara lain :
1.      Diksi (pilihan kata) yang dipakai bernada muram.
2.      Pengimajian yang dipakai ada imaji visual, imaji audio dan imaji audiovisual.
3.      Kata konkretyang terdapat di puisi antara lain “sepi yang mencekam”
4.      Memakai gaya bahasa hiperbola dan metafora
5.      Memakai tipografi konvensional
Bentuk Batinnya antara lain:
1.      Temanya tentang Cinta kasih antara pria dan wanita
2.      Nadanya sangat mendalam
3.      Perasaannya yang diungkapkan yaitu sedih, kedukaan, kesepian
4.      Amanatnya jangan berlebihan dalam mencintai seseorang

B.     Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran kami harapkan untuk dapat lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA


Waluyo, Herman.J.(2002) Apresiasi Puisi untuk pelajar dan mahasiswa.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pradopo, Rachmat Djoko.(1997) Pengkajian Puisi. Yogyakarta:Gaja press.


Komentar

  1. ᴷᴴᴬᵞᴬᴸᴬᴺ ᴬᵀᴬᵁ ᴵᴹᴬᴶᴵᴺᴬˢᴵ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS MC ACARA DRAMA

Makalah Presuposisi (Praanggapan) PRAGMATIK