RETORIKA
A.
Pengertian retorika
1. Arti
retorika
Titik tolak retorika adalah berbicara.
Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau
sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya membererikan
informasi atau memmberi motifasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus
pada manusia. Oleh karena itu pembicaraanitu setua umur bangsa manusia. Bahasa
pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikirannya
kepada manusia lain.
Retorika
berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst gut zu reden atau ars bene
dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis
(ars, techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara
baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesian berbicara
ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan
tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara
singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika moderen mencangkup ingatanyang
kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan
daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retoroka modern adalah gabungan
yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer,
retorika berarti pad tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara
yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.
Itu berarti orang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif. Jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk
menghemat waktu dan sebagian tanda kepintaran; dan efektif karena apa gunanya
berbicara kalau tidak membawa efek? Dalam konteks ini sebuah pepatah cina
mengatakan, “orang yang menembak banyak, belum tentu seorang penembak yang baik
. orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai bicara.”
Keterampilan
dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara ini dapat dicapai dengan
mencontoh para retor yang terkenal (imitation), dengan mempelajari dan
mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina) dan dengan melakukan latihan yang
teratur (exercitium). Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan (res)
dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa(verba).
2. Retorika,
dialektika dan eloutio
Ilmu retorika juga mempunyai hubungan
yang erat dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman yunani kuno.
Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat.
Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyalami suatu masalah (intellectio),
mengemukakan argumentasi (inventio) dan menyusun jalan pikiran secara logis
(dispositio). Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan
diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika.
Elocutio
berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat
dituntut. Elocutio menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Oleh karena itu
retorika juga berhubungan erat dengan elocutio.
B.
Apakah retorika dapat di pelajari?
Sebuah pepatah bahasa
latin berbunyi: “poeta nascitur, orator fit.” Artinya, “seorang
penyairdilahirkan, tetapi seorang ahli pidato dibina”. Sejaak dua ribu tahn
terbukti bahwa banyak orang menjadi ahli pidato, karena mereka mempelajari
teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mereka pernah berani melalui berbicara didepan orng banyak,
sesudah itu mempelajari teknik berbicara, lalu membuat latihan secara tekun
sampai menguasai teknik berbicara dan pidato. Dua contoh dalam sejarah:
1.
Demosthenes (384-322)
Demosthenes
menceritakan bahwa sejak lahir dia emiliki kekurangan dalam berbicara. Untuk
mengatasi kesulitan ini, dia pergi kepantai laut, menaruh kerikil dalam
mulutnya, dan berusaha berbicara dengan ucapan yang jelas dan dengan suara yang
sekuat mungkin untuk bisa mengatasi gemuruh hempasan ombak, dan usaha ini
berhasil. Demosthenes akhirnya menjadi seseorang ahli pidato termasy dalam
kegiatan yunani kuno.
2.
Wiston churchill (1874-1965)
Untuk
dapat berpidato didepan parlemen inggris, Wiston churchill mempersiapkan diri
sejara insentif. Berhari-hari dia mencoba dengan membuat latihan membaca dan
berpidato. Beberapa bagian penting dari pidatonya malah dihafalkan. Usaha yang
tekun ini akhirnya manjadikan Wiston churchill seorang ahli pidato terkenal
dalam abad ini.
Orang-orang yang bersifat introvert
dapat mengalami kesulitan untuk mengungkapkan diri lewat bahasa. Demikian juga
dalam mempelajari ilmu retorika. Sebaliknya, mempelajari retorika lebih mudah
bagi mereka yang bersifat ekstrovert. Tetapi kepada setiap orang di anugerakan
kemampuan yang cukup untuk bisa berkomunikasi. Justru keberhasilan dalam proses
komunikasi dan dalam menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha
untuk mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih
diri. Oleh karena itu seni berbicara dapat dikuasai, retorika dapat di
pelajari!
C.
pembagian retorika
retorika
adalah bagian dari ilmu bahasa (linguistik), khususnya ilmu bina bicara (
spreherziehung). Retotika sebagai bagian ilmu bina bicara ini mencangkup:
1. monologika
monologika adalah ilmu tentang seni bicara secara
monolog, dimana hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk tergolong dalam
monologika adalah pidato, kata sambuan, kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi.
(lihat: Bab 2)
2. dialogika
dialogika adalah ilmu tentang seni
berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih erbicara atau mengambil
bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah
diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat. (lihat: Bab 3)
3. pembinaan
teknik berbicara
efektifitas monologika dan dialogika
tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi
retorika. Oleh karena itu pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting
dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan kepada pembinaan
teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita.
(lihat: Bab 5)
D.
alasan untuk mempelajari retorika
Quintilianus
mengatakan: tidak anugrah yang lebih indah, yang diberikan oleh para dewa, dari
pada keluhuran berbicara.”
St. Agustinus, yang
juga seorang retor, mengatakan: “kepandaian berbicara adalah seni yang
menvangkup segala-galanya.”
Sebuah pepetah tua
mengatakan, “berbicaralah, supaya saya dapat melihat dan mengenal anda.”
Martin luther
berpendapat, “siapa yang pandai berbicara adalah seorang manusia;sebab brbicara
adalah kebijaksanaan;dan kebijaksanaan adalah berbicara.”
Di atas selembar
papirus yang ditemukan di dalam sebuah makam tua dimesir tertulis, “binalah
dirimu menjadi seorang ahli pidato, sebab dengan itu engkau akan menang.”
Mengapa orang belajar
retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai bicara?
Didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau
orang-orang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga
di bidang-bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial,
kepadaian berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif
sangat diandalkan. Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan bebicara
menjadi alasan utama keberhasilan orang-orang tekenal didalam sejarah dunia
sseperti: DEMOSTHENES, SOCRATES, J.CAESAR, SI. AGUSTINUS, SI.AMBROSIUS, MRTIN
LUTHER, MARTIN LUTHER KING, J.F KENNEDY SOEKARNO dan lain-lain.
Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau
berpidato merupakan instrumen utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa
dipergunakan untuk meyakinkan orang lain. Ketidakmampuan mempergunakan bahasa,
sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak
negatif dalam hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang retorika dan ilmu komunikasi yang mmemadai akan membawa keuntungan bagi
pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang dibawah ini:
1.
kemampuan pribadi
menguasai
ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat
meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan. Keuntungan-keuntunganya
antara lain:
·
rasa tertekan, tegang, takut dan cemas
didepan publik dapat dikurangi atau dilenyapkan
·
rasa pasti terhadap diri dapat di pupuk
dan bertumbuh
·
kesadaran dan kepercayaan terhadap diri
dapat semakin bertambah
·
dia dapat mengalami perkembangan dalam
hal teknik bersuara
·
artikulasi dalam mengucapkan kata-kata
menjadi lebih jelas
·
bahasanya dapat memiliki daya persuasi
·
lewat komunikasi retoris kemampuan
pedagogis dan psikologis dapat dibina
·
kemampuan untuk berbicara secara
sepontan (improvisasi)dapat dikembangkan
·
kemampuan untuk memberi motivasi dapat
dipertinggi
·
dapat lebih teramil dan cekatan dalam
mengemukakan dan mempertahankan pendapan atau
ide
·
dapat memperluas perbendaharaan kata
·
dapat mengkoordinasikan dengan lebih
mudah mimik dan gerak-gerik selama berbicara atau berdialog
·
kesediaan untuk mendengarkan orang lain
dapat dikembangkan
·
keterampilan untuk mengolah artikel
dapat dikembangkan
2.
keberhasilan pribadi
orang
yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam mempergunakan bahasa, dapat
mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya, antara lain:
·
mengalami kemudahan dalam proses
berkomunikasi
·
baginya terbuka kesempatan dan
kemungkinan yang lebih luas untuk mendapat kerja
·
dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha
pribadi
·
lebih mudah dapat pengakuan dan
penghargaan dari orang lain
·
memperoleh kemungkinan lebih besar untuk
menanam pengaruh
·
pengertian terdapat orang lain semakin
terbina
·
dapat terbina sikap batin yang positif
terhadap sesama dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup
dan karyanya.
3.
Tugas dan jabatan
Dalam
mengemban suatu tugas dan jabatan, peenguasa ilmu retorika dapat memberi
keuntngan-keuntungan sebagai berikut:
·
Orang dapat mengemukakan pikiran secara
singkat, jelas tetapi padat, sehingga mudah meyakinkan orang lain
·
Orang memiliki keterampilan dan kekuatan
dalam mempertahankan pikiran atau pendapat
·
Orang dapat membina relasi yang
menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institut atau partai-partai
politik
·
Penguasaan yang lebih baik tentang seni
membawakan ceramah atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting
·
Membantu dalam memperluas orientasi dan
wawasa pribadi
·
Mempertinggi keterampilan para produsen
untuk menju dan menawarkan hasilhasil produksinya
·
Memperluas pengetahuan, khususnya
mengenai sumber –sumber informasi
·
Memperkecil kemungkinan kesalahan
komunikasi, yang dapat membawa dampak negatif bagi tugas dan jabatan
4.
Kehidupan pada umumnya
Secara
umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan dibawah
ini:
·
Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk
mengontrol diri
·
Dalam proses komunikasi yang sering,
orang dapat menjadi semakin terbuka terhap diri sendiri dan terhadap otang lain
·
Menghantarkan orang yang bersangkutan
kedalam bidang interese yang baru
·
Mengaktifkan dan mengembangkan
kesanggupan-kesanggupan laten
·
Lewat proses komunikasi retoris dapat
terbina sikap objektif dan toleran
·
Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan
komunikasi antarmanusia.
5.
Rangkuman
Uraian
diatas menunjukan bahwa retorika merupakan satu bidang ilmu yang penting dewasa
ini. Banyak wanita dan pria dalam sejarah, memperoleh sukses benar dalam hidup
dan kariernya sebagai pemimpin, berkat penguasaan ilmu retorika, sebab
penguasaan teknik berbicara akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan
memberi rasa pasti kepada orang yang bersangkutan. Bagi para pemimpin, retorika
adalah alat penting untuk mempengaruhi dan menguasai manusia. Bagi para
penjual, kepandaian berbicara merupakan sarana penting untuk menjual belikan
barang dagangannya.
Siapa yang menguasai ilmu retorika
dan mempergunakannya secara wajar akan mendapat sukses dalam hidup dan
karyanya!
E.
Sejarah retorika
Pada
tahun 467 sebelum masehi, KORAX seorang Yunani dan muridnya TEISIOS (keduanya berasal
dari Syrakuse-Sisilia) menerbitkan sebuah buku yang pertama tentang retorika.
Tetapi retorika, sebagai seni dan kepandaian berbicara, sudah ada dalam sejarah
jauh lebih dahulu. Misalnya dalam kesusasteraan yunani kuno, HOMERUS dan Ilias
dan Odyssee menulis pidato yang panjang. Juga bangsa-bngsa mesir, india dan
cina sudah mengembangkan seni bicara jauh lari sebelumnya.
Secara sistematis ilmu retorika
memang pertama-tamadikembangkan di yunani. Perbedaan sistematis yang pertama
memnag mengenai kepandaian berbicara dalam bahasa yunani dikenal dengan nama:
Techn rhetorike, yang berarti ilmu yang berbicara tentang retorika secara garis
besar yang berawal dari zaman kuno, berlanjut sampai pada abad pertengahan
hingga dewasa ini.
1.
Zaman yunani kuno
Unsur-unsur
ilmu retorika sudah dikembangkan di yunani, sebelum buku yang ditulis oleh
KORAX dan TEISIOS diterbitkan. Sejak abat ke-7 sampai ke-5 sebelum masehi,
sudah ada ahli-ahli pidato terkenal dalam kerajaan yunani kuno seperti: SALON
(640-560); PEISISTRATOS (600-527) dan THENUSTOKLES (525-460).
Seorang politikus dan negarawan yang
juga menjadi seseorang ahli pidato yang dikenal dalam zaman ini adalah PERIKLES
(500-429).para pengagumnya mengatakan bahwa dewi-dewi seni berbicara yang
memiliki daya tarik memukau bertakha di atas lidah. PERIKLES sebagai seorang
ahli pidato tidak akan dilupakan oleh bangsa yunani, berkat sebuah pidato yang
diucapkannya bagi para pahlawan di kota Athena, yang kemudaian diterbitkan oleh
ahli sejarah THUKYDIDES.sekitar akhir abat ke-5 sebelum masehi, muncul lagi beberapa
ahli pidato yang sangat dikagumi ALKIBIADES THERAMENES dan KRITIOS
Pada mulanya paa ahli pidato di
Yunani hanya berbicara didalam ruangan pengadilan. Tetapi sesudah memperhatikan
bahwa kepandaian berbicara berguna untuk memimpin Negara, maka orang mulai
menyusunnya dan disebut retorika, sehingga mudah dipelajari. Usaha ini
dijalankan pertama-tama didaerah koloni Yunani di Sisilia dimana kekuasaan
tiran mulai punah dan dimana kebebasan berbicara mulai dijunjung tinggi. Usaha
yang sama segera dikembangkan di kota Athena dan diseluruh Kerajaan
Yunani. Sejak abad ke-5 mulai didirikan
sekolah-sekolah retorika di dalam wilayah-wilayah yang berkebudayaan
helenistis. Dengan itu retorika menjadi
salah satu bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda yang
dipersiapkan untuk memimpin Negara. Retorika dalam abad-abad ini menjadi salah
satu bidang ilmu yang menyaingi filsafat. Ia menjadi kesenian untuk membina dan
memimpin manusia. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah GORGIAS dari
Leontinoi (485-380); PROTAGORAS dari Abdera (480-410) dan THRASYMACHUS dari
Kalsedon (300-200). Selain itu muncul juga ahki-ahli pidato lain yang terkenal
seperti SOCRATES (470-399). Menurut SOCRATES, yang juga ahli filsafat, retorika
adalah seni untuk membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara
meyakinkan. Retorika harus mencari kebenaran dan bukan bukannya mempermainkan
kata-kata kosong. Seorang muridnya bernama ARISTOTELES (384-322). Ia sangat menghargai retorika
sebagai patner yang otonom dari dialektika. Ia mengarang sebuah buku retorika
yang terkenal dan masih memiliki pengaruh yang kuat terhadap retorika dewasa
ini. Ahki pidato terbesar sepanjang masa dari zaman Yunani kuno adalah
DEMOSTHENES (384-322). Dia adalah putra seorang Yunani yang menikah dengan
wanita Skyth. Tentang DEMOSTHENE dikatakan bahwa ia mangalami tekanan batin
yang berat dan rasa takut yang besar. Tetapi berkat latihan yang tabah, ia
dapat mengatasi segala kesulitan itu, sehingga akhirnya menjadi seorang retor
yang terkenal. Setelah meninggal, warga kota Athena mendirikn sartu tugu dan
sebuah patung untuk memperingati dia.
Pada tugu itu tertulis, “Hai DEMOSTHENES, andaikan engkau memiliki cukup kuasa,
seperti kebijaksanaanmu, maka tak pernah Raja Makedonia akan menjadi penguasa
bangsa Yunani. Setelah Yunani dikuasai bangsa Makedonia dan Romawi, maka
berakhirlah masa kejayaan ilmu retorika Yunani Kuno. Retorika hanya masih
merupakan almu yang dipelajari di bagku-bangku sekolah.
1.
Zaman
Romawi Kuno
Setelah Kerajaan Romawi
menguasai Yunani, terjadilah kontrak antara kaum cendikiawan Romawi dan Yunani.
Orang-orang Romawi mempelajari kebudayaan
bangsa Yunani, terutama ilmu kepandaian berbicara yang tengah berkembang
di Yunani. Oleh karena itu pelajaran tentang ilmu Retorika mulai diberikan di
sekolah-sekolah. Apabila ada murid yang berbakat dalam hal berpidato, maka
sesudah mereka dibekali pengetahuan teoretis tentang Retorika, mereka disuruh
mengunjungi tempat-tempat dimana mereka sendiri langsung menyaksikan bagaimana
sebuah pidato dibawakan secara bebas oleh seorang ahli di depan pengadilan dan
di depan publik. Berdasarkan pengalaman praktis ini, para murid melengkapi
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Orang-orang Romawi
yang terkenal dalam ilmu Retorika adalah:
CATO
SENIOR (234-149)
Ia menjadi terkenal lewat pidatonya yang
mengajak rakyat kekaisaran Romawi untuk
membinasakan kota Cartago di Afrika Utara. Judul pidato itu Carthargo delende est. Dalam
perkembangan selanjutnya, pengaruh para retor dari Yunani yang hidup dan
bekerja di kota Roma menjadi sangat besar diantara kaum muda yang ingin
mempelajari ilmu retorika. Hal ini mencemaskan golongan konservatif di kota
Roma. Mereka berpendapat bahwa orang-orang Yunani dapat mempengaruhi dan
memperlemah pendidikan dan mental kaum muda. Oleh karena itu di bawah
pemerintah Konsulat FANNIUS dan MESSALA (161), Senat mengeluarkan satu
keputusan untuk mngusir semua ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan
Yunani dari kota Roma. CATO adalah salah seorang yang secara tegas menyokong
kebijaksaan Senat ini.
Tetapi
keinginan kaum muda untuk mempelajari filsafat dan retorika tidak dapat
dibendung. Sekitar abad kedua sebelum masehi, akhirnya pemerintah Romawi
memanggil kembali para retor Yunani ke kota Roma. Sejak saat itu mereka
mendirikan sekolah-sekolah retorika dimana orang Yunani menjadi guru. Dengan
cara ini pengaruh helenistis mulai merembes kuat dikalangan orang Romawi.
Sedangkan kaum muda dari Roma sering pergi ke Yunani, terutama ke kota Athena
dan pulau Rhodos, untuk mempelajari ilmu filsafat dan retorika. Sejak saat ini,
ilmu retorika berkembang pesat di dalam seluruh kekaisaran Romawi.
Orang
Romawi dalam perkembangan selanjutnya, membina suatu ilmu retorika dan
dialektika, yang cocok untuk para pembela perkara, pimpinan pemerintahan dan
kaum militer. Ilmu retorika menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh orang Romawi dengan penuh semangat. Di Kota Roma orang mulai menjajagi dan
sadar bahwa ilmu retorika adalah salah satu wadah untuk menguasai masa
(Herrschaftswissen).
Disamping
CATO SENIOR, masih ada sejumlah retor yang terkenal dalam seluruh kekaisaran
Romawi seperti:
MARCUS TULLIUS CICERO (106-44)
Hingga
dewasa ini Marcus Tullius Cicero tetap diakui sebagai ahli pidato terbesar dari
kekaisaran Romawi. Pidatonya yang terkenal adalah pidato melawan CATILINA (Contra Catilinam ). Ia juga menulis
mengenai teori berpidato, yang saat ini masih kuat mempengaruhi ilmu retorika.
Sebelum Cicero masih ada beberapa ahli pidato yang patut disebut namanya
seperti Tiberius, Calus Graecchus, M. Antonius,Q. Hortenius Hortulus, M.
Licinius Crassus dan Cato Junior
GAIUS
LULIUS CAESAR (100-44)
Lulius
Caesar adalah seorang diktator. Tentang dia, ahli sejarah Suetonius menulis,
“Dalam soal kepandaian berpidato an
berperang, Caesar adalah orang yang paling masyur dan tepat”. Pidatonya yang
termasyur dihadapan para legioner yang daya tempur dan semangat juangnya sudah
mulai pudar (perang Galia, I, bab 40)adalah sepenggal retorika yang paling baik
dari seni menimbulkan motivasi secara psikologis dan juga menunjukan betapa
kuat daya sugesti Caesar yang mau mengakhiri Negara Republik Romawi.
QUINTILIANUS (35-100)
QUITILIANUS
adlah seorang guru ilmu retorika. Dia dalah seorang Romawi yang berasal dari
Calagurris (Spanyol) sesudah menyelesaikan studinya di Roma ia menetap disana
dan mendirikan sekolah ilmu retorika. Pada tahun 70, ia menerima pengakuan
resmi dari kaisar VESPASIANUS sebagai profesor resmi ilmu retorika Kekaisaran
Romawi, yang dibayar oleh negara, ia berkecimpung selama kurang lebih 20 tahun
dalam bidang ilmu retorika, sesudah itu mengundurkan diri dan hidup menyendiri.
Dalam masa ini QUINTILIANUS menulis 12
buku sebagai pengantar kedalam Ilmumu Retorika (Institutio Oratoria). Karyanya
ini masih terkenal hingga dewasa ini dn masih sangat mempengaruhi ilmu retorika
masa ini.
Tetapi
bersama runtuhnya Kekaisaran Romawi. Lenyaplah sudah kejayaan ilmu retorika.
Ilmu retorika sebagai wadah untuk menguasai manusia, terhapus dari panggung
politik zaman kuno.
3. Abad
Pertengahan
Sejak abad pertama mulailah titik balik dlam bidang
ilmu retorika. Wejangan-wejangan religius seperti khotbah mulai berkembang
jaya. Sejak masa awalnya kekristenan selalu dimaklumkan melalui kata-kata dan
khotbah, sehingga dalam berhadapan dengan tantangan dari kebudayaan helenistis,
ia dapat bertahan. Pendirinya, YESUS DARI NAZARET yang hidup sekitar tahun 7
sebelum Masehi sampang 30 sesudah Masehi, adalh seorang pewarta yang memiliki
daya tarik dan daya sugesti yang mempeson; meskipun ia sendiri berbicara
Aramis, yang pada waktu itu menjadi bahasa pergaulan di Palestina. Dalam usaha
menyebarluaskan ajaran YESUS, para pengikut-Nya ikut mengembangkan ilmu
kepandaian berbicara lewat khotbah-khotbah yang dibawakan. Paulus dari Tarsus
(sekitar 5-64M), adalah seorang warga negara Romawi, yang menguasai baik ilmu
pengetahuan klasik, maupun talmut, memperluas ajaran YESUS DARI NAZARET melalui
khotbah-khotbahnya yang terbaik dalam kesusastraan dunia. Paulus sendiri adalah
seorang pengkhotbah terkenal dalam sejarah dunia. Dalam abad-abad berikutnya,
ketika kekristenan semakin meluas muncul banyak retor dikalangan orang kristen.
Mereka adalah bapak Gereja yang turut mengembangkan ilmu kepandaian berbicara
lewat khotbah-khotbah di dalam gereja. Beberapa nama yang terkenal adalah:
TERTULIANUS, hidup diantara tahun 150-230.
LACTANTIUS, hidup sekitar tahun 260-3620. Ia digelari CICERO-Nya orang kristen.
VICTORIANUS, yang hidup sekitar tahun 360, adalah seorang pembela dan guru ilmu retorika.
Seorang bapak gereja yang terkenal adalah AURELIUS AGUSTINUS (354-430). Sebelum bertobat menjadi kristen, dia adalah profesor ilmu retorika di kota Millan. AGUSTINUS adalah seorang pengkhotbah terkenal pada zamanya, baik di AFRIKA Utara maupun diseluruh kekaisaran Romawi.
HIRONIMUS dari Striden (348-420) adalah bapak gereja yang paling terdidik. Dia juga berjasa dalam menerjemahkan Kitab suci. Dia pada mulanya adalah pengagum CICERO, lalu menjadi pertapa. Seluru hidupnya dibaktikan untuk pemakluman Sabda Allah lewat tulisan
TERTULIANUS, hidup diantara tahun 150-230.
LACTANTIUS, hidup sekitar tahun 260-3620. Ia digelari CICERO-Nya orang kristen.
VICTORIANUS, yang hidup sekitar tahun 360, adalah seorang pembela dan guru ilmu retorika.
Seorang bapak gereja yang terkenal adalah AURELIUS AGUSTINUS (354-430). Sebelum bertobat menjadi kristen, dia adalah profesor ilmu retorika di kota Millan. AGUSTINUS adalah seorang pengkhotbah terkenal pada zamanya, baik di AFRIKA Utara maupun diseluruh kekaisaran Romawi.
HIRONIMUS dari Striden (348-420) adalah bapak gereja yang paling terdidik. Dia juga berjasa dalam menerjemahkan Kitab suci. Dia pada mulanya adalah pengagum CICERO, lalu menjadi pertapa. Seluru hidupnya dibaktikan untuk pemakluman Sabda Allah lewat tulisan
dan khotbah.
YOHANES CHRISOSTOMUS dari konstantinopel (344-407) ia dijuluki ‘mulut emas’. YOHANES CHRISTOMUS adalah seorang bapak gereja Yunani terbesar. Menurut dia seni berbicara adalah medium untuk merebut hati pendengar dan mempengaruhi jiwa mereka. Ia mengatakan bahwa setiap khotbah adalah sama seperti aksi untuk menduduki jiwa pendengar. Bagi YOHANES CHRISOSTOMUS, seni berkhotbah sebenarnya adalah bentuk bari dari ilmu untuk menguasai massa.
Sepanjang abad pertengahan, ilmu retorika pada umumnya dikembangkan dan dimajukan didalam biara-biara dalam bentuk seni berkhotbah.
Di sekitar Perang Salib, kepandaian berbicara dan berkhotbah disalahgunakan. Ahli-ahli khotbah seperti PAUS URBANUS ke-2, ST. BERNARDUS dari clairvauk atau PETRUS dari Amines, mendorong Perang Salib melalui khotbah-khotbah. Ordo dan konggregasi yang bertugas khusus untuk berkhotbah, menyebarkan Sabda Allah melalui api dan pedang.
Di lain pihak golongan muslim yang mendapat ajaran fanatik dari Nabi Muhammad juga mengembangkan dan ikut menyalahgunakan kepandaian berbicara dan berkhotbah. Akibatnya, di dalam PerangSalibterjadipertumpahandarah yang hebatantaraUmat Kristen danUmat Islam.
YOHANES CHRISOSTOMUS dari konstantinopel (344-407) ia dijuluki ‘mulut emas’. YOHANES CHRISTOMUS adalah seorang bapak gereja Yunani terbesar. Menurut dia seni berbicara adalah medium untuk merebut hati pendengar dan mempengaruhi jiwa mereka. Ia mengatakan bahwa setiap khotbah adalah sama seperti aksi untuk menduduki jiwa pendengar. Bagi YOHANES CHRISOSTOMUS, seni berkhotbah sebenarnya adalah bentuk bari dari ilmu untuk menguasai massa.
Sepanjang abad pertengahan, ilmu retorika pada umumnya dikembangkan dan dimajukan didalam biara-biara dalam bentuk seni berkhotbah.
Di sekitar Perang Salib, kepandaian berbicara dan berkhotbah disalahgunakan. Ahli-ahli khotbah seperti PAUS URBANUS ke-2, ST. BERNARDUS dari clairvauk atau PETRUS dari Amines, mendorong Perang Salib melalui khotbah-khotbah. Ordo dan konggregasi yang bertugas khusus untuk berkhotbah, menyebarkan Sabda Allah melalui api dan pedang.
Di lain pihak golongan muslim yang mendapat ajaran fanatik dari Nabi Muhammad juga mengembangkan dan ikut menyalahgunakan kepandaian berbicara dan berkhotbah. Akibatnya, di dalam PerangSalibterjadipertumpahandarah yang hebatantaraUmat Kristen danUmat Islam.
Sekitarakhirabadpertengahanilmuberkhotbahberkembangpesat
di bawah Ordo Dominikan. Pengkhotbahterkenaldari Ordo iniadalah SAVONAROLA
(1452-2498). Iasangantterampildalammenggunakandialektikadanlogika.
Tentangkegiatanberkhotbahnya, diasendirimengatakan,
“Kadang-kadangapabilasayaturundarimimbar, sayapikir:
lebihbaiksayatidakberbicaradanberkhotbahtentanghalini, tetapibersikaptenangsajadanmembiarkanTuhansendirimengaturnya.
Tetapiapabilasayasudahberada di mimbar, makasayatidakbisaberbuat lain
daripadaberbicara. Sabda Allah menjadikanhatidanseluruhanggotatubuhkusebagaiapi
yang membara. “karenadituduhmengajarkanhal-hal yang sesat, SAVONAROLA dibakar.
Selamaabadpertengahanilmuretoritamencapaititikdalamnya.
Penyelidikandanpendalamanilmuretorikaditekan, sehinggaperkembanganlanjut yang
kreatifmenjadikardil. Selainituilmuretorika, kepandaianberbicarapada zaman ini,
jugaseringdisalahgunakan di dalamgereja.
4.
Zaman RenaisansdanHumanisme
Di antaraabad ke-14 dan ke-16 berkembanglahrenaisans
di Italia.Sejalandenganperkembanganini, munculjugasuatupemahamanbaaruterhadap
zaman Romawi-Yunanikuno, sehinggailmuretorika pun dikembangkankembali. Perkembanganbaruinididorongolehkaum
republic, pimpinanpemerintahdan para Kaisar di Italia. SepertihalnyakaumSofis
di Yunani, kelompokhumanisberpindahdarisatuUniversitaskeUniversitaslainnya,
ataudarikotakekota, dariistanakeistana, untukmemberikanceramahmengenai zaman
Romawi-Yunanikuno. Karyatulis-menulisberkembangpesat.
Ahli-ahlipidatomembawakanceramahdimana-mana, menyiapkanpidato, menulissurat,
mengadakandiskusidandebat,
mengajaranak-anaksekolahtentangteknikberbicaradanmenulisbuku-bukukomentarmengenaiahli-ahlipidatodari
zaman kuno. Jugaditerbitkanbuku-bukumengenaiilmu-ilmuretorika, dialektika,
senisastra, filsafatdanpendidikan. Beberapatokohpada zaman ini:
POGGIO BRACCIOLINI (1380-1459).
DiaadalahseorangPhilologdanpengumpulkaryatulisandari zaman kuno. Diamenampilkankembalikarya-karya
QUINTILIANUS dansebagiandaripidato-pidato CICERO. VALLA (1407-1457),
adalahseorangprofesorilmuretorika di kotaPavila.
Iaberjasakarenamenghidupkankembaliperananilmuretorikasepertipada zaman kuno.
Diajugamelihatpentingnyadialektikadanretorikasebagaisungguh-sungguhilmufilsafat.
PHILIP MELANCHTHON (1497-1560). Diaadalahprofesor Bahasa Yunani di kota
Wittenberg. Seorangrekankerja Martin Luther yang lain bernama ULRICH VON HUTTEN
(1488-1523). Merekaadalahtokoh-tokohgerakanreformasi yang sangatberjasadalammengembangkanilmuretorika.
Sebagaireaksiterhadapgerakanreformasi di Eropa,
munculgerakan anti reformasi yang dipeloporioleh pater-pater Yesuit.
Dimana-mana dihidupkankembalikepandaianberkhotbahdarimimbar-mimbargereja. Yang
terkenaldarikelompok anti reformasiadalahpendiriYesuit, IGNATIUS dari Loyola
(1491-1556) dan PETRUS KANISIUS (1521-1597), misionarisdaerah-daerah yang
berbahasaJerman.
Selainitumunculjuga para pengkhotbahdari Ordo St.
Agustinis. Merekaterkenalkarenamenampilkankhotbah yang
praktisdihalaman-halamanistana raja. Salah seorang yang terkenaladalah ABRAHAM
dari Santa Clara (1644-1709). Dari tangannyaterbit 16 bukutentangilmuretorika.
5.
Zaman Modern
Negara-negara yang
berjasauntukmengembangkanilmuretorikadalam zaman modern adalahPrancis, Inggris,
Amerika SerikatdanJerman Barat.
A. PRANCIS
Gerakanhumanismedalamaspektertentumelahirkan
di Prancispenyair-penyair, pengarang,
moralisdanpengkhotbah-pengkhotbahterkenal.
SampaipadasaatRevolusiPranciskepandaianberbicarahanyaberkembang di dalamrumah-rumahbiara.
SesudahRevolusiPrancisilmuretorikamulaimeluasdantersebarjugadiantarakaumawam,
danjustru masa sesudahRevolusiPrancisadalah puncaknya.
Tokoh-tokoh
terkenal dari prancis adalah: MIRABEAUS ( 1949-1791). Dia adalah ahli pidato
terkenal. Ia menguasai teknik berdebat, memiliki suara yang jelas dan mimik
yang menarik; pengungkapannya tajam dan logis. NAPOLEON BONAPARTE (1769-1821).
Seorang ditaktor yang memiliki banyak bakat dan mengenal jiwa manusia secara
teliti. NAPOLEON adalah seorang ahli pidato yang luar biasa. Menurut dia,
kalimat yang dapat mempengaruhi pendengar adalah kalimat yang pendek dan yang
sering kali diulang. Tetapi diluar lingkungan Angkatan Bersenjata, NAPOLEON
menderita kompleks rendah diri. Terutama apabila harus berbicara di depan Senat
dan Wakil-wakil rakyat. Sebab itu pidatonya selalu ditulis jelas dan untuk
mempertinggi efektivitas pidato, ia mengikuti kursus ilmu berpidato pada TALMA
(1763-1826), seorang pemain teater dan guru retorika. Napoleon akhirnya hancur
sendiri karena kelobaannya mencari kuasa.
Charles
de Gaulle (1890-1970), adalah seorang jendral yang mengangkat suara dari tempat
pengasingannya di London untuk mendorong rakyat prancis supaya bertahan dalam
tantangan. Ia adalah seorang ahli pidato yang bersifat kepahlawanan. Medium
yang dipergunakan dalam pidato untuk menanam pengaruh di kalangan rakyat
Prancis adalah televisi. Dalam biografinya, A Crawley menulis tentang de Gaulle
sebagai berikut, "sebelum tampil dalam siaran televisi, de Gaulle mencoba pidatonya
berjam-jam di depan cermin. Seorang pemain drama terkenal dari Prancis harus
memperbaiki gerak-gerik dan mimiknya sehingga dapat memberi efek yang baik,
meski pada pesawat televisi yang paling kecil sekalipun".
B.
Inggris
Ketika
di daratan Eropa, khususnya di Jerman, orang berkecimpung dalam bidang puisi
dan filsafat, orang Inggris mempelajari ilmu retorika secara sistematis dan
mengembangkannya dengan karakter tersendiri. sebagai mana orang Romawi, bangsa
Inggris yakin bahwa kata-kata yang diucapkan memiliki daya untuk mempengaruhi
dan menguasai manusia. Oleh karena itu ilmu retorika dipergunakan dalam usaha
memperluas kekuasaan Kerajaan Inggris. Secara alamiah orang Inggris adalah
manusia pediam, dalam arti bahasa dan gerak motoris tubuhnya kurang dinamis.
Tetapi para pemimpin Inggris mempelajari ilmu retorika secara teliti dan
melatih diri sendiri secara intensif dalam seni berbicara.
Dibawah
ini dibeberkan beberapa fase kejayaan ilmu retorika Inggris yang terkenal:
1.
Masa Kejayaan Ratu Elisabet
Di dalam masa ini, ilmu retorika berkembang jaya di daratan Inggris
berkat pengaruh Humanisme. Thomas Wilson (Quintilianusnya orang Inggris),
menulis sebuah buku standar berjudul Seni Retorika (1553), yang terkenal
di kalangan masyarakat Inggris. Seorang filsuf Francis Bacon (1561-1626), dalam
bukunya Kemajuan dalam Belajar (Der Fortschritt des Lernens, 1605)
memberikan penilaian mengenai ilmu retorika. Ia mengatakan, "Kebijaksanaan
menciptakan nama dan ketakjuban, tetapi kepandaian berpidato dalam soal dagang
dan kehidupan bernegara menciptakan efek yang jauh lebih besar". Tokoh
yang juga turut mengembangkan ilmu retorika dalam masa ini adalah penyair
terkenal William Shakespeare (1564-1616). Dalam drama-dramanya, Coriolanus dan
Julius Caesar, Shakespeare selalu memasukkkan pidato-pidato politis.
Satu contoh klasik adalah pidato yang dibawakan oleh Marc Anton di depan
Jenazah J. Caesar dan massa rakyat untuk menghormati para pahlawan. Ini
membuktikan bahwa pengaruh ilmu retorika dalam kehidupan politis di Inggris
pada waktu itu sangat besar.
2). Selama
Revolusi Puritanis
Dalam masa ini ilmu
retorika juga berkembang pesat. Tokoh terkenal dari masa ini adalah Oliver
Cromwell (1599-1650). Dia adalah seorang diktator yang pandai mensugesti massa
lewat pidato. Pidatonya yang terkenal adalah pidato peperangan melawan Spanyol
yang diucapkan pada tanggal 17 September 1656. Seorang lain bernama Jhon
Milton (1608-1674), adalah penyair
terbesar masa ini, yang menguasai ilmu seni berbicara dengan sangat baik. Dalam
bukunya Das verlorene Paradies, ia membuat sintesis antara politik dan
agama dengan mempergunakan ilmu retorika. Menurut dia, agama dan politik harus
saling melengkapi. Cromwell mempergunakan ilmu retorika sebagai wadah dalam
bidang politik dan agama untuk mencapai tujuan politisnya. Dia adalah
seorang politikus yang dingin, tetapi penuh pertimbangan. Menurut dia,
musuh-musuh politis adalah orang-orang yang terkutuk. Oleh karena itu mereka
harus dibinasakan.
Sejak masa ini pengaruh Kitab suci pada
ahli-ahli pidato sangat besar. Hal ini tampak jelas pada WISTON CHURCHILL, J.F.
KENNEDY, JOHN WESLEY dan BILLY GRAHAM, yang dijuluki “Senapan mesin Tuhan”.
3) Masa Jaya antara Abad ke-17 dan ke-19
Dalam abad-abad ini muncul ahli-ahli
pidato terkenal di Inggris. Tanpa orang-orang ini, sejarah demokrasi
palmentaris di Inggris akan menjadi lebih miskin. Dalam masa ini ilmu retorika
pertama-tama adalah hasil dari suatu politis. Perdebatan-perdebatan dalam
parlemen pada masa itu menampilkan serta jelas kejayaan ilmu retorika.
Tokoh-tokoh terkenal adalah WILLIAM PITT SENIOR dan senior. Dalam umurnya yang ke-24, ia sudah menjadi Perdana
Menteri Kerajaan Inggris. Ia memiliki kepala yang dingin dan tampil sebagai
seorang ahli pidato improvisasi yang brilian. Ia terkenal sejarah berkat pidato
yang diucapkannya dihadapan DPR Inggris mengenai penghapusan perdagangan budak
(1792). Tokoh-tokoh lain yang juga terkenal pada zaman ini adalah HENRY FOX
(1705-1774); EDMUND BURKE (1729-1797) dan WILLIAM GERARD HAMILTON (1729-1796).
4) Masa Kejayan Victoria
Masa ini merupakan masa peralihan dari
gaya berbicara Aristokratis, kepada Demokratis. Pusat pembinaan ilmu retorika
dalam masa ini adalah universitas-universitas seperti Oxford dan Cambridge.
Padamasa ini terbentuk “Kelompok Debat’ (DEBATING SOCIETIES). BANYAK DARI
ANGGOTA KELOMPOK DISKUSI DAN DEBAT INI TELAH menjaddi pemimpin-pemimpin dalam
bidang politik. Didalam kelompok debat berlatih teknik
berbicara,berpidato,derdiskusi, memimpin diskusi atau berkerja menurut proses
parlemen. Sekali dalam satu tahun diadakan ‘hari pidato’, dimana para siswa
atau mahasiswa diberi kesempatan untuk membawakan pidato. Pada waktu itu
praktek semacam ini belum dijalankan di dalam universitas-universitas lain di
eropa. Ciri khas ilmu retorika masa ini adalah bahwa mereka mempergunakan
bahasa daerah (plain English) dan bukan bahasa inggris standar. Sejak masa ini
juga muncul kebiasaan untuk membawakan pidato di tempat terbuka (open airspedd). Yang mengambil bagian dalam
Open Air Speech adalah rakyat yang biasa. Tokoh-tokoh terkenal dari masa ini
adalah GEORGE CANNIQ (1770-1827), RICHARD COBDEN (1804-1865). JOHN BIGHT
(1909-1898),BENYAMIN DISRAELI (18004-1881), WILLIAM GLADTONE (1809-1898) dan
JOSEPH CHAMBERLAIN (1834-1914). J. CHAMBERLAIN KEMUDIAN MENJADI PERDANA
MENTERI yang imperialistis. Ia memajukan
satuseni bicara yang dekat dengan situasi rakyat jelata. Pidatonya dalam musim
gugur 1885 merupakanpiato yang paling
berkesan.
Seorang toritikus dalam bidang ilmu
retorika pada masa ini adalah RICHARD WHATELY. Ia menulis sebuah buku berjudul
Dasar-dasar retorika (1828) yang sangat laris, sehinggabanyak kali dicetak
ulang.
Ciri utama retorika pada masa ini ialah
bahwa kepandaian berpidato keluar dari lingkungan parlemen dan istana, lalu
menyebar luas dikalang jelata.
5) Abad XX
Masa ini disebut ‘Zaman Perak’ seni
berpidato Inggris. Kenyatan yang diakui umum ialah bahwa dalam situasi krisis
nasional, selalu muncul tokoh-tokoh politik Inggris yang mantap dan sekaligus
memiliki kepandaian berpidato secara meyakinkan. Dua tokoh pertama ia menunjukan kesanggupan-kesangupan
demagogisnya yang menyakinkan. Pidato yang diucapkan mengenai kehormatan
Nasional merupakan karyasalah satu retoris yang terbaik selam peran. Sebagai
perdana menteri, ia pernah menundukan para pekerja tambang yang menjadi marah
dan mengadakan pemogokan. Ia menduduki kursi Perdana Menteri antara 1916-1922.
Dari puncak kekuasaan politis ini ia menaklukkan para lawan politiknya lewat
seni berpidato, dan justru penguasaan seni berbicara inilah juga yang sudah
menghantar dia ke puncak keberhasilan
Winston Spencer Churchill (1874-1965)
Churchill adalah seorang politikus Inggris terbesar dan
mengalami dua Perang Dunia. Ia memiliki bakat berbicara yang luar biasa. sejak
tahun 1940, ketika bangsa dan tanah airnya dilanda malapetaka, ia mendorong dan
menguatkan hati rakyat Inggris melalui kepandaian retorisnya, supaya mampu
bertahan dan memenangkan peperangan. Churchill adalah seorang ahli pidato
bersifat kepahlawanan yang muncul oleh demokrasi barat, khususnya demokrasi
Inggris dalam perang dunia kedua. Pidatonya yang terkenal, berjudul
"Darah, Keringat dan Air mata" (Blut, Schweiss und Traenen) yang
diucapkannya pada tanggal 13 Mei 1940, menunjukkan betapa ia menguasai teknik
berbicara secara retoris. Ia mempergunakan kata-kata sebagai senjatanya yang
ampuh. Pidato-pidatonya yang disusun dalam tujuh jilid, memberi kesaksian bahwa
Winston Churchil adalah seorang ahli pidato terbesar dan seorang penyambung
lidah rakyat Inggris termasyhur pada abad ini.
C. Amerika Serikat
Amerika Serikat yang juga memiliki Demokrasi Angko-Amerika,
sudah memiliki tradisi retoris parlemen sejak kira-kira dua ratus tahun
terakhir. Nenek moyang bangsa Amerika adalah orang-orang yang pandai berbicara.
Tanpa modal kepandaian berbicara ini, mereka tidak akan dapat mempersatukan bangsa
Amerika untuk membebaskan diri dari penjajahan Inggris. Retorika di Amerika
Serikat mengalami beberapa tahap perkembangan seperti dibawah ini:
1) Pada Masa Awal
Tokoh-tokoh penting dalam masa ini adalah Patrick Henry
(1736-1799). Dia adalah seorang Gubernur dari negara bagian Virginia, yang
terkenal karena seruannya: "Kebebasan atau kematian". Jhon Quincy
Adams (1767-1848), Presiden Amerika Serikat yang ke 6. Dia adalah Profesor ilmu
retorika. Thomas Cefferson (1743-1826), seorang pemikir terbesar, yang menyusun
dekrit tentang kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776. James Monroe
(1758-1831) adalah presiden Amerika Serikat yang kelima. Dia juga adalah
pencetus Doktrin Monroe, yang disusun bersama Jhon Quincy Adams. Doktrin ini
dimaklumkan secara meyakinkan kepada kongrea pada tahun 1928.
2) perang saudara (1861-1865)
Secara historis, perang sodara ini mentukan hidup dan
matinya Amerika serikat sebagai satu bangsa dan negara. Masalahnya pada waktu
itu menjadi pokok percekcokan adalah penghapusan perdangan budak di negara
bagian selatan. Dalam situasi ini muncul beberapa ahli pidato terkenal seperti
:
a. Henry Clay (1777-1852)
Dia adalah seorang senator dan anggota kongres, seorang
kompromis terkenal. Lewat seni berbicara ini ia menghindarkan perpecahan antara
negara bagian utara dan selatan.
b. Jhon Calhoun (1782-1850)
Ia memiliki kepandaian berbicara, khususnya dalam diskusi
dan debat. Bakat retorisnya sangat membantu Henry Clay.
c. Daniel Webster (1782-1852)
Seorang senator dan demagog terbesar pada masanya. Ia
dijuluki Demosthenesnya orang-orang Yankee. Dalam pidato yang dibawakan pada
tanggal 7 Maret 1850, ia mencoba dengan segala daya dan keterampilan retorisnya
untuk meyakinkan rakyat Amerika, supaya tetap mempertahankan persatuan bangsa.
Argumentasi Webster begitu kuat dan tidak pernah habis sehingga eseis Emerson
pernah mengatakan tentang dia "Meriam yang persiapan amunisinya tidak
habis-habis". Seorang cendikiawan dari Havard University melukiskan daya
sugesti retoris Webster sebagai berikut " Belum pernah pernah satu pidato
begitu mengesankan saya, tiga atau empat kali saya takut, jangan sampai jantung
saya berhenti berdenyut. Kata-katanya begitu merasuki pembuluh darah
saya...saya menjadi begitu terpukau".
ABRAHAM
LINCOLN (1809-1865)
Dia adalah Presiden Amerika Serikat
yang ke-16. Pidatonya yang diucapkan perdepatan dengan Senator Dauglas dari
Illinois mengenai penghapusan perbudakan, dapat dibandingka dengan tese-tese
yang dikedepankan MARTIN LUTHER pendiri Revormasi di Wittenbreg. Pada tanggal 1
januari 1863, ia memaklumkan pembebasan bagi para budak berkulit hitam. Salah
satu pidatonya yang dibawakan ketika meresmikan Taman Pahlawan Gettysburg, pada
tanggal 19 Novembae 1863, adalah yang paling singkat, tetapi sangat berkesan
dan tak pernah lagi akan dilupakan didalam sejarah bangsa manusia. Pidato itu
berakhir dengan kata-kata: “bahwa Pemerintah dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk
rakyat tidak akan lenyap dari muka bumi ini.
Pada tanggal 4 Maret 1845, dalam
pidato pelantikannya untuk masa jabatan Presiden yang kedua kalinya, ia
menghimbau negara-negara bagian selatan Amerika Serikat, supaya jangan memblas
dendam. Beberapa minggu keudian, ia mati ditembak.
3). Abad XIX-XX
Tokoh-tokoh retorika yang terkenal
abad ini adalah:
THEODORE
ROOSEVELNT (1858-1919)
Dia
adalah Presiden Amerika Serikat yang kedua puluh enam.seorang yang pandai
mempergunakan kata-kata secara tepat dalam berpidato sehingga membawa dampak
dan pengaruh besar terhadap pendengarnya. Tentang Terusan Penama yang pada waktu
itu dipermasalahkan, ia mengatakan dalam satu pidatonya sebagai berikut, “
Andaikan saya menanti keputusan Kongres, maka mereka akan berdebat kira-kira
lima puluh tahun lagi. Sayamengambil keputusan, dan mulai membangun terusan
ini. Sesudah itu saya akan menyerahkan kepada Kongres untuk diperdebatkan...
tetapi bukan soal terusan, melainkan tentang saya bertindak. Saya menangani
masalah terusan itu dan membiarkan Kongres berdebat... sehingga selama
perdebatan dalam Kongres mencapai kemajuan, pembangunan terusa juga mencapai
kemajuan. “THEODORE ROOSEVELNT adalah juga seorang politikus yang memiliki
taktik yang besar dalam masalah luar negeri.
Dalam
hubungan dengan negara-negara Amerika Latin, ia berpegang pada peribahasa ini,
“Bicaralah lembut, tetapi bawa serta sebuah tongkat pendek, maka anda akan
berhasil!”. Ia bercita-cita menjadi seorang Presiden yang kuat seperti
WASHINGTON dan LINCOLN.
FRANKLIN
DELANO ROOSEVELT (1882-1945)
Presiden Amerika Serikat yang ketiga
puluh dua. Tahun 1933 terjadi krisis ekonomi yang juga menimpa Amerika Serikat
dalam situasi ini ia tampil dalam pemilihan presiden. Dalam masa kampanye ia
terkenal, karena kalimatnya: “ Kalimat ini memiliki dampak psikologis yang
tinggi. Dengan kalimat ini ia menghapuskan rasa takut dalam hati banyak rakyat
Amerika dan dengan itu ia membangun semangat dan rasa percaya diri pada mereka.
Sesudah menjadi Presiden, dalam seratus hari awal masa jabatan, ia sudah
mengatasi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini terjadi berkat kepandaian
retirisnya yang dipergunakan untuk “menjual” program NEW DEAL-nya lewat radio
dan televisi, FRANKLIN DELANO ROOSEVELT juga dekat denga para wartawan, karena
dia yakin bahwa melalui mereka pendapat umum dapat dipengaruhi. Dalam
kunjungan-kunjungan ke daerah, ia senantiasa berusaha untuk dekat dengan rakyat
kecil.
JOHN FITZGERALD KENNEDY (1917-1963)
KENNEDY adalah Senator dan Presiden
Amerika Serikat yang ketiga puluh lima. Seorang yang agresif dalam kampanye
pemilihan Presiden. Ia tampak jelas dalam debat televisi melawan calon Presiden
R. NIXON pada tahun 1960. Pada saat itu KENNEDY tahu bahwa jumlah orang Amerika
yang akan mendapat penjelasan lewat siaran televisi mengenai kampanye pemilihan
Presiden, dua kali lebih besar daripada lewat surat kabar dan Majalah. Sebab
itu kesempatan ini dipersiapakan dan dipergunakannya dengan sangat baik.
Perdebatan itu disaksikan oleh sekitar tujuh puluh juta orang, di mana J. F.
KENNEDY keluar sebagai pemenang.
Ia terkenal karena kepintaran yang
brilian dan karena kemampuan retorisnya yang tinggi. Kepandaiannya dalam seni
berbicara ini didemonstrasikan dalam pidato pelantikannya pada tahun 1961, di
mana tidak hanya membeberkan angka dan
fakta-fakta secara tepat dan lancer, tetapi juga dengan permainan kata yang
mengandung humor yang efektif dan berkesan ketika mengunjungi Jerman Barat dan
membawakan pidato di kota Berlin Barat, ia mengucapkan kalimat yang masyhur,
yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah. Ich bin ein Berliner!
(1963) SORENSEN, penulis pidato-pidato KENNEDY mengakui, “bagi kami, yang
terutama adalah memukau public dan itu berarti : sedapat umngkin pidato yang
singkat, klaimat yang pendek dan kata-kata yang padat, yang logis dan yang
teratur: Menyederhanakan struktur kalimat untuk menjelaskan dan menekankan
sebgaian yang paling pentin…” KENNEDY mencintai gaya bahasa aliterasi bukan
hanya atas dasar ilmu retorika, tetapi karena gaya bahasa itu memungkinkan para
pedengar lebih mengingat isi pidato. Maenurut dia, kata adalah alat untuk
membuat lukisan yang tepat. Sebab itu kata-kata harus dipilih secara teliti dan
dipergunakan secara tepat.
Pada tanggal 22 November 1963, dalam kampanye pemilihan
presiden, ia mati ditembak.
ROBERT FRANCIS KENNEDY (1925-1968)
ROBERT adalah saudara J.F.KENNEDY. dia juga seorang senator
dan terakhir menjabat Menteri Pengadiln, yang kemudian dalam kampanye pemilihan presiden, juga mati
karena tertembak. Dalam kampanye pemilihan presiden ia menunjukan sikap agresif
seperti J.F. KENNEDY. Berbeda dengan saudaranya, ROBERT memiliki gaya retoris
yang lebih sederhana tetapi berkesan. Pidatonya sebagai calon presiden yang
diucapkannya pada tanggal 16 Maret 1968, merupakan karya retoris dan psikologis
yang berbobot.
MARTIN LUTHER KING (1925-1968)
Pada zaman KENNEDY, harus juga disebut MARTIN LUTHER KING,
seorang pengkhotbah kulit dan pejuang hak asasi golongan kulit hitam yang
berasal dari Albama. Dia akhirnya juga menjadi korban pembunuhan politis. Dalam
perjuangan untuk menuntut per samaan hak bagi orang-orang kulit berwarna di
Amerika Serikat. MARTIN L> KING mengembangkan pidato-pidato yang bersifat
demagogis dan memiliki nilai retoris yang tinggi. Pidatonya yang berjudul “I
have a dream”, yang diucapkannya didepan 200.000 pendengar pada tanggal 28
Agustus 1963, di tugu Lincoln di kota Washington, merupakan pidato yang tetap
akan tercatat sepanjang sejarah dunia. Kata kunci yang sennatiasa kembali dalam
pidato ini adalah kebebasa.
Seruannya : “ we want freedom,freedom!”, akan tetap dikenang
oleh generasi-generasi mendatang.
Berbeda dari Jerman Barat. Amerika Serikat memiliki system
pembinaan dan pendidikan dalam ilmu retorika. De sekolah-sekolah dan kolese
selalu ada pendidikan ilmu berpidato dan latiah-latihan berbicara. Disetiap
Negara bagian, selalu diadakan kompetisi untuk berpidato, berdiskusi dan
berdebat. Dari kompetisi ini ditentukan pembicara yang baik.
Di setiap universitas selalu ada Speech Departement, yang
menangani bidang studi berbicara, disertai latihanlatihan praktis dan
penelitian retoris dari sana berasal buku buku ilmiah menganai ilmu retorika.
Di samping itu ada juga kursus-kursus prifat. Tokoh terkenal
yang menangani kursus-kursus prifat ini adalah DALE KARNEGIE (1888-1955).
Kursus-kursus ini terkenal diseluruh dunia. KARNEGIE sendiri menulis banyak
buku mengenai teknik berbicara.
Seorang lain yang juga memimpin kursus retorika prifat
adalah RALPH SMEDLEY. Pada tahun 1924 ia mendirikan Toasmasters International
di Kalivornia. Dalam kursus ini orang dilatih untuk mendengar, berfikir dan
berbicara secara baik dewasa ini, organisasi ini sudah tersebar keseluruh dunia
dan terdapat di lima puluh Negara.
Ada kira-kira 4.000 kelompok diskusi dan pidato diseluruh
dunia. Para anggota mengadakan pertemuan sekali seminggu. Dalam pertemuan itu
mereka membuat latihan berbicara, berdiskusi, memimpin sidang atau konferensi.
Setiap dua tahun di adakan kompetisi membawakan pidato. Pembicara yang paling
baik akan di umumkan kesemua Negara Negara anggota. Ini adalah suatu contoh
dari semangat untuk mempelajari ilmu retorika secara angloamekanis.
D. JERMAN
Sampai saat Reformasi, ilmu retorika dijerman tidak dapat
berkembang pesat. Karena bangsa Jerman dikuasai oleh para
kaisar yang terlalu otoriter, orang bawahan atau
rakyat jelata tidak memiliki kebebasan untuk berbicara. Oleh munculnya
reformasi yang diprakarsai oleh Martin Luther, kepandain dan seni berbicara
mulai dikembangkan, khususnya pada mimbar-mimbar gereja, baik oleh pemimpin
agam prostetan maupun oleh pemimpin agama katolik.
Sekitar perang
dunia kedua, ilmu kepandaian berbicara mengalamiperkembangn yang pesat. Sesudah
kaum nazi (National sozialisten) pada tahun 1993 mengambil alih pucuk
pemerintahan, retorika dijadikan wadah untuk menanamkan pengaruh di antara
rakyat Jerman, khususnya dikalangan generasi muda.
Demagog terkenal
pada zaman ini adalah Adolf Hitler (1889-1945). Dia adalah kanselir Jerman yang
mengantar Jerman menuju perang dunia kedua dan serentak pula membawa Jerman
kepada runtuhan dan perpecahan. Allan Bullock, seorang sejarawan Inggris
menanamkan Hitler: “Seorang demagog besar f\dalam sejarah”. Hitler sudah mulai
tampil sebagai seorang demagog yang manarik, sekitar tahun 1920, ketika masih
hidup dan bertugas di negara bagaian Bayern. Setelah percobaan coup yang gagal
pada tahun 1923, sebagai tawanan iamengarang buku: Mein Kampf , yang
berisi program politiknya. Dalam bab I,6 ia menyajikan propaganda perang: dalam
bab II,6 ia melikiskan arti pidato dan dalam bab XI ia menulis propaganda dan
organisasi. Pidato-pidato Hitler memiliki daya sugesti yang kuat dan
meyakinkan. Ia dapat dengan mudah menguasai dan meyakini massa eakyat meskipun
tidak pernah belajar psikologi massa.
Seorang demagog
lain yang juga terkenal di zaman Nazi adalah Herman Georing (1893-1946).
Georing dalah presiden kerajaan yang kelak menjadi marsekal.
Demagog lain yang
juga terkenal disamping Hitler dan Georing adalah Joseph Goebbels (1897-1945).
Dia dalah menteri yang menangani bagian propaganda pada zaman Hitler. Dia juga
yang menciptakan Fuehrer Mythos (mitos tentang Hitler). Goebbels adalah seorang
demagog yang paling brilian. Hal itu dibuktikannya tidak lewat pidato-pidato,
tetapi juga lewat tulisan-tulisannya. Dia menyadari denagn sungguh-sungguh
bahwa ilmu retorika dalah ilmu untuk berkuasa.
F.
RETORIKA SEBAGAI SATU PROSES KOMUNIKASI
1. Apa
itu Komunikasi?
Komunikasi adalah
proses pengalihan makna antarpribadi manusia atau tukar-menukar berita dalam
sistem informasi. Ada empat faktor yang menjadi prasyarat terjadinya suatu
proses komunikasi yaitu:
·
Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang
mengatakan, mengucapkan atau menyampaikan sesuatu.
·
Warta, pesan atau informasi (I), yaitu apa yang
diucapkan; apa yang disampaikan.
·
Resipiens (R), adalah orang yang mendengar atau
menerima apa yang dikatakan atau disampaikan oleh komunikator.
·
Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan warta atau pesan.
K M
R
(BARTHOLOMAUS, W, Kleine
Predigtlehre, 1974, hlm. 41)
|
|
(lbid. hlm. 42)
Apabila komunikator ingin
menyampaikan sesuatu kepada resipiens, berarti dia memiliki suatu maksud di
dalam pikiran. “sesuatu” yang ada di dalam pikiran komunikator ini, harus
diterjemahkan ke dalam kode-kode yang dapat dimengerti oleh resipiens. Proses
menerjemahkan sesuatu ke dalam kode-kode ini disebut kodefikasi (kodierung)
(D). Pendengar menangkap sesuatu yang dikodefikasikan oleh komunikator, lalu
menerjemahkan ke dalam pengertiannya. Proses yang dilakukan resipiens ini
disebut dekodefikasi (Dt) (Dekodierung). Lihat skema di bawah ini:
|
|
|
|
(lbid.
hlm. 42)
Secara singkat proses komunikasi
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Siapa yang mengatakan (Wer);
Apa yang dikatakan (sagt was);
kepada siapa (zu wem);
melalui medium apa (durch welches Mediium);
dengan efek apa (mit welcher Wirkung).
Apa yang dikatakan (sagt was);
kepada siapa (zu wem);
melalui medium apa (durch welches Mediium);
dengan efek apa (mit welcher Wirkung).
Jadi
komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, di mana
komunikator menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Retorika
sebagai Proses Komunikasi
Sebuah contoh: sebuah mobil bekas akan dijual. Pemilik mobil tentu
ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan
calon pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan tentang merk, tipe, tahun
keluaran dan ciri khas mobil, tetapi dia juga pasti juga akan memuji-muji mobil
tersebut. Misalnya terpelihara baik, tentunya sangat cocok dengan keadaan jalan
dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya: mobil bekas yang paling ideal,
yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnta masih terlalu murah.
Di lain pihak
calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu dengan harga yang murah
(tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar-menawar dalam perdagangan, diman
penjual dan pembeli saling memberikan argumentasi untuk mencapai yuuannya
masing-masing.
Dari contoh diatas
dapat dilihat aspek-aspek komunikasi retoris sebagai berikut:
·
Seorang
pembicara, menyampaikan kepada;
·
Seorang
pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan:
·
Sesuatu;
·
Dengan maksud
dan tujuan tertentu (menjual mobil);
·
Memberikan
argumen-argumen terhadap isi pembicaraan:
·
Sambol
mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris
Ada banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam proses
komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi
seperti: komukikator,pesan, medium dan resipiens.
A. Pada Komunikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses
komunikasi retoris dalah;
1) Pengerhuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan
adalah pengusaan bahasa dan keterampilan mempergunakan bahasa; keterampilan
mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada
resipiens; kemampuan untuk mengenal dan memnganalisis situasi pendengar
sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Disamping itu
jenis hubungan antara komunikator dan resipiens juga dapat mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi.
2) Sikap komunikator
Sikap kominikator
seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan
meyakinkan; sikap rendah hati; rela mendengar dan menerima anjuran dapat
memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam
komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas,
kerena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan
dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai
bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya
mengetahui dan mengerti hal-hal praktis darikehidupan harian para pendengarnya,
supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4) Sistem sosial
Setiap komunikator
berada dab hidup didalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau
jabatan yang dimiliki kominikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi
efektivitas kominikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin aau bawahan; sebagai
orang yang berpengaruh atau tidak).
5) Sistem kebudayaan
Disamping sistem
sosial, sistem kebudayaan ynag dimiliki seorang komunikator juga dapat
mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan
pandangan hidup yang diwarisnya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi
efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
B. Faktor-faktor pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikator.
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya terjadi
kominikasi, resipiens harus menguasai bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya
dapat saling berkominikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan
perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedu belah pihak.komunikasi
tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak
dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan
bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat
berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.
2) Sikap resipiens
Faktor ini juga
dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positip seperti
terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam
proses komunikasi; sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jrngkel,
tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
3) Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan
karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat payuh, rendah hati, suka
mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang
bisa menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan.
Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan
yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini, apabila
mereka mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para
pendengarnya.
C. Faktor-faktor Pada Pesan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor
ini perlu diperlihatkan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi
retoris.
1) Elemen-elemen Pesan
Komunikator
menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator
harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat
membawa efek yang besar. Elemen-elemen iyu berupa kata-kata dan kalimat,
pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yng dipakai untuk
mengkonkretisasi pesan suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak
untuk memperjelas pesan yang disampaikan.
2) Struktur Pesan
Struktur pesan yang ingin
disampaikan juga dapat mempebgaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang
perlu diperhatikan adalah susunan organis dimana elemen-elemen itu dikedepankan
untuk mengungkapkan pesan. Pada struktur atau susunan pesan harus jelas dan
mudah dimengerti.
3) Isi Pesan
Isi pesan yang
diungkapkan lewat medium dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan
seharusnya mudah ditangkap, tidak bolah terlalu sulit, dan tidak mengandung
terlalu banyak kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi
pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas,
terinci dan tepat.
4) Proses Pembeberan
Yang dimaksudkan
adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga
kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks,
terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek
yang berbeda dalam proses kominikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih
lanjut.
4. Kegunaan Komunikasi retoris
Mengapa komunikasi retoris itu penting? Konrad Lorenz mengatakan;
“Apa yang diucapkan tidak berarti didengar; apa yang didengar, tidak berarti
juga dimengerti; apa yang dimengerti yidak berarti diseyujui; apa yang
disetujui tidak berarti diterima; apa yang diterima tidak berarti juga
dihayati; apa yang dihayati tidak berarti juga mengubah tingkah laku.”
Kalimat-kalimat
ini mau mengungkapkan kesulitan dalam proses komunikasi antarmanusia. Antar ide
atau pikiran dan realisasinya yang konkret terbentang satu jalan yang panjang,
yang memiliki berbagai macam kesulitan dalam penyampaian, sehingga dapat
mengurangi efektivitas dalam proses komunikasi.
Oleh karena itu
komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat didengar; apa
yang didengar dapat dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang
disetujui dapat diterima; apa yang diterima dapat dihayati dan pa yang dihayati
dapat mengubah tingkah laku.
Monologika adalah
ilmu tentang seni berbicara secara
monolog. Dalam monologika hanya satu orang yang berbicara kepada seorang lain
atau kepada sekelompok orang. Bentuk utama monologika adalah pidato. Komunikasi
dalam proses berpidato lebih bersifat satu arah, sebab hanya seorang yang
berbicara, sedangkan yang lain mendengar. Bab ini akan menguraikan pokok-pokok
tentang: jenis-jenis pidato; ciri-ciri suatu pidato yang baik; skema pidato;
teknik mempersiapkan pidato dan contoh skema pidato.
A. JENIS-JENIS
PIDATO
jenis pidato
ditentukan oleh beberapa faktor seperti: situasi, tempat, tujuan dan isi
pembicara. Faktor-faktor yang menjadi patokan untuk menentukan jenis pidato
adalah:
1.
Bidang Politik
Dalam dunia politik
sering diucapkan pidato yang bertujuan politis. Pendengar pidato politis pada
umumnya adalah massa rakyat. Tujuan pidato politis pada umumnya bukan mengajar,
tetapi mempengaruhui; bukan meyakinkan, tetapi membakar semangat. Oleh karena
itu pembicara harus menguasai psikologi massa. Di samping itu dia harus
menguasai teknik dan taktik berbica. Dia juga harus menguasai teknik
penampilan, sehingga memberi kesan pasti dan mengandung kepercayaan pihak
pendengar dan dirinya. Seorang pembicara politis yang baik, harus sanggup
membimbing massa untuk mengambil keputusan, meskipun hanya dengan menggunakan
suaranya. Kata-katanya tidak boleh hanyak menyentuh akal para pendengar tetapi
dan terutama juga hati mereka.
Jenis-jenis pidato
politis yang lazim dibawakan adalah: pidato kenegaraan, pidato parlemen, pidato
pada perayaan nasional, pidato pada kesempatan demonstrasi dan pidato kampanye.
Pidato-pidato
politis umumnya panjang dan dapat dibawakan langsung di hadapan massa atau
dapat juga melalui media komunikasi seperti radio dan televisi.
2.
Kesempatan Khusus
Ada banyak
kesempatan atau pertemuan tidak resmi, di mana orang harus membawakan pidato.
Suasana pertemuan semacam ini pada umumnya akrab, sebab para peserta sudah
saling mengenal, seperti: pertemuan keluarga, sidang organisasi dan sidang
antara para anggota dan pimpinan perusahaan. Bentuk pidato yang dibawakan
biasanya disebut kata sambutan, lamanya antara 3-5 menit. Pidato atau sambutan
ini lebih diarahkan untuk menggerakkan hati dan bukan pikiran pendengar.
Sasaran utamanya adalah perasaan, bukan pengertian.
Jenis-jenis pidato
yang dibawakan pada kesempatan ini adalah: pidato ucapan selamat datang, pidato
untuk memberi motivasi, pidato ucapan syukur, pidato pembukaan dan pidato
penutup.
3.
Kesempatan Resmi
Dalam kehidupan
bermasyarakat sering diselenggarakan berbagai pertemuan karena alasan-alasan
resmi. Para peserta yang hadir adalah para pejabat, para pembesar atau
orang-orang terkemuka yang datang dalam suasana formal. Bentuk pidato pada
kesempatan ini juga disebut Kata Sambutan. Dalam kesempatan resmi, pidato atau
sambutan yang dibawakan seharusnya singkat, meskipun di sampaikan secara bebas.
Sasarannya lebih untuk menggerakkan perasaan dan bukan untuk menanamkan
pengertian nasional.
Jenis-jenis pidato
yang diucapkan pada kesempatan seperti ini adalah: pidato Hari Ulang Tahun
(HUT), pidato pernikahan, pidato perpisahan, pidato pelantikan, pidato pesta
perak dan pesta emas.
4.
Pertemuan informatif
Dalam hubungan
dengan pembinaan, sering di selenggarakan pertemuan-pertemuan informatif.
Maksudnya adalah pertemuan dalam Kelompok-kolompok kecil atau besar, baik dalam
dunia pendidikan, maupun dalam bidang kehidupan lain, dengan maksud untuk
memberi dan membagi informasi atau untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Pidato yang
dibawakan pada kesempatan ini juga bersifat sungguh-sungguh, ilmiah, objektif
dan rasional. Konsentrasi pembeberanya lebih pada penalaran rasional.
Jenis-jenis pidao
informatif adalah:
- KULIAH
Kuliah adalah
penyampaian ilmu pengetahuan di dalam Universitas atau Sekolah Tinggi. Di dalam
kuliah, salah satu bahan atau tema dari
bidang ilmu tertentu ditawarkan lewat sejumlah kuliah yang diberikan
berturut-turut. Cara menyajika biasanya
dengan membaca teks yang sudah dipersiapkan.
- CERAMAH
Pada dasarnya tujuan
ceramah adalah memberikan informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu bahan yang
diceramahkan harus dipersiapkan dengan teliti. Ceramah harus menampilkan posisi
yang jelas, bahasa yang padat dan berisi: pikiran yang tersusun logis dan
memiliki skema yang jelas serta hubungan yang serasi antara bagian-bagianya.
- REFERAT/MAKALAH
Sebuah referen atau
makalah sebenarnya adalah suatu ceramah singkat mengenai satu bidang ilmu
pengetahuan, yang berlangsung antara 10-20 menit. Seringkali referat juga
merupakan pengantar kedalam salah satu bidang; atau dipakai sebagai salah satu
acara dalam perundingan, sehingga orang menyebutnya: pengantar singkat atau
referai singkat. Referat dapat juga dibawakam dalam diskusi, dalam komperensi
atau konperensi meja bundar. Pada dasarnya referat di batasi uraiannya pada
hal-hal yang esensial, sehingga lebih mengenai budi dan bukan perasaan manusia.
D.
PENGAJARAN
Pengajaran adalah
uraian yang disusun secara pedagogis, umunya di bawakan untuk kelompok orang
setingkat SLTP dan SLTA. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, sehingga tidak
begitu membosankan.
E.
WEJANGAN INFORMATIF
Ini adalah ceramah
yang santai di depan sekelompok pendengar dalam jumlah yang kecil. Bentuk ini
sering dipakai apabila menunjukkan slides atau film. Gambar atau
film menjadi pokok pembicaraan, sehingga tidak menuntut suatu persiapan yang
teliti.
B.
CIRI-CIRI SUATU PIDATO YANG BAIK
Ada
sembilan hal yang mencirikan suatu pidato yang baik yakni saklik, jelas, hidup,
memiliki tujuan yang jelas, bergaya klimaks, memiliki pengulangan, mengandung hal-hal
yang mengejutkan, singkat tapi padat danmengandung humor.
1.
Pidato
Yang Saklik
Pidato
itu saklik apabila memiiki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung
kebenaran. Saklik berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan
formulasinya, sehingga indah kebenaran, tetapi bukan berarti dihiasi dengan
gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada hubungan
yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian
pribadi.
2.
Pidato
Yang Jelas
Ketentuan
sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicara harus mengungkapkan pikirannya
sedemikian rupa sehingga tidak hanya sedapat mungkinisinya dapat dimengerti,
tetapi juga jangan sampai ada kemungkinan untuk tidak dimengerti.oleh karena
itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas
untuk menghindarkan salah pengertian. Moltke pernah berkata kepada para opsir
pada tahun 1870: “suatu perintah yang dapat menimbulkan salah pengertian, akan
tetap dimengerti salah”. Hal yang sama juga berlaku untuk pidato. Theodor Heuss
biasa menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki formulasi pidato yang telah
ditulisnya, untuk menghindarkan salah pengertian pada para pendengar. Pembicara
yang tidak dapat mengungkapkan pikiran secara jelas umumnya karena dia sendiri
belum memahami masalah secara tepat dan benar atau karena dia mau
menyembunyikan pendapatnya.
3.
Pidato
Yang Hidup
Sebuah
pidato yang baik harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan
gambar, cerita pendek, atau kejadian-kejadian yang relavan sehingga memancing
perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan
ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau definisi.
4.
Pidato
Yang Memiliki Tujuan
Setiap
pidato harus memiliki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus
dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato tujuan ini
hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak
kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Kalimat-kalimat yang
merumuskan tujuan dan kalimat-kalimat pada bagian penutup pidato harus
dirumuskan secara singkat,jelas tetapi padat. Dalam satu pidato tidak boleh
disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok; lebih baik disodorkan satu
pikiran dan tujuan yang jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran
yang tidak jelas sehingga mudah dilupakan!
5.
Pidato
Yang Memiliki Klimaks
Suatu
pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi
kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau
kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah
menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan
rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus dirumuskan
sebaik dan sejelas mungkin. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks
itu harus munculsecara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena
mengharapkan tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang
dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan memberikan bobot kepada pidato.
Usahakan upaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan di antara
pembukaan dan penutup pidato.
6.
Pidato
Yang Memiliki Pengulangan
Pengulangan
atau redundans itu penting karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas
pengertian pendengar. Pengulangan itu juga menyebabkan pokok-pokok pidato tidak
segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan memberi
efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa
yang dimaksudkan terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini
berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan
bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama hanya diberi pakaian yang baru dan
menarik!
7.
Pidato Yang Berisi
Hal-Hal Yang Mengejutkan
Sesuatu ini
mengejutkan karena mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya; atau karena
meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi di tempatkan dalam konteks atau
relasi yang baru dan menarik. Munculnya hal-hal yang mengejutkan dalam pidato
berarti menciptakan hubungan yag baru dan menarik antara kenyataan-kenyataan
yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal-hal yang mengejutkan itu
dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar,
tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8.
Pidato Yang Dibatasi
Orang tidak boleh
membeberkan segala soal atau masalah dalam satu pidato. Oleh karena itu pidato
harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja. Pidato yang isinya
terlalu luas akan menjadi dangkal. VOLTAIRE mengatakan: "Rahasia mrmbuat
pendengar merasa bosan ialah menyampaikan segala sesuatu dalam satu
pidato!" MARTIN LUTHER pernah
memperingatkan para pengkhotbahnya dengan kata-kata ini: "Naiklah ke
mimbar, bukalah mulutmu dan berhentilah segera!" Maksud M. LUTHER supaya
orang berbicara singkat tetapi padat; berarti harus membatasi diri.
Itulah sebabnya
apabila menurut pengamat kita para pendengar sudah merasa bosan, berhentilah
berpidato; maka para kesempatan berikutnya kita masih mendapat pendengar yang
mau mendengarkan kita! MARK TWAIN menceritakan bahwa ia pernah pergi ke gereja
untuk mendengarkan khotbah tentang misi. Sebelum pendeta mulai berkothbah, ia
berpikir untuk mendermakan lima dollar. Tetapi setelah khotbah itu berlangsung
satu jam, MARK TWAIN memtuskan untuk hanya memberi setengah dollar, dan karena
ternyata pendeta memperpanjang lagi khotbahnya selama satu jam, berarti khotbah
itu berlangsung selaina dua jam, pacla akhir upacara mark TwAnW meredusirrasa takut dan cemas
dan ketegangan karem kannya memberi derma, tetapi justru mengambi! satu dollar
J n.,nna terlalu
tinggi. Beitucara
tanpa teks dan persiapai kotak derma. Alasan mark
twain: "Dia berkhotbah terlalu la hingga menyita waktu saya. Waktu
adalah uang. Jadi harus diba;
trena konsen-
vang terlalu tinggi. Berjoicara tanpa teks
dan persiapan rnenye-Li, n bahwa orang berpidalo tanpa rencana dan
tak ada tujuan atau
terlalu panjang.
"'j satu pidato yang baik dan
berbobot harus memiliki skema
Berlangsung selama dua jam, pada akhir upacara. MARK TWAIN
bukannya member derma, justru mengambil satu dolallar dari kotak derma. Alasan
MARK TWAIN: “ Dia berkhotba terlalu lama, hingga menyita waktu saya. Waktu
adalah uang. Jadi harus dibayar!”
9. Pidato yang
Mengandung Humor
Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu
banyak, sehingga member pesan bahwa pembicara tidak bersungguh-sungguh. Humor
itu dapat menghidupkan pidato dan member kesan yang tidak terlupakan oleh
pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan
perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya. Dalam salah satu sidang
parlemen, berkatalah KONRAD ADENAUER kepada pimpinan partai komunis, “ Betul
kan, Tuan, andaikan anda memegang pucuk pemerintahan, pasti anda akan
menggantung saya!” pemimpin partai komunis langsung menjawa, “Itu sudah pasti
tuan ADENAUER, tetapi dengan penghormatan yang besar!”
C. SKEMA PIDATO
1. Tujuan Skema
Pidato
Sebuah pidato harus disusun sebaik mungkin, sebagaimana
mengolah karya seni. Sebuah rumah yang bagus, harus juga dibangun menurut
ukura, skema dan aturan tertentu. Onggokan batu dan pasir, meskipun banyak
sekalipun, belum menjadi satu rumah. WELLER mengatakan : Satu onggokan besar
batu belum bisa disebut rumah. Untuk membangun dibutuhkan perencanaan,
konstruksi, sistematisi statistik dan logik. Pikiran-pikiran yang terpencar
tanpa hubungan satu sama lain selalu menghasilkan pidato yang buruk, yang tanpa
ujung pangkal. Jadi setiap pejabat, atau orang yang mempunyayi posisi tertentu
dalam masyrakat, sangat dianjurkan supaya jangan pernah berbicarabebas, tanpa
persiapan; tetapi harus berbicara dengan menggunakan skema tertentu atau dengan
mempergunakan kata-kata kunci. Hal ini akan meredusir rasa takut dan cemas dan
ketegangan karena kensentrasi yang terlalu tinggi. Berbicara tanpa teks dan
persiapan menyebabkan bahwa berpidato tanpa rencana dan takada tujuan atau
terlalu panjang. Jadi satu pidato yang baik dan berbobot harus memiliki skema
dan struktur tertentu.
2. SKEMA PIDATO
Ada beberapa kemungkinan skema yang dapat dipergunakan dalam
menyusun suatu pidato. Setiap skema yang disodorkan dibawah ini bukan satu-satu
nya resep yang sempurna., tetapi hanya sebagai contoh.
A.SKEMA LIMA KALIMAT
Skema lima kalimat ini dikembangkan oleh E.DRACH dan
H.GESSNER(Bdk. GESSNER Rhetorik, Cet. Ke-4, 1978 hlm, 121 dst.). skema bertolak
dari satu pernyataan, satu kalimat atau satu pikiran. Pikiran awal ini
mendorong prmbicara dan pendengar untuk berpikir lebih lanjut. Pikiran awal
ini, yang menjadi titik tolak, dikembangkan menjadi satu rancangan pikiran( denkplan) yang tersusun
dalam paling tinggi tiga (3) langkah ketiga langkah ini harus menjelaskan soal
dari pikiran awal dan harus member gambaran yang jelas kepada pendengar. Dengan
itu ia menghantar jalan pikiran kepada satu titik tujuan, yang harus dirumuskan dalam satu kalimat. Kalimat
terakhir ini bertujuan rasional bagi pendengar atau dalam situasi tertentu
dapat merupakan dorongan untuk bertindak.
Contoh :
-
Waktu bebas itu penting
-
Orang bisa beristirahat; atau memulihkan
kesehatannya.
-
Atau bisa juga mengikuti kursus pembinaan
lanjut.
-
Keduanya (2+3) membantu perkembangan kepribadian
yang utuh.
-
Sebab itu pergunakanlah waktu bebas sebaik
mungkin.
1) Mengapa Justru Lima Kalimat?
Penggunaan angka lima ini
berdasarkan pengalaman, bahwa manusia mempunyai lima jari. Sejak zaman Yunani
kuno, ilmu retorika sesudah ARITOTELES mempergunakan angka ilmu ini prisai
berdebat.
Dalam filsafat skolastik, orang
mempergunakan lima langkah dalam berdebat:
1. Menggunakan masalah (Quaestio atau propositio);
2. Melihat apa yang tidak termasuk masalah (Videtur quod
non);
3. Argumen kontra (In opposiotum: contra);
4. Argumen pro (In opposiotum: pro);
5. Jalan leluar/penyelesaian masalah (Solution).
Dalam abad modern Dewey mengemukakan satu teori berpikir yang
juga terdiri atas lima langkah:
1. Orang berhadapan dengan satu kesulitan;
2. Kesulitan ini dilokalisasi, didefinisikan, dibatasi;
3. Penyodoran jalan keluar yang mungkin;
4. Akibat-akibat logis dari jalan keluar yang di anjurkan itu
dan
5. Memperhatikan akibat lanjut dalam kehidupan praktis.
Dalam proses belajar psikologi, Correl, W dalam bukunya
Lernpsychologie, cet ke-16, 1978 juga mengemukakan 5 langkah
1. Motivasi;
2. Pembatasan masalah (proyeksi tujuan);
3. Diskusi (Varsuch und irrtum)
4. Penyodoran jalan keluat (kemungkinan jalan keluar); dan
5. Aplikasi, penegasan jalan keluar (Lösungsverstärkung),
R. Wittsack dalam ilmu tetorika menggunakan juga lima langkah
untuk berbicara:
1. Mengapa saya bicara;
2. Apa yang saya bicarakan;
3. Bagai mana keadaan masalah ini sampai sekarang?
4. Apa yang mau dicapai? dan
5. Dorongan/ajakan untuk bertindak.
Jadi, lima langkah ini adalah kebiasaan sejak zaman Yunani
kuno yang tetap di kembangkan hingga kini.
2. Kemungkinan-kemungkinan dalam
Menggunakan Skema Lima Kalimat:
ada (6) kemungkinan untuk menyusun
pidato berdasarkan skema lima kalimat:
a). Skema mata rantai
1. Anjuran dari A agar garasi mobil kita dibiarkan terbuka
setiap saat, itu sangat berbahaya.
2. Kita, harus mempertimbangkan, entah mengenai pintu garasi
dikunci, atau menugaskan seseorang untuk menjaga garasi sampai malam.
3. Menurut saya, jalan yang paling baik, ialah mengunci pintu
garasi sesudah pukul 22.00.
4. Sehingga kita bisa memarkir motor kita di sana tanpa takut
dicuri.
5. Jika kita harus memutuskan, bahwa pintu garasi motor
dikunci pada pukul 22.00.
Gambar:
Skema mata rantai ini mempunyai
hubungan yang kronologis dan atau logis yang kuat antarapikiran yang satu
dengan yang lain.
b). Skema
Kompromis
1.
A Berpendapat:
garasi kita aman, tidak oernah ada motor yang dicuri, atau dicopot sebagai
komponennya.
2.
B menyanggah
pendapat A, sambil memberikan bukti bahwa dua minggu lalu, EB 235 kehilangan
penutup tangki bensin dan EB 573 kehilangan kaca spion kiri.
3.
Menurut saya,
persoalan sebenarnya adalah motor-motor itu sendiri dan garasi untuk motor itu.
4.
Supaya kita
jangan pusing lagi dengan soal ini, maka anjuran saya, jual saja montor itu dan
bongkar saja garasi itu. Kita bisa naik kendaraan umum yang tiap hari lalu
lalang.
5.
Saya kira kita
harus berpikir ke arah ini, menjual motor-motor kita dan menggunakan kendaraan
umum!
Gambar:
c).
Membandingkan Dua Pendapat
1.
Kelompok A
mempertahankan masa KKN sesudah tingkat IV.
2.
Argumen mereka:
masa yang baik untuk mengenal kehidupan masyarakat sebelum wisuda sarjana dan
kesempatan baik untuk mematangkan komitmennya terhadap permasalahan masyarakat.
3.
Kelompok B,
berpendapat:hilangkan saja masa KKN sesudah tingkat IV.
4.
Alasannya:
selama di fakultas juga ada kesempatan untuk praktek lapangan ditengah
masyarakat.
5.
Saya tidak
setuju dengan kedua pendapat ini, tetapi menganjurkan … kuliah sampai mid
semester, sesudah itu praktek sampai liburan besar.
Gambar:
d).
mengabaikan satu produk
1.
Sudah satu jam
kita berdiskusi menenai waktu bebas.
2.
Sampai sekarang
hanya dikatakan bahwa waktu itu baik untuk mempraktekan hobi.
3.
Dan dengan itu
diabaikan pikiran bahwa waktu bebas juga bisa dipergunakan untuk membina dan
berbenah diri.
4.
Ada banyak
kemungkinan untuk memnina dan berbenah diri.
5.
Coba kemukakan
anjuran-anjuran untuk mimbina dan membenah diri dalam waktu bebas.
Gambar:
e).
skema deduktif (yang bertolak dari yang umum kepada yang khusus)
1.
Secara umum
orang berpendapat bahwa mengirim mahasisa untuk studi lanjut ke Eropa itu
mudah.
2.
Dari
pengalaman, ternyata bukan hal yang mudah.
3.
Sebab, pertama,
kebudayaan dan tingkat pendidikan yang sangat berbeda.
4.
Di samping
itu, ada masalah penguasaan bahasa asing
untuk dapat belajar pada Universitas di Eropa.
5.
Kesimpulan:
mahasiswa yang dikirim ke Eropa harus mempersiapkan diri dalam hal kebudayaan
dan bahasa asing.
Gambar:
f). skema dialketis
1.
Manusia harus
mengembangkan kepribadiannya.
2.
Untuk itu ada
banyak tawaran khusus dan seminar.
3.
Tetapi selama
liburan orang juga dapat mengembangkan kepribadiannya.
4.
Hal itu hanya
mungkin apabila manusia memiliki waktu bebas.
5.
Jadi, waktu
libur harus diperpanjang.
Gambar:
Skema
lima dapat dipergunakan dalam
siding-sidang atau konferensi, di mana orang harus menggunakan pendapatnya;
atau kalau harus member pembuktian dan argumentasi.
B. SKEMA
LIMA W
Sebagai satu
konstruksi dasar dan garis besar dapat dipergunakan lima pertanyaan. Jawaban
atas kelima pertanyaan ini dapat memberikan bahan-bahan penting untuk menyusun
satu pidato.
·
Siapa
(Wer): Siapa yang akan saya hadapi dalam pidato itu?
Siapa yang
harus saya pengaruhi?
Tentang siapa
saya akan berbicara?
·
Apa
(Was): Pikiran/ide apa yang perlu dibeberkan?
Apa yang menjadi bagian utama dari pidato?
Apa yang
merupakan bagian yang kurang penting?
Apa yang menjadi
tema pokok?
Apa yang menjadi
subtema?
·
Dengan
apa (Womit): Dengan apa saya akan mengemukakan argumentasi?
Dengan bukti apa
saya akan memperkuat pendapatku?
·
Bagaimana
(wie): Bagaimana saya menyusun pidato ini?
Bagaimana urutan
atau susunannya?
·
Kapan
(wann): Kapan saya harus membawakan!
Kapan saya harus menyerahkan naskah?
c. SKEMA
MENURUT APHTONIUS
Ahli pidato
Aphtonius dari yunani, yang hidup pada abad ketiga sesudah Masehi, mengemukakan
satu skema pidato yang terdiri dari delapan langkah seperti di bawah ini:
1. Tema
pidato
2.
Penjelasan
3.
Pendasaran
4. Pikiran
dan pendapat yang berlawan
5.
Perbandingan
6. Contoh
7.
Pembuktian
8. Penutup
D. SKEMA
TIGA BAGIAN (MODEL SKEMA CICERO)
Menurut
skema ini pidato terbagi atas tiga bagian yakni: pendahuluan, bagian utama
(isi) dan penutup.
1)
Pendahuluan
Ucapan
salam, pembukaan, titik tolak dan penghantar ke dalam tema yang akan
dibicarakan. Pertanyaan: mengapa saya berbicara? Apa yang menjadi alasan bahwa
saya berbicara.
2) Isi
pidato (bahan utama)
(Penjelasan
masalah sebenarnya yang dilihat dalam tiga perspektif: masa lalu, masa kini dan
masa depan); Apa yang mau dicapai? Perubahan-perubahan yang mungkin
dilaksanakan; Anjuran-anjuran; Argumentasi dan pembuktian dan lain-lain.
3) Penutup
Bagian
penutup berisi; rangkuman, permintaan/permohonan; tuntutan; tindakan konkret
yang harus dijalankan; pelaksanaan, harapan dan lain-lain.
D. TEKNIK
MEMPERSIAPKAN PIDATO
1. Sumber
untuk Menemukan Pidato
Orang yang
mau mempersiapkan pidato, harus selalu membuka mata dan telinga, terhadap
informasi-informasi yang baru dan istimewa. Sebab untuk mengolah suatu tema
untuk dibawakan didepan publik, bukan hanya perlu sumbangan pikiran pribadi
yang berasal dari pengalaman, bidang studi pengetahuan dan kesan-kesannya;
tetapi ia juga harus mengunoulkan bahan-bahan pengalaman dari dunia sekitarnya,
dari manusia lain dan dari situasi asing lainnya. Dengan kata lain, dia harus
menemukan sumber-sumber dari mana ia dapat menemukan dan memeperdalam tema yang
akan dibahas.
A. MENEMUKAN
DAN MENYIMPAN BAHAN
Kesulitan
yang timbul ialah bahwa orang mengalami dan mendengar banyak informasi dari
berbagai sumber, tetapi pada akhirnya, orang tidak tahu sama sekali; orang lupa
akan bahan-bahan yang baru dialami, karena tidak tersusun. Oleh karena itu
salah satu cara untuk menyimpan informasi baru yang diperoleh ialah dengan
mempergunakan kartu-tek atau buku harian khusus. Di dalam
kartu-tek atau buku harian itu ditulis: inspirasi yang muncul, anekot,
pengalaman yang berkesan cerita-cerita pendek atau humor dan peribahasa-peribahasa
yang mengundang kebijaksanaan hidup.
B.
SUMBER BAHAN
Semua
bahan yang tersebut di tas ini dapat ditemukan di dalam : bibliotek, surat
kabar, majalah, buku-buku, katalog, brosur, di tempat pameran dan melalui radio
atau televisi. Bahan yang dikumpulkan ini, hendaknya disusun secara sistematis
dan diberi daftar isi.
C.
TEKNIK MEMBACA
Dalam
hubungan ini, maka teknik membaca ini juga dapat membantu. Kalau membaca buku,
majalah, surat kabar harian atau brosur dan lain-lain, maka bacalah dengan
perhatian dan kesadaran penuh. Berikan tanda dengan mempergunakan: garis
dibawahnya, atau di pinggir halaman. Buatlah kode sendiri menurut jenis bahan
yang ditemukan.
Misalnya:
pp: = penting sekali;
/ = penting;
XXXX// = penting sekali;
* = untuk cerita;
... + ... = yang akan dikutip;
Setiap
orang hendaknya mengembangkan sistem sendiri.
D.
BANTUAN DARI ORANG LAIN
Berbicaralah
dengan orang lain menegenai tema yang akan dibahas. Kajilah pikiran mereka,
karena dapat merupakan sumbangan yang berarti untuk tema yabg sedang disiapkan.
Teristimewa berbicaralah dengan peserta seminar, sebab di dalam seminar, orang
sering memperoleh pikiran-pikiran yang baru. Dengarkanlah semua ceramah yang
ada hubungan dengan tema sebaik mungkin, kalau ada waktu yang cukup. Tanyakan
juga pendapat dari orang-orang yang anda kenal sebagai orang-orang yang
memiliki daya kreativitas yang kuat. Orang-orang yabg dapat membantu kita
menyumbangkan pikiran adalah: rekan kerja, anggota organisasi tempat kita juga
menjadi anggotanya, para peserta seminar atau konferensi, para dosen, anggota
keluarga, sahabat dan kenalan yang berpendidikan atau dianggap tahu mengenai
tema itu.
E.
PADA TEMPAT-TEMPAT YANG DIKUNJUNGI
Bukalah
mata dan perhatikan, bila memasuki ruangan biro, kantor, tempat tunggu, atau
tembok-tembok gedung. Pada tempat-tempat itu sering terdapat sitat, pribahasa
dan sanjak-sanjak yang menarik. Pada kaca jendela deoan sebuah mobil tertulis:
"Du kannst Gott hassen, Du kannst Gott schimpfen, Du kannst
tot schalgen, Du kasnnt Gott verfluchen.
Aber Du kannst ihn nicht hindern, Dich zu suchen Und Dich zu
lieben."
Pada
dinding sebuah ruamh susun, di dekat stasiun kereta api Bochum-Jerman Barat tertulis:
"Jesus Christus liebt Dich!"
Pada
tembok sebuah gedung besar di Jerman Timur tertulis dengan huruf yang besar
sekali kalimat di bawah ini:
"Unser Weg war und ist richting, Unser Ziel ist klar!"
F.
DAFTAR LITERATUR
Salah
satu sumber yang baik juga adalah daftar pustaka pada ahkir buku-buku fak
ilmiah, yang memberi petunjuk mengenai buku-buku lain yang membicarakan tema
tersebut.
Semua
sumber dan hasil perhatian dan bacaan ini, tidak akan berguna dan membawa
hasil, kalau tidak dicatat, ditulis dan disusun baik lalu disimpan secra baik.
G. RADIO DAN TELEVISI
Media komunikasi ini juga merupakan
sumber penting dalam mencari bahan untuk mengolah suatu tema. Dalam televisi
tidak hanya disajikan cerita krimi, tetapi juga informasi lain yang dapat dipergunakan
untuk melengkapi tema yang sedang dipersiapkan.
H. TOKO BUKU
Suatu sumber informasi yang cukup
lengkap ialah toko buku. Toko buku yang besar biasanya diperlengkapi dengan
katalog-katalog seperti:
Katalog pengarang yang tersusun secara alfabetis
Katalog tematis, yang berisi titel-titel dari bahan yang dibicarakan
Jika ada daftar buku yang masih bisa dipesan atau yang sudah tidak bisa
dipesan lagi.
Bila sebuah
buku tidak bisa dipesan lagi, tetapi merupakan literatur yang penting, maka
pinjamlah dari perpustakaan, lalu membuat foto kopinya.
I. BUKU-BUKU PENTING YANG HARUS DIMILIKI
Seorang yang
mau berhasil dalam berpidato, hendaknya memilih buku-buku yang penting seperti:
Buku yang berisi peribahasa,
Buku-buku cerita,
Buku mengenai gaya bahasa dan penggunaannya,
Buku yang berisi sifat-sifat dari orang yang penting,
Logat bahasa asing.
2. Teknik Mempersiapkan Pidato
A. PERSIAPAN UMUM
Seorang ahli
podato CLAUS HARMS pernah ditanya berapa lama waktu yang dipergunakannya untuk
menyiapkan pidatonya. Ia menjawab "ya, kira-kira 40 tahun!" Ini
berlebihan. Tetapi ia mau mengatakan bahwa sebuah pidato harus disiapkan dalam
jangka waktu yang lama. Pidato yang tidak mendapat waktu secukupnya untuk
menyiapkan tidak akan menjadi baik. Di bawah ini dikemukakan beberapa ketentuan
umum.
1) Ambillah Waktu Secukupnya
Pembicara harus mengambil waktu yang
cukup untuk menyiapkan pidatonya. Dalam situasi tertentu orang bisa
menghasilkan satu pidato yang baik meskipun dipersiapkan dalam waktu yang
singkat. Pidato presiden Amerika Serikat pada tanggal 19 November 1863, ketika
meresmikan taman pahlawan bagi korban perang saudara pada waktu itu, merupakan
podato yang paling singkat, tetapi tetap diingat oleh rakyat Amerika Serikat
hingga dewasa ini. "Semoga Tuhan membimbing bangsa ini untuk mencapai satu
kebebasan baru, dengan tujuan: Kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat." Pidato ini hanya berlangsung dua menit. Tetapi karena isinya yang
mengena si hati rakyat, maka ia tetap diingat. Tetapi peristiwa ini hanya satu
situasi yang tidak normal. ABRAHAM LINCOLN sendiri tidak puas dengan pidato
ini, karena ia hanya mencatatnya pada dua carik kertas kecil dan karena ia
sendiri tidak mengambil waktu secukupnya untuk mempersiapkan.
2) Bekerjalah secara Sistematis
Bila orang tidak bekerja secara
sistematis, ia akan kehilangan banyak waktu. GOETHE menulis dalam bulan Mei
1798 kepada SCHILLER: "Dengan begitu banyak bahan yang saya miliki saya
akan merasa bimbang, kalau tidak ada aturan yang ketat, di mana saya menyusun
kertas-kertas, mengaturnya secara sistematis dan mempergunakan setiap jam
dengan baik lalu menyelesaikan satu sesudah yang lain." Presiden ROOSEVELT
mempergunakan waktu cukup lama dan bekerja secara sistematis untuk
mempersiapkan pidato kenamaannya mengenai krisis ekonomi. Rancangan yang
terakhir dibacakannya di depan seorang tukang cat gedung putih. Kepada si
tukang cat dia katakan, "Kalau anda tidak mengerti sesuatu dari pidato
ini, katakan saja." Dan tukang cat itu menunjukkan tiga tempat yang harus
diperbaiki. Presiden menerima perbaikan si tukang cat itu dengan hati terbuka.
W. CHURCHILL menyiapkan pidato-pidato parlemennya sampai sekecil-kecilnya,
sampai setiap kata; lalu memghafal bagian-bagian yang penting.
Mempersiapkan satu pidato adalah satu
pekerjaan yang menuntut daya cipta dan usaha dari orang yang bersangkutan. Di
lain pihak pekerjaan ini juga mendatangkan rasa gembira.
TH. A. EDISON pernah mengatakan bahwa
penemuan-penemuan itu terdiri dari 1% inspirasi dan 99% transpirasi.
HAMILTON
memberikan secara singkat 5 ketentuan umum dalam mempersiapkan pidato:
Mencari dan menemukan apa yang mau dikatakan/disampaikan
Menyusun bahan yang dikumpulkan, secara benar dan dibubuhi humor.
Menghiasi dengan gaya bahasa yang baik.
Menguasai pidato yang disiapkan.
Membawakannya dengan semangat dan penuh rasa harga diri.
Sebagai
rangkuman kita kemukakan 10 langkah dalam
mempersiapkan pidato:
Mengumpulkan bahan.
Menyortir bahan dan menyusunnya.
Merenungi bahan (meditasi, menghubungkan bagian-bagian yang lepas,
memberikan komentar pada bahan-bahan tertentu).
Rancangan pidato (sementara).
Perbaikan dalam soal gaya pada bagian utama pidato.
Menyusun kata pembukaan dan penutup.
Mengontrol secara umum.
Penulisan terakhir dalam kata-kata kunci.
Menguasai teks pidato
Penguasaan secara retoris (mencoba membawakannya).
Langkah-langkah
1-6 dan 9-10 dapat ditukar urutannya berdasarkan pertimbangan waktu.
B. PERSIAPAN KHUSUS
1) Langkah-langkah Persiapan Khusus
a. Mengumpulkan bahan
Kumpulkanlah bahan untuk pidato atau
ceramah anda jauh hari sebelumnya. Banyak pidato atau ceramah menjadi dangkal
karena dipersiapkan dalam waktu singkat. Seorang pejabat ditanya, berapa lama
ia menyiapkan pidatonya, menjawab, "Kalau saya hanya berbicara 10 menit,
maka saya perlu satu minggu untuk menyiapkan diri. Kalau saya harus berbicara 1
jam, maka saya perlu 2 hari. Kalau saya punya waktu bicara tak terbatas, maka
saya bisa langsung mulai."
Bahan harus dikumpulkan dalam
perspektif yang luas, artinya bukan saja untuk pidato atau ceramah tertentu
yang akan dibawakan, tetapi juga untuk kesempatan-kesempatan lain. Karena
dengan mengumpulkan bahan orang sendiri juga dapat belajar banyak. HAMILTON
mengatakan, "tidak ada satu tema yang tidak ditemukan di dalam buku."
WILHELM BUSCH mengatakan, "juga bahan yang paling populer sebaiknya
direnungkan dari segi pro kontra."
a) sumber untuk mengumpulkan bahan
Sesudah mengetahui tema apa yang
harus anda bawakan, hendaknya anda pergi ke perpustakaan. Di sana akan dijumpai
buku-buku pegangan, atau buku dan majalah khusus yang membicarakan tema itu.
Carilah tema itu menurut katalog istilah atau kalau sudah mengetahui nama
pengarang, carilah dalam katalog pengarang. Juga carilah di dalam Leksikon, di mana tema tersebut
diuraikan secara singkat disertao daftar literatur yang membahas tema itu.
b) pisahkan dengan jelas bahan asing
Bahan yang dikumpulkan itu ditulis di
atas secarik kertas atau dalam kartu-tek. Jangan lupa memberikan sumber pikiran
itu. Pikiran yang berupa kutipan, harus diberi tanda kutip disertai penjelasan
lengkap di belakangnya. Beberapa catatan yang mempermudah pekerjaan
mengumpulkan:
1.
Penggalan kertas atau kartu-tek dipakai dalam ukuran kartupos (Format A 6).
2.
Tandailah kartu-tek itu dengan satu kata kunci.
3.
Tulislah sejenis mungkin dan berilah tiap katu-tek itu nomor.
4.
Kertas atau kartu-tek itu hanya ditulis pada satu sisi.
5.
Berikan tempat kosong secukupnya untuk perbaikan, perubahan atau menambahkan
sesuatu.
6.
Garis bawahilah bagian yang penting. Gunakan spidol warna.
C)
mengumpulkan bahan sendiri
"Selalu
terjadi hal-hal yang menakjubkan, yang tidak disangka-sangka atau
diharapkan" (BUSCH).Demikian pula dengan pikiran-pikiran berpidato.
Ide-ide sering muncul tidak menurut keinginan orang yang berpidato, tetapi dia
muncul kapan dia mau, tulis W.BUSCH dalam satu surat untuk rekannya. Pikiran
atau ide untuk berpidato, datang tidak tergantung pada kesediaan menerima dari
orang yang bersangkutan, tetapi pada kesempatan-kesempatan yang tak terduga;
misalnya: dalam bis, di kapal terbang, waktu makan, sedang mandi atau di toilet
dan lain-lain. Yang penting ialah bahwa orang harus mengingatnya, sebaiknya
dalam bentuk kata kata kunci dan dicatat di dalam kartu-tek.Kamar tidur seorang
ahli pidato bernama GERHART HAUPTMANN harus selalu di atur pada pagi hari,
karena dia selalu mempergunakan kertas untuk menulis ide-ide yang tiba-tiba
muncul, ketika dia sedang tidur.Sebab itu, kemana mana harus selalu membawa
satu buku catatan, atau kartu-tek (A 7).Sering terjadi bahwa pikiran-pikiran
baik yang tiba-tiba muncul, menghilang begitu saja, karena tidak segera
dicatat."Buku catatan bagi seorang ahli pidato adalah sama dengan jala
bagi seorang nelayan" (Casson). Tentang KURT SCHUMACHER yang meninggal
pada tahun 1952 dikatakan bahwa ia tidak pernah berhenti membuat catatan waktu
membaca, waktu berdialog dengan orang, juga waktu meditasi. (Catatan-catatan
ini, disusun menjadi bahan mentah untuk menulis manuskrip pidatonya). Sangat
dianjurkan supaya memiliki kartu-tek, dimana di dalamnya dicatat segala macam
ide yang tiba-tiba muncul; juga dicatat rumusan-rumusan yang bagus,
Zitat-Zitat, aphorisme dan segala hasil bacaan yang lain.
b.
Menyortir bahan dan menyusun skema pidato
Menyortir bahan dan
menyusun skema merupakan satu kesatuan proses. Sementara menyeleksi bahan-bahan
yang paling penting untuk pidato, orang juga harus mulai memikirkan skema
pidato itu.Bahan yang terkumpul harus dibaca dan direnungkan sehingga mendapat
satu gambaran umum; dan untuk bisa membandingkan pikiran-pikiran yang
terkumpul.Yang terpilih dipakai untuk menyusun pidato, sedangkan yang tidak
terpakai, disimpan untuk kesempatan berikut. Semakin orang membaca dengan teliti
bahan yang dikumpulkan, orang akan memperoleh pengertian yang lebih jelas
mengenai bahan yang akan dibawakan.
Patokan waktu
menyortir:
-Pilihlah
pikiran yang paling baik.
-Yang
utama dipisahkan dari kurang yang utama.
-Bahan
yang terlampau banyak terkumpul, tidak akan menghasilkan satu pidato yang baik,
= Sama seperti soal makan minum: orang makan
minum, bukan pertama-tama dengan memasukan ke dalam mulut dan mengunyah, tetapi
dengan mencernakannya=
Pertanyaan
penuntun dalam menyortir bahan:
-Apa
yang menjadi tujuan utama pidato saya?
-Apa
yang ingin saya capai?
Orang harus sanggup
membatasi bahan pidatonya sesuai dengan tema.NAUMANN mengatakan bahwa bukan
kuantitas bahan yang dikumpulkan itulah yang menentukan keberhasilan satu
pidato, melainkan pengolahannya.
c.
merenungi bahan
sesudah
menyortir bahan, orang hendak merenungi bahan yang disortir itu. Dalam fase ini
ia mencoba menghubungkan satu dengan yang lain dan memberikan komentar yang
perlu. Kesibukan ini disebut juga kesibukan bruto. Di sini ia mengji pikiran
atau ide yang dikumpulkannya, lalu disusunnya. Ada dua factor penting dalam
karya ilmiah yakni mendalami bahan itu satu-persatu;dan menghubungkan satu
pengetahuan dengan yang lain. Ini adalahfase yang terpenting , fase meditasi
a) Beberapa petunjuk dalam merenungi
bahan
¾
Pusatkan konstrasi anda hanya pada satu pikiran pokok. Pikiran
sampingan yang lain, kesampingankan saja. Menurut penyelidikan WILLIAM JAMES,
manusia rata-rata hanya bisa mengembangkan
dirinya seperpuluh darikemungkinan-kemungkina, karena kurang
konsentrasi.
¾
Tempat selalu dalam pikiran di
depan anda, pendengarmu !
Apa yang mau
anda katakana kepada mereka? Apayangmereka inginkan sesuai dengan kebutuhan
mereka?
¾
Perlahan-lahan akanmuncul pikiran pokok.
Pikiran dan renungkanlah setuntas-tuntasnya.
Meditasi itu
mendorong supaya bahan itu diperdalam dan hal itu hanya bisa dicapai kalau
orang menjauhkan diri sejenak dari kesibukan dan keributan harian.Setiap pidato
harus tubuh perlahan-lahandi dalam kita !orang harus dalam jangka waktu tertentu ‘ hidup’ bersama dengan pidato
yang disiapkan !
¾
Bertapapun kita harus mengolah seluruh
bahan, namun jangan mengabaikan” istirahat sejenak yang berdaya cipta ”
b) Persyaratan-persyaratan lahiriah
Dalam menyiapkan pidato, maka prasyaratan-prasyaratan
lahirian di bawah ini harus diperhatikan:
·
Memilih waktu kerja yang baik dan
mempergunakannya secara intensif.
Kerja rohani,
kerja otak harus dijalankan secara teratur dan penuh disiplin. Tanpa
keteraturan dan displin,tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan.
·
Suasana kerja
Situasi dan
suasana kerja juga dapat maenjadi faktor yang menentukan.Pengaruh iklim dan
dunia tidak boleh diremehkan. Ada yang dapat bekerja dengan penuh kreativitas mulai dari pukul 22.00. Ada
yang dapat belajar atau bekerja dengan baik, sesudah minum segelas anggur,
sesudah berjalan-jalan, sesudah melakukan sport dan lain-lain…Orang-orang
Yunani di zaman kuno, sering menggunakan cara berjalan-jalan ini untuk
memperoleh ide-ide baru. Pada abad pertengahan, kebiasaan melakukan jalan salib
di taman atau di luar kapel,juga jadi salah satu faktor untuk mendapatkan ide.
W.GOETHE mengatakan bahwa gerakan yang dibuat di dalam udara yang segar, akan
menimbulkan daya yang kreatif dan produktif.
WILHELM LEHMANN
mengataka, “Sanjak-sanjak mulai muncul dalam diri saya secara lahiriah terutama
di waktu saya berjalan-jalan.Saya adalah tipe seorang manusia berjalan.”
c) Prasyarat-prasyaratbatiniah
Supaya suatu persiapan pidato dapat membawa hasil
yang memuaskan, maka prasyart-prasyarat batin dibawah ini harus dipenuhi:
¾
Bertanya kepada diri sendiri
Waktu merenung
pembicara bertanya kepada dirinya: Manakah sebab-sebab dan akibat-akibat
darimasalah itu? Apa yang menjadi pikiran pokok atau inti pembicara? Apa tujuan
mana yang ingin saya capai? Mengemumakakan pertanyaan kepada diri sendiri
adalah salah satu carauntuk menggerakkan pikiran, sehingga orang mulai berpikir
dan untuk menemukan ide baru. Pertanyaan yang mengandung orang untuk berpikir
akan membuka pikiran orang itu sendiri. Seorang anak kecilbertanya,” Apa yang
dilakukan oleh angin,kalauia tidak bertiup ?” ( Erich Kastner )
¾
Berganti-ganti merenung atau bicara
sambil berpikir. Merenungkan atau meditasi dapat dibuat variasi. Kadang –kadang
diselingi dengan berbicara dengan suara yang jelas sambil berpikir.cra ini akan
mengantar orang untuk menemukan pikiran yang jelas. Filsuf Johann Gottlieb
Fichte menulis tentang pentingnya berbicara sambil berpikir sebagai berikut:”
Berbicara sambil berpikir itumemberi kita satu tingkat baru bagi pengertian-pengertian
kita dalam soal kejelasan dan kepastian. Ia membawa budi lebih dekat kepada
makna dan arti dan membawa pikiran yangabstrakb lebih dekat kepada yang
konkret, dan gambar-gambar menjadi lebih dekat dan tersusun.”
¾
Menghubungkn-hubungan pikiran secara
sistemmatis
Membuat skema
yang logis dan rumusan yangtepat dan efektif.
Plinus, seorang
pelukis mengatakan:nulla dies sine linea(=tidak ada satu hari dilewati tanpa
membuat satu garis). Bila tidak membuat satu garis kecil di atas kertas, gambar
tidak akan jadi. Kerja yang sistematis dan teratur akan membawa hasil yang
lebih baik. halmitonmengatakan dalam hubungan dengan hal ini:” Jangan puas
dengan pikiran yang anda terima dalam ungkapan yang pertama, tetapi berusahalah
menjelaskan dan mengembangkannya lebih lanjut.”
Seperti sudah dikatakan,pidato
harus lahir dalam diri kita. Pikiran atau ide-ide yang baik dan bersifat
original tidak bisa diproduksikan lewat ban berjalan. Hal-hal yang baik
membutuhkan waktu! W. Busch mengatakan:” Sifat tidak sabar, akan membawa orang
pada kegagalan!”
Dapat terjadi bahwa orang butuh
waktu yang lama untuk mencari kata atau ungkapan yang tepat!Luther sering
menggunakan waktu berminggu-minggu untuk mencari kata yang tepat.
Hal baik yang harus diperhatikan
ialah bahwa pikiran yang pokok atau inti tema harus bisa dirangkum dalam
beberapa kalimat.
Isi yang penting dari pidato harus sudah menjadi
jelas bagi embicara selama masa meditasi itu.
d) Rumusan pertama dengan menggunakan
kata-kata kunc
Hasil dari bahan yang dikumpulkan
hingga saat ini,supaya di tulisdalamrumusan-rumusan yang mempergunakan
kata-kata kunci, susunannya hendaknyamemberi satu gambaran umum, kata-kata
kunci yang dopergunakan harus jelassehingga mudah dibaca, terutama kata-kata
pertama. Rumusan-rumusan yang dianggap baik sebaiknya ditulis dalam kalimat
yang jelas.Bagian yang lebih penting digarisbawahi daripada bagian yang kurang
penting. Penggunaan warna dan penomoran yang berbeda-beda ( huruf besar atau
kecil)dapat sangat membantu. Atas dasar konsep yang berdasarkan kata
kunciini,maka dimulailah latihan umum:
Perumusan stilistis, perumusan
bagian utama, pembukaan dan penutup pidato.
Kata pembukaan dan penutupidato,baruakan dirumuskan
apabilabagian inti/utama dari pidato selesai diolah dan dirumuskan. Oleh karena
itu tidaklah bijaksana memulai persiapan pidato merumuskan kata pembukaan
pidato,karena kata pembukaan berfungsi mengantar pendengar ke dalam isi pokok
pidato. Apabila isi bagian utama belum dikethui,tidak dapat disusun kata
pembukaan. Dalam merumuskan tekspidato, orang bisa membaca ataumenyebutnya
dengan sura agakkuat;karena dengan cara itu dapat diperoleh rumusan dan susunan
bahasa yang baik. mendengarkan rumusan yang dibacakan sendiri dapat
mempengaruhi kita sendiri untuk memilih rumusan yang baik. seorang pengarang
yang bernama Wolf Von Niebelschutz( meninggal 1960 ), selalumembaca teks yang
ditulisnya dengan suara lantang, menguji susunan kalimatnya, kejelasan
danakibat-akibat dari pikiran yang ditulisnya; ia menghubungkannya
terus-terusmeneru, sampai mendapat rumusan yang bagus
e)
mengontrol secara umum
periksalah
dengan teliti seluruh teks pidato,dan perbaikalah mana perlu,meskipun hanya
perbaikan kecilsaja! Ada satu cerita dariabadke-16
¾
Seorangg seniman sahabat
Michaelango,mengunjungi Michaelango sdi tempat kerjanya. Michaelango sedang
bekerja, mebuat perbaikan-perbaikan kecil padalukisan hamper rampung.
Sahabatnyaitumenjadi sangattabjub danmengatakankepadanya:”semua yang kau
berbaiki itu hanya perbaikankecil-kecil saja!” Michaelangu menjawab;” memang, hanya
perbaikan-perbaikankecil, tetapijustru perbaikankecil-kecillah yang membuat
karya ini menjadi sempurna dan kesempurnaan itubukanlahsoal kecil.” Kalimatyang
terakhir ini tepat bagi orang yang mempersiapkan pidatonya. Satu pidato yang
sempurnajuga membutuhkan perbaikan-perbaikan kecil dan sepele.
2.
Perhatikanlah proporsi yang harmonis
dari setiap bagianpidato .apakah anda mungkin terlalu memberikan titikberat
pada suatu bagian, dan yang lain terlalusingkat diuraikan?.
Pertimbangkanlahjuga dari segi pendengar anda .tinjaulah kembali rumusan tujuan
pidato yang menjadi initi pembicara.
Fontanemengatakan;”tiga
perempat kesibukan sastraku umumnyailah mempernaikiteks yang sudah kutulis.”Dan
mungkin tiga perempatnyamasih terlalusedikit diungkapkan. Control secara umum
juga bermaksuduntukmeninjau,kalau-kalau ada yang terlalu berlebibihan dan hanya
terlalukurang. Bagian yang tidakperlu lagi atau kurang cocok lagisupaya
dihilangkan saja.Sesudah mengontrol secaraumum dan memperbaiki dimana perluatau
menghilangkan yang terlaluberlebihan, maka pidato dapat dorampungkan.
f)
menguasai pidato berdasarkan jalan
pikiran yang logis
sebaikmyajnagan
menghafal pidato, tetapi berusaha mengusainyaatas dasar sususuna jalan pikiran
yang logis. Di bawah ini dikemukakan beberapa teknik:
·
Mengusai jalan pikiramn dasar dan initi
daripidato
·
Mengusai skema pidato
·
Mengusai setiap bagian dengan
merumuskannya secara teliti( membacanya berulang-ulang).
Kemana sajaanda
pergi,kaluada waktu kosong dan sendirian, pergunakanlah kesempatan untuk
menguilangi didalam pikiran anda,skemapidatoo anda; dalamperjalanan dengan
bis,kapal terbanga,atau dalamperjalanan ke tempat sport
g)
memcoba berpidato
persiapan yang
terakhir ialah mencoba berbicara sendiri. Anda membayangkan bahwa anda berda di
depan pendengar anda, dalam satu ruangan tertentu,lalu mulailah mencoba
berpidato. Untuk menguji daya ingatan terhadappokok-pokok pikiran, mulailah
dari kesimpulan menuju kekata pembukaan.Sesudah ituberpidatulah dalam keadaan
diam, hanya dengan pikiran saja, tanpa menggerakakan bibir.
Kalau halite
berhasil,maka anda pasti akan berhasil juga diatas mimbar.
C.
Bagian Pendahuluan Pidato
sebelum
orang bermain gitar, oranh terlebih dahulu memyetel gitar, spai mendapat bunyi
yang harmonis, sehingga kedengarnya merdu. Bagian pendahuluan pidato itu dapat
dibandingkan, sperti pembicara 'menyetel' situasi, atmosfer atau 'stiminh'
dengan para pendengarnya. Pada saat permulaan ini ,pembicara berusha menarik
perhatian pendengar, ia harus membina kontak, dengan pendengarannya, supaya mereka
senang dan tergerak untuk mendengarnya. Tugas bagian pendahuluam pidato
pertma-tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan
pendengar, dan mengantar pendengar masuk ke dalam masalah atau bahan yan akan
dibeberkan.
1.
Teknik Menjadikan Pendahulaun efektif
Ada
empat tenik yang dapat dipergunakan untuk menjadikan bagian pendahuluan pidato
efektif.
a.
Memancing perhatian pendengar
Yang dimaksud ialah menciptakan hubungan
batin dengan pendengar, satu hubungan yang hangat. Melalui kata-kata atau
kalimat yang tersusun baik, pembicara membangkitkan kepercayaan, hubungan
perasaan dengan pendengarnya. QUINTILIANUS menyebut usaha ini captatio
benevolentiae; menangkap keinginan dan perhatian pendengar. Oleh karena itu
harus jelas, sederhana dan dapat dimengerti oleh setiap orang. Lewat captatio
benevolentiae ini, setiap pendengar merasa bahwa pembicara berbicara dengan
dirinya dan masalahnya. Tentang seorang politikus perancis yang bernama BRIAND,
PAUL SCHMIDT memberitakan, “sebagai seorang retor BRIAND adalah seorang
kawakan. Ia berbicara jelas dan sederhana, tidak berlebih-lebihan; setiap orang
didalam ruangan pertama-tama merasa, bahwa BRIAND berbicara dengan
masing-masing mereka. Pada permulaan, kalimat-kalimatnya bersifat percakapan
lalu lama-kelamaan sifat konversasi ini dilepaskannya… .”
MARTIN LUTHER mengatakan bahwa bagian pendahuluan khotbah
harus menyebabkan para pendengar senang, sehingga mereka suka mendengarkan
khotbah selanjutnya. Untuk menarik perhatian pendengar ini, HELMUT SCHMIDT, bekas
kanselir jerman barat, memulai pidato-pidatonya, sedapat mungkin, dengan
menceritakan pengalaman pribadinya dengan seorang tokoh.
b.
Cerita yang memukau pendengar
captatio benevolentiae hanya menciptakan situasi untuk senang
mendengar. Tetapi mungkin teknik ini, pembicara membeberkan satu situasi yang
memperjelas masalah yang mau dibawakan.apa yang dikemukakan di dalam
pendahuluan ini, harus mempunyai dengan isi pidato. Untuk memukau pendengar
dapat dipergunakan cerita kejadian, perbandingan, anekdot atau pengalaman
pribadi.
c. Mengemukakan pertanyaan
Pada awal suatu pidato, pendengar dapat
dipancing untuk berpikir, terutama para pendengar yang kritis.itu berarti,
pembicara dapat mengemukakan satu atau beberapa masalah, atau mengemukakan
beberapa pertanyaan untuk dipikirkan bersama dan yang akan dibahasnya dalam
bagian pokok pidato.
Kanselir KIESINGER memulai ceramahnya mengenai prognosa graf
alexis de Tocqueville pada permulaan
zaman industrialisasi pada tanggal 3 Desember 1960, dengan mengemukakan sejumlah
pertanyaan berturut-turut yang sangat memancing rasa ingin tahu para pendengar
untuk berpikir. Di mana kita berdiri sekarang? Ke mana arah dunia kita? Apa
yang dapat dan harus kita lakukan, supaya bisa mengarahkan perkembangan?
Bagaimana kehendak kita mengenai perkembangan ini, demi kepentingan manusia dan
bangsa manusia?
Teknik memancing pendengar semacam ini
bermaksud memaksa pendengar supaya ikut serta berpikir untuk memecahkan
masalah.
d. Langsung ke tema
Menurut teknik ini, pembicara langsung
masuk ke dalam tema. Tidak ada uraian pendahuluan. Cara ini sering
dipergunakan, bila orang harus memberitakan sesuatu yang rutin dan selalu
diulangi; dan kalau pembicara dan pendengar tidak mempunyai waktu yang cukup.
Cara semacam ini juga sering dipergunakan dalam pidato kampanye politis.
2) sifat-sifat pendahuluan
Suatu pendahuluan yang baik, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak terlalu panjang
Kalau meja
makan mulai disiapkan, maka nafsu makan mulai timbul; tetapi kalau persiapan
terlalu banyak dan bertumpuk-tumpuk, maka nafsu makan pun akan menurun atau
hilang. Demikian pula pendahuluan pidato. Kalau singkat tetapi berkesan, maka
orang akan bersemangat mengikuti pidato selanjutnya. Tetapi kalau terlalu
panjang dan bertele-tele maka pendengar akan merasa bosan. KURT TUCHOL-SKY
memberikan nasihat, bagaimana menjadi pembicara yang jelek dan tidak suka
didengar. Ia menasihati, “ jangan mulai langsung dengan pendahuluan pidato,
tetapi mulailah tiga kilometer sebelum masuk ke pendahuluan pidato.”
Tema-tema yang bersifat sejarah
dapat menyebabkan bahwa pendahuluan pidato menjadi panjang dan bertele-tele.
b. Jelas dan menyenangkan
THOMAS
CARLYLE menuntut agar semua pengarang, yang menulis buku tanpa daftar isi,
dihukum gantung. Hukuman yang sama hendaknya juga diberikan kepada seorang
pembicara, yang membawakan pidato tidak sesuai dengan title dan tidak memiliki
skema yang jelas. Pembicara dapat mengatakan pada permulaan pidatonya:
‘pertanyaan-pertanyaan
ini akan dibahas …’ atau ‘saya akan membahas tema ini, dalam tiga bagian yakni
pertama, …; kedua…; dan ketiga …;
Gambaran
yang jelas mengenai isi pidato pada bagian pendahuluan ini penting, supaya para
pendengar tidak menjadiseperti pengembara yang berjalan ditengah kabut yang
tebal (F.NAUMANN).
c. Jangan memulai pidato dengan “kalau”,
“andaikan”
Terlalu
banyak dan sering menggunakan kata “kalau”, “andaikan”, dan “apabila” pada awal
pidato akan membosankan para pendengar.
d. Beberapa petunjuk untuk memulai pidato
·
Mulailah setenang mungkin
·
Pikirlah sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa
takut.
·
Jangan memulai pidato dengan membaca dan terikat pada
teks, tetapi bicaralah bebas
·
Jangan memulai dengan meminta maaf
·
Juga sebaiknya mulai dengan nada positif.
·
Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar dan menciptakan
kontak dengan mereka.
·
Mulailah pidato dengan cara yang lain, tetapi menarik;
artinya tidak usah selalu memulai dengan rumusan-rumusan umum yang selalu sama.
·
Bernafaslah sedalam-dalamnya sebelum mulai berbicara.
·
Mulailah berbicara, bila seluruh ruangan sudah tenang.
Bila
pembicara merasa pasti dan tenang;
Maka para
pendengar juga akan tenang;
Bila
pembicara merasa takut;
Maka
kecemasan akan melanda pendengar juga.
D. PENUTUP
PIDATO
SOCRATES dalam dialognya dengan PAIDROS
mengatakan bahwa penutup pidato itu hanya mengulang sambil merangkum bagian
pidato yang terpenting. Rangkuman ini membantu pendengar supaya memiliki satu
gambaran umum mengenai pidato. Pikiran-pikiran yang dirangkum ini harus
dipadatkan. Oleh karena itu harus dirumuskan dengan kalimat yang pendek, padat,
tetapi gampang dimengerti.dalam pidato yang brsifat informative, penutupnya
harus membeberkanmasalah secara singkat dan jelas. Sedangkan pidato yang mau
meyakinkan orang (persuasif), hendaknya ditutup dengan ajakan untuk bertindak.
Penutup pidato harus memiliki efektivitas
tinggi; artinya satu pikiran yang padat isinya sehingga mampu meyakinkan dan
menguasai pendengar. Penutup yang kurang efektif akan merusak seluruh isi
pidato.
Bagi pendengar, penutup pidato itu justru
penting. Itulah satu-satunya bagian dari pidato yang akan dibawa pulang
kerumah, sebab kata-kata yang terakhir biasanya member kesan paling dalam. Oleh
karena itu bagian penutup pidato sebaiknya dirumuskan dalam bahasa yang
tertulis jelas.
Pembicara
harus menunjukan dengan jelas, di mana bagian penutup pidatonya mulai, supaya
pendengar gampang membedakan dari bagian utama. Misalnya, ia dapat mengatakan:
“Dengan ini saya merangkum…”; “Akhirnya kita sampai pada bagian penutup dari
uraian ini…”
Dapat juga
pidato ditutup denga “moga-moga”; “semoga”; atau “kiranya”. “kiranya uraian ini
dapat menjelaskan bahwa …” “semoga kita sadar bahwa… .”
1.
Beberapa petunjuk untuk penutup suatu pidato
a.
Simpulkan al-hal dan fakta-fakta yang terpenting
dari pidato.
b.
Terutama hal-hal yang menguntungkan atau
merugikan pendengar.
c.
Harus berisi titik puncak, tujuan dan cita-cita.
d.
Kalau pun atau dua sitat atau kutipan.
e.
Berikan dorongan untuk bertindak.
f.
Menutut pidato agar dapat juga berbentuk :
peringatan atau permohonana atau syukur.
g.
Rumusan harus tepat, dan dinamis.
2.
Contoh-contoh penutup pidato :
a.
Membawa efek negatif:
’’ untuk menutup uraian ini, masih perlu disebut lagi... ’
’’ barang kali saya berhasil...’’
Sekarang saya harap pada bagian penutup ini..’’
‘’sebenarnya saya senang, kala u anda sekalian..’’
b.
Membawa efek positif :
‘’ pada akhir pidato saya ini, saya mau merumuskan sekali lagi secara
jelas tujuan kita..’’
‘’berdasarkan reaksi positif anda sekalian, dapat disimpulkan..’’
‘’selain menyampaikan rasa terimakasih, pada penutup pidto ini saya
juga..’’
Sebaiknya penutup pidato diucapkan secara bebas ; jangna membaca pada
teks, karena akan membawa efek ynag kurang meyakinkan. Pembicara harus
mengucapkan secara bebas dan diucapkan dengan kontak mata yang sugestif
terhadap pendengar.
E. Sepuluh aspek dalam mengembangkan satu konsep
Anda memiliki satu konsep. Konsep ini mau dikembangkanuntuk menjadi
sebuah pidato.bagaimana caranya ada sepuluh aspek yang dapat digunakan sejauh
cocok dengan konsep itu.
1.
Estetis
Tekankanlah aspek keindahan dan bentuk-bentuk istimewa dari objek.
Kemukakanlah aspek-aspek yang bagus dan mulia.
2.
Definisi
Definikan atau batasi secara singkat maksud anda. Ada berbagai macam
pengertian, yang sering membutuhkan penjelasan.
3.
Geografis
Sering orang merasa tertarik untuk mengetahui dimana dan bagaimana hal
semacam itu juga terjadi di negara-negara lain. Oleh karena itu perlu
ditunjukan secara singkat perbedaan-perbedaan geografis dan pengaruhnya dari
satu negara ke negara lain.
4.
Kesehatan
Faktor-faktor mana yang mempengaruhi
kesehatan dan keadaan sekitar ?
5.
Historis
Tunjukanlah perkembangan historis hal itu; karena hal itu mendasari
perkembangan selanjutnya dimasa mendatang.
6.
Moralis
Pengertian-pengertian atau masalah-masalah moral dan etis mana yang memegang peranan disini ?
7.
Ekonomis
Aspek-aspek ekonomis mana yang memainkan peranan penting ? kalau itu
adalah ceramah, maka bisa ditunjukan dengan mengajukan angka-angka statistik
dan fakta-fakta.
8.
Pedagogis
Apa yang bisa ita pelajari dari masalah ini ? ketentuan dan apa yang
dapat disimpulkan dari peristiwa ini ?
9.
Filosofis
Renungan dan pemikiran itu berbeda dari satu manusia ke manusia lain.
Kebenaran apa yang dapat diperoleh dari soal ini ?
10.
Fisikalis-kemis
Jelaskanlah sifat, ciri dan tanda fisikalis-kemis yang muncul bagaimana
kita bisa menjelaskannya dan manakah komponen-komponennya ?
F. sepuluh langkah dalam menyusun suatu pidato
1. merumuskan tujuan (dari orang yang menawarkan dan darikita sendiri).
2. menganalisi para pendengar.
3. mengembangkan ide atau pikiran.
4. mencari sumber-sumber, di mana bahan bisa diperoleh.
5. pengolahan dan penggodokan :
a. pengantar kedalam tema.
b. bagian pokok.
c. penutup.
d. seruan.
6. alat-alat peraga atau teknis :
a. grafik.
b. kertas folio dan transfaran.
7. fase-fase latihan.
8. menciptakan situasi psikologis yang baik.
9. organisasi untuk ceramah.
10. pidato-ceramah-presentasi.
E. Contoh-Contoh rumusan pidato
Sering kita mengalami, bahwa kita diminta untuk membawakan pidato atau
kata sambutan, dan banyak kali tidak ada cukup waktu untuk mempersiapkannya.
Malah sering terjadi, bahwa orang diminta secara tiba-tiba untuk mengucapkan
satu pidato atau kata sambutan singkat. Sebab itu dibawah ini dibeberkan
contoh-contoh rumusan suatu pidato. Alasan sering bicara sering sama dimana-mana
(misalnya HUT, pesta nikah, dll..) yang berubah hanyalah, tempat, fakta-fakta,
data-data dan pendengar atau orang yang bersangkutan dengan pesta itu. Maka
rumusan-rumusan ini dapat menjadi bagian bagi orang yang mempersiapkan pidato
atau kata sambutan.
1.
Menyusun suatu referat atau makalah
Pembukaan/pendahuluan :harus
cepat mengantar ke dalam tema.
Bagian utama :hal
utama harus segera disajikan.
Penutup :kemukakan
pikiran-pikiran yang paling efektif, sebagai rangkuman
Dan mengandung tuntutan.
2.
Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam
mengolah suatu tema.
Apa (was) :
Titel
Subtitel
Definisi
Pengantar ke dalam tema.
Mengapa (warum) :
Masalah utama
Pertanyaan
Kesalahan utama
Test : situasi sekarang atau
situasi yang mau dicapai.
Kapan (wann) :
Waktu
Tempat
Privat-dalam
hubunga dengan tugas jabatan.
Bagaimana (wie): aturan
Skema (garis besar)
Penjelasan
Tip dan petunjuk
Sifat/kutipan
Nasihat
Rangkuman
Dimana (wo): pengalaman yang berkesan (objektif)
Contoh-contoh
Anekdote/peribahasa
Pribadi-pribadi
Sumber untuk menemukan
Mengapa begitu (wieso): keuntungan
Perbaikan
Maka (weshalb): keuntungan dan kerugian
Positif-negatif (plus-minus)
Kegunaan
Perbandingan situasi kini dan yang mau dicapai
3. Rumusan-rumusan pidato
1) rumusan A-I-D-A
A : aufmerksamkeit : perhatian
I : interesse : ketertarikan
D : definition der grundgedanken : membatasi pikiran pokok
A : abschluss : penutup
2) pidato pelantikan ( di dalam perusahaan atau organisasi
lain)
1. Tugas- tugas apa yang menanti anda
2. Ungkapan rasa gembira atau rasa cemas anda atas
tugas-tugas yang menanti anda
3. Ciptakan kontak dan simpati
4. Mintalah bantuan kepada kawan dan kolega anda, sokongan
dan kerjasama yang baik.
3) pidato pimpinan (dalam pesta perusahaan)
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat
2. Salam : pemimpin-pemimpin, staf pimpinan, tamu/undangan
dan pegawai perusahaan.
Suami/istri para anggota dan undangan lainnya.
3. Pendasaran : sesudah lama bekerja sama, maka jangan
dilupakan merayakan bersama-sama.
Maksud perayaan ialah memperkokoh persaudaraan antara para
anggota/ karyawan.
4. Ucapan syukur/ terimakasih :
Atas segala sukses yang diperoleh dalam bulan-bulan yang
telah lalu.
Juga atas kerjasama yang akan diteruskan...
5. Penjelasan singkat tentang jalannya acara pesta :
Perjamuan acara bebas/tarian, pertunjukan-pertunjukan,
permainan-permainan, atau tarian-tarian yang membina persaudaraan.
4) pidato untuk para ibu/wanita
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat.
2. Syukur/terimakasih : untuk undangan yang disampaikan.
3. Penghargaan : terhadap ibu yang menjadi tuan rumah.
4. Pujian bagi semua yang hadir : baik bahwa anda semua
hadir, bahwa anda sudah siapkan waktu dan ruangan untuk mengadakan pesta ini.
Bandingkan : bunga memperindah ruangan, seorang wanita
memperindah suasana pesta.
5. Syukur/terimakasih : mengajak para suami atau semua pria
yang hadir untuk mengangkat gelas, demi keselamatan semua ibu yang ada.
5) pidato syukur
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat.
2. Sapaan : pribadi, kelompok/organisasi atau firma,
perusahaan.
3. Melihat ke masa lalu : apa yang dialami/ terjadi dimasa
lampau: bisa disebut secara singkat.
4. Melihat perkembangan sampai sekarang : usaha dan
keberhasilan yang besar.
5. Syukur : untuk pribadi-pribadi tertentu, atau untuk
seluruh kelompok.
6. Melihat ke depan : apa yang mau kita capai? Apa yang akan
terjadi?
7. Penutup : rangkuman singkat dan apel.
6) pidato pembukaan suatu acara (seminar)
1. Sapaan
2. Pembukaan
3. Salam
4. Orang yang membawaksn ceramah
5. Tema
6. Pembagian tugas bicara.
7) pidato peresmian
1. Mengemukakan apa yang dikerjakan, dicapai hingga saat
ini.
2. Situasi dimasa lampau (kemarin)
3. Apa yang dialami hari ini
4. Melihat ke hari esok (masa depan)
5. Mengharapkan satu perkembangan yang baik selanjutnya.
8) pidato hari raya (pesta)
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat
2. Salam : kepada para tamu/ undangan, semua yang hadir.
3. Alasan perayaan : pendasaran singkat, mengapa pesta ini
sampai diadakan: pesta keluarga?HUT? Peresmian? Pesta perak atau emas?
4. Masa lampau : pembrberan singkat riwayat hidup orang yang
berpesta atau masa lampau dan perkembangan suatu firma atau perusahaan.
Pengalaman-pengalaman utama dari perkembangan itu sampai saat ini.
5. Masa depan : melihat ke depan, harapan akan jalan hidup
yang baik dan bahagia atau perkembangan yang menguntungkan.
6. Seruan penutup : rangkuman singkat. Ungkapan persekutuan
batin dengan orang yang berpesta.
Ajakan kepada semua hadirin untuk mengangkat gelas demi
keselamatan dan kebahagiaan hidup orang berpesta selanjutnya.
9) G-H-M formel ( rumus K-H-B)
Di atas kartu tek ditulis :
Kartu 1: gestern (kemarin) : perang devaluasi mata uang fsse
pembangunan masalah-masalah sesudahnya
Kartu 2: heute ( hari ini) : berbagai macam gelombang jual-beli
metode pemasaran tuntutan untuk penjualan.
Kartu 3: morgen ( besok) : pasar-pasar menjadi penuh sesak
mundurnya angka-angka kelahiran pembaharuan spesialisasi peningkatan kemkmuran.
10. Rumusan HELGA
H - Horen : mendengar
E -
Erkennen : mengerti dan mendalami
L -
Logisches Durchdenken : pertimbangan logis
G
– Gedankliches Plannen: perencanaan rational
A
– Aktion: tindakan.
11. Pidato Waktu Pesta Nikah
(Dibawakan oleh orang tua / Bapak sang pengantin).
Point utama :
mengajak dan member semangat .
Syukur :
untuk para tamu yang rela datang menghadiri.
Ehrengaste :
menghormati tamu-tamu terhormat yang juga hadir.
Ucapan selamat datang: kepada semua hadirin
Melihat
ke masa lalu: kemukakan secara singkat riwayat hidup dari pasangan pengantin.
Menyapa
pribadi penting yang hadir : anak mantu yang menjadi keluarga baru keluarga.
Wujud yang penting hendaknya di ungkapkan secara tepat dan kalau bisa
mengandung humor.
Harapan : satu
perjalanan hidup keluarga yang berbahagia.
Penutup :mengajak semua hadirin
untuk mengangkat gelas, demi keselamatan pengantin baru.
12. Pidato Informatif
a. Pidato yang hanya memberikan informasi,
menunjuk data, perkembangan dan trend.
b. Gaya :
sederhana, asli, mengena pikiran.
c. Penutup :
membagikan teks dari bahan yang dibawakan.
13. Pidato Kampanye Atau Pidato Pembelaan
(Pidato Romawi)
Pembicara hendaknya mengatakan pada permulaan bahwa ia merasa gembira
karena bisa berbicara di depan publik ini. Harus menciptakan situasi yang baik
dan positif; tetap pada masalah; harus membangun rasa kepercayaan pada para
pendengar. Perhatian para pendengar dapat dibangkitkan dengan mengemukakan
pertanyaan alternative seperti: “anda bersikap seperti ini….? Atau seperti
itu…?”
Sebuah
pidato kampanye atau pembelaan memiliki rumus sebagai berikut:
a. Memancing keinginan pendengar untuk senang
mendengar.
b. Melukiskan situasi
c. Mengemukakan tujuan
d. Mengemukakan pendapat dan pikiran lawan
e. Pembuktiaan dari keyakinan sendiri
f. Rangkuman
g. Mengajak dan member semangat
h. Seruan untuk bertindak.
14. Pidato Dalam Sidang Atau Seminar
a. Pembukaan
b. Pengantar dan ucapan terimakasih
c. Mengapa pembicara di undang?
d. Mengapa tema ini di pilih?
e. Mengapa pendengar ini yang di undang?
f. Penjelasan jalannya acara
g. Penutup : ucapan terimakasih kepada
pembicara , sambil melihat perkenalan dan pembukaan dan suatu rangkuman dari
tema yang di bawakan.
h. Apel atau seruan.
15. Pidato/Kata Sambutan Memperkenalkan Seorang
Penceramah
a. Menyebut tema ceramah
b. Menimbulkan perhatian/interese pada
pendengar
c. Memperkenalkan pembicara dengan namanya
d. Kalimat pengantar: “kepada bapak/tuan…kami
berikan kesempatan.
16. Pidato Penutup
Rumusan ini membantu untuk menutup satu pertemuan atau sidang atau
kursus
a. Sapaan :
saudari-saudari; ibu-bapak dan lain-lain..
b. Penutup :
sekarang kita sampai kepada akhir acara kita.dengan ini, kita mengakhiri
pertemuan kita…
c. Syukur :
ucapan terimakasih kepada para pendengar dan semua yang sudah mempersiapkan dan
menyukseskan
d. Akhir :
ucapan selamat jalan.
17. Pidato Seorang Tamu (Kenegaraan)
a. Point utama: mengajak dan member semangat
b. Sapaan : menyapa dan menyalami tuan rumah
c. Salam dan ucapan terimakasih: kepada tuan
rumah
d. Alasan pesta: sebutkan alasan-alasan,
terutama peristiwa dari pengalaman bersama
e. Keinginan pribadi: ungkapan masa depan yang
baik, kepada tuan rumah dan kepada tamu
f. Penutup : ajakan kepada semua hadirin untuk
mengangkat gelas demi keselamatan tuan rumah.
18. Pidato Belasungkawa
a. Point utama : mengajak dan member semangat
b. Sapaan : keluarga almarhum/ah, keluarga
atau jemaat yang bersedih
c. Pendasaran : menjelaskan hubungan dengan
orang yang meninggal
d. Melihat ke masa lalu : lukiskan riwayat
hidup, tugas-jabatan, jasa-jasanya cirri dan sifatserta kebajikan-kebajikan
dari orang yang meninggal ( hanya yang baik di tonjolkan)
e. Bagaimana : sesudah sakit yang lama atau
pendek, kecelakaan atau peristiwa yang tragis.
f. Keluarga : perasaan sedih dan turut berbela
sungkawa di ungkapkan
g. Penutup : tutup dengan satu kalimat yang
disiapkan baik, misalnya : “namanya dan karyanya akan tetap kita kenangkan”.
“semoga ia mendapat tempat yang layak di
sisi tuhan, sesuai amal baktinya”.
“semoga ia menemukan kebahagiaan
sejati,yang sudah dicarinya sepanjang hidupnya”.
19. Memperkenalkan Seseorang
a. Saling memperkenalkan.
b. Menjelaskan, mengapa orang ini terpilih
c. Gambarkan tentang tugas dan kompetensinya
d. Memperkenalkan kolega-kolega lainnya,
dengan mereka ia akan bekerja. Mengajak tumbuhkan smenagat kerja sama dari
mereka
e. Seruan kepada semua kolega untuk membina
rasa solidaritas dan kolegalitas.
20. Mempertahankan Posisi / Pendirian
a. Mengemukakan posisi / pendirian/ pendapat
b. Pendasaran yang tepat
c. Kemukakan contoh contoh dari kehidupan
praktis
d. Menarik kesimpulan
e. Seruan / ajakan untuk bertindak.
Komentar
Posting Komentar