RETORIKA


A.    Pengertian retorika

1.      Arti retorika
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya membererikan informasi atau memmberi motifasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraanitu setua umur bangsa manusia. Bahasa pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.
      Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst gut zu reden atau ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars, techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia. Kesian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika moderen mencangkup ingatanyang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retoroka modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer,  retorika berarti pad tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti orang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif.  Jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk menghemat waktu dan sebagian tanda kepintaran; dan efektif karena apa gunanya berbicara kalau tidak membawa efek? Dalam konteks ini sebuah pepatah cina mengatakan, “orang yang menembak banyak, belum tentu seorang penembak yang baik . orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai bicara.”
      Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para retor yang terkenal (imitation), dengan mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina) dan dengan melakukan latihan yang teratur (exercitium). Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan (res) dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa(verba).

2.      Retorika, dialektika dan eloutio
Ilmu retorika juga mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman yunani kuno. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyalami suatu masalah (intellectio), mengemukakan argumentasi (inventio) dan menyusun jalan pikiran secara logis (dispositio). Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika.
      Elocutio berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat dituntut. Elocutio menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Oleh karena itu retorika juga berhubungan erat dengan elocutio.     

B.     Apakah retorika dapat di pelajari?
Sebuah pepatah bahasa latin berbunyi: “poeta nascitur, orator fit.” Artinya, “seorang penyairdilahirkan, tetapi seorang ahli pidato dibina”. Sejaak dua ribu tahn terbukti bahwa banyak orang menjadi ahli pidato, karena mereka mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mereka pernah berani  melalui berbicara didepan orng banyak, sesudah itu mempelajari teknik berbicara, lalu membuat latihan secara tekun sampai menguasai teknik berbicara dan pidato. Dua contoh dalam sejarah:
1.      Demosthenes (384-322)
Demosthenes menceritakan bahwa sejak lahir dia emiliki kekurangan dalam berbicara. Untuk mengatasi kesulitan ini, dia pergi kepantai laut, menaruh kerikil dalam mulutnya, dan berusaha berbicara dengan ucapan yang jelas dan dengan suara yang sekuat mungkin untuk bisa mengatasi gemuruh hempasan ombak, dan usaha ini berhasil. Demosthenes akhirnya menjadi seseorang ahli pidato termasy dalam kegiatan yunani kuno.

2.      Wiston churchill (1874-1965)
Untuk dapat berpidato didepan parlemen inggris, Wiston churchill mempersiapkan diri sejara insentif. Berhari-hari dia mencoba dengan membuat latihan membaca dan berpidato. Beberapa bagian penting dari pidatonya malah dihafalkan. Usaha yang tekun ini akhirnya manjadikan Wiston churchill seorang ahli pidato terkenal dalam abad ini.
            Orang-orang yang bersifat introvert dapat mengalami kesulitan untuk mengungkapkan diri lewat bahasa. Demikian juga dalam mempelajari ilmu retorika. Sebaliknya, mempelajari retorika lebih mudah bagi mereka yang bersifat ekstrovert. Tetapi kepada setiap orang di anugerakan kemampuan yang cukup untuk bisa berkomunikasi. Justru keberhasilan dalam proses komunikasi dan dalam menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri. Oleh karena itu seni berbicara dapat dikuasai, retorika dapat di pelajari!

C.     pembagian retorika
retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (linguistik), khususnya ilmu bina bicara ( spreherziehung). Retotika sebagai bagian ilmu bina bicara ini mencangkup:

1.      monologika
monologika adalah ilmu tentang seni bicara secara monolog, dimana hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambuan, kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi. (lihat: Bab 2)

2.      dialogika
dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih erbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat. (lihat: Bab 3)
3.      pembinaan teknik berbicara
efektifitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan kepada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita. (lihat: Bab 5)
D.    alasan untuk mempelajari retorika
Quintilianus mengatakan: tidak anugrah yang lebih indah, yang diberikan oleh para dewa, dari pada keluhuran berbicara.”
St. Agustinus, yang juga seorang retor, mengatakan: “kepandaian berbicara adalah seni yang menvangkup segala-galanya.”
Sebuah pepetah tua mengatakan, “berbicaralah, supaya saya dapat melihat dan mengenal anda.”
Martin luther berpendapat, “siapa yang pandai berbicara adalah seorang manusia;sebab brbicara adalah kebijaksanaan;dan kebijaksanaan adalah berbicara.”
Di atas selembar papirus yang ditemukan di dalam sebuah makam tua dimesir tertulis, “binalah dirimu menjadi seorang ahli pidato, sebab dengan itu engkau akan menang.”

Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai bicara?
            Didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga di bidang-bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial, kepadaian berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan. Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan bebicara menjadi alasan utama keberhasilan orang-orang tekenal didalam sejarah dunia sseperti: DEMOSTHENES, SOCRATES, J.CAESAR, SI. AGUSTINUS, SI.AMBROSIUS, MRTIN LUTHER, MARTIN LUTHER KING, J.F KENNEDY SOEKARNO dan lain-lain.
            Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain. Ketidakmampuan mempergunakan bahasa, sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak negatif dalam hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang mmemadai akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang dibawah ini:
1.      kemampuan pribadi
menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan. Keuntungan-keuntunganya antara lain:
·         rasa tertekan, tegang, takut dan cemas didepan publik dapat dikurangi atau dilenyapkan
·         rasa pasti terhadap diri dapat di pupuk dan bertumbuh
·         kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin bertambah
·         dia dapat mengalami perkembangan dalam hal teknik bersuara
·         artikulasi dalam mengucapkan kata-kata menjadi lebih jelas
·         bahasanya dapat memiliki daya persuasi
·         lewat komunikasi retoris kemampuan pedagogis dan psikologis dapat dibina
·         kemampuan untuk berbicara secara sepontan (improvisasi)dapat dikembangkan
·         kemampuan untuk memberi motivasi dapat dipertinggi
·         dapat lebih teramil dan cekatan dalam mengemukakan dan mempertahankan pendapan atau  ide
·         dapat memperluas perbendaharaan kata
·         dapat mengkoordinasikan dengan lebih mudah mimik dan gerak-gerik selama berbicara atau berdialog
·         kesediaan untuk mendengarkan orang lain dapat dikembangkan
·         keterampilan untuk mengolah artikel dapat dikembangkan

2.      keberhasilan pribadi
orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya, antara lain:
·         mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi
·         baginya terbuka kesempatan dan kemungkinan yang lebih luas untuk mendapat kerja
·         dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha pribadi
·         lebih mudah dapat pengakuan dan penghargaan dari orang lain
·         memperoleh kemungkinan lebih besar untuk menanam pengaruh
·         pengertian terdapat orang lain semakin terbina
·         dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya.
3.      Tugas dan jabatan
Dalam mengemban suatu tugas dan jabatan, peenguasa ilmu retorika dapat memberi keuntngan-keuntungan sebagai berikut:
·         Orang dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat, sehingga mudah meyakinkan orang lain
·         Orang memiliki keterampilan dan kekuatan dalam mempertahankan pikiran atau pendapat
·         Orang dapat membina relasi yang menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institut atau partai-partai politik
·         Penguasaan yang lebih baik tentang seni membawakan ceramah atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting
·         Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasa pribadi
·         Mempertinggi keterampilan para produsen untuk menju dan menawarkan hasilhasil produksinya
·         Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber –sumber informasi
·         Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi, yang dapat membawa dampak negatif bagi tugas dan jabatan

4.      Kehidupan pada umumnya
Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan dibawah ini:
·         Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri
·         Dalam proses komunikasi yang sering, orang dapat menjadi semakin terbuka terhap diri sendiri dan terhadap otang lain
·         Menghantarkan orang yang bersangkutan kedalam bidang interese yang baru
·         Mengaktifkan dan mengembangkan kesanggupan-kesanggupan laten
·         Lewat proses komunikasi retoris dapat terbina sikap objektif dan toleran
·         Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antarmanusia.
5.      Rangkuman
Uraian diatas menunjukan bahwa retorika merupakan satu bidang ilmu yang penting dewasa ini. Banyak wanita dan pria dalam sejarah, memperoleh sukses benar dalam hidup dan kariernya sebagai pemimpin, berkat penguasaan ilmu retorika, sebab penguasaan teknik berbicara akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada orang yang bersangkutan. Bagi para pemimpin, retorika adalah alat penting untuk mempengaruhi dan menguasai manusia. Bagi para penjual, kepandaian berbicara merupakan sarana penting untuk menjual belikan barang dagangannya.
            Siapa yang menguasai ilmu retorika dan mempergunakannya secara wajar akan mendapat sukses dalam hidup dan karyanya!

E.     Sejarah retorika
Pada tahun 467 sebelum masehi, KORAX seorang Yunani dan muridnya TEISIOS (keduanya berasal dari Syrakuse-Sisilia) menerbitkan sebuah buku yang pertama tentang retorika. Tetapi retorika, sebagai seni dan kepandaian berbicara, sudah ada dalam sejarah jauh lebih dahulu. Misalnya dalam kesusasteraan yunani kuno, HOMERUS dan Ilias dan Odyssee menulis pidato yang panjang. Juga bangsa-bngsa mesir, india dan cina sudah mengembangkan seni bicara jauh lari sebelumnya.
            Secara sistematis ilmu retorika memang pertama-tamadikembangkan di yunani. Perbedaan sistematis yang pertama memnag mengenai kepandaian berbicara dalam bahasa yunani dikenal dengan nama: Techn rhetorike, yang berarti ilmu yang berbicara tentang retorika secara garis besar yang berawal dari zaman kuno, berlanjut sampai pada abad pertengahan hingga dewasa ini.

1.      Zaman yunani kuno
Unsur-unsur ilmu retorika sudah dikembangkan di yunani, sebelum buku yang ditulis oleh KORAX dan TEISIOS diterbitkan. Sejak abat ke-7 sampai ke-5 sebelum masehi, sudah ada ahli-ahli pidato terkenal dalam kerajaan yunani kuno seperti: SALON (640-560); PEISISTRATOS (600-527) dan THENUSTOKLES (525-460).
            Seorang politikus dan negarawan yang juga menjadi seseorang ahli pidato yang dikenal dalam zaman ini adalah PERIKLES (500-429).para pengagumnya mengatakan bahwa dewi-dewi seni berbicara yang memiliki daya tarik memukau bertakha di atas lidah. PERIKLES sebagai seorang ahli pidato tidak akan dilupakan oleh bangsa yunani, berkat sebuah pidato yang diucapkannya bagi para pahlawan di kota Athena, yang kemudaian diterbitkan oleh ahli sejarah THUKYDIDES.sekitar akhir abat ke-5 sebelum masehi, muncul lagi beberapa ahli pidato yang sangat dikagumi ALKIBIADES THERAMENES dan        KRITIOS
Pada mulanya paa ahli pidato di Yunani hanya berbicara didalam ruangan pengadilan. Tetapi sesudah memperhatikan bahwa kepandaian berbicara berguna untuk memimpin Negara, maka orang mulai menyusunnya dan disebut retorika, sehingga mudah dipelajari. Usaha ini dijalankan pertama-tama didaerah koloni Yunani di Sisilia dimana kekuasaan tiran mulai punah dan dimana kebebasan berbicara mulai dijunjung tinggi. Usaha yang sama segera dikembangkan di kota Athena dan diseluruh Kerajaan Yunani.   Sejak abad ke-5 mulai didirikan sekolah-sekolah retorika di dalam wilayah-wilayah yang berkebudayaan helenistis. Dengan itu retorika menjadi  salah satu bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda yang dipersiapkan untuk memimpin Negara. Retorika dalam abad-abad ini menjadi salah satu bidang ilmu yang menyaingi filsafat. Ia menjadi kesenian untuk membina dan memimpin manusia. Beberapa ahli pidato pada masa ini adalah GORGIAS dari Leontinoi (485-380); PROTAGORAS dari Abdera (480-410) dan THRASYMACHUS dari Kalsedon (300-200). Selain itu muncul juga ahki-ahli pidato lain yang terkenal seperti SOCRATES (470-399). Menurut SOCRATES, yang juga ahli filsafat, retorika adalah seni untuk membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. Retorika harus mencari kebenaran dan bukan bukannya mempermainkan kata-kata kosong. Seorang muridnya bernama ARISTOTELES  (384-322). Ia sangat menghargai retorika sebagai patner yang otonom dari dialektika. Ia mengarang sebuah buku retorika yang terkenal dan masih memiliki pengaruh yang kuat terhadap retorika dewasa ini. Ahki pidato terbesar sepanjang masa dari zaman Yunani kuno adalah DEMOSTHENES (384-322). Dia adalah putra seorang Yunani yang menikah dengan wanita Skyth. Tentang DEMOSTHENE dikatakan bahwa ia mangalami tekanan batin yang berat dan rasa takut yang besar. Tetapi berkat latihan yang tabah, ia dapat mengatasi segala kesulitan itu, sehingga akhirnya menjadi seorang retor yang terkenal. Setelah meninggal, warga kota Athena mendirikn sartu tugu dan sebuah patung untuk memperingati  dia. Pada tugu itu tertulis, “Hai DEMOSTHENES, andaikan engkau memiliki cukup kuasa, seperti kebijaksanaanmu, maka tak pernah Raja Makedonia akan menjadi penguasa bangsa Yunani. Setelah Yunani dikuasai bangsa Makedonia dan Romawi, maka berakhirlah masa kejayaan ilmu retorika Yunani Kuno. Retorika hanya masih merupakan almu yang dipelajari di bagku-bangku sekolah.
1.            Zaman Romawi Kuno
Setelah Kerajaan Romawi menguasai Yunani, terjadilah kontrak antara kaum cendikiawan Romawi dan Yunani. Orang-orang Romawi mempelajari kebudayaan  bangsa Yunani, terutama ilmu kepandaian berbicara yang tengah berkembang di Yunani. Oleh karena itu pelajaran tentang ilmu Retorika mulai diberikan di sekolah-sekolah. Apabila ada murid yang berbakat dalam hal berpidato, maka sesudah mereka dibekali pengetahuan teoretis tentang Retorika, mereka disuruh mengunjungi tempat-tempat dimana mereka sendiri langsung menyaksikan bagaimana sebuah pidato dibawakan secara bebas oleh seorang ahli di depan pengadilan dan di depan publik. Berdasarkan pengalaman praktis ini, para murid melengkapi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Orang-orang Romawi yang terkenal dalam ilmu Retorika adalah:
CATO SENIOR (234-149)
Ia menjadi terkenal lewat pidatonya yang mengajak rakyat kekaisaran Romawi  untuk membinasakan kota Cartago di Afrika Utara. Judul pidato itu Carthargo delende est. Dalam perkembangan selanjutnya, pengaruh para retor dari Yunani yang hidup dan bekerja di kota Roma menjadi sangat besar diantara kaum muda yang ingin mempelajari ilmu retorika. Hal ini mencemaskan golongan konservatif di kota Roma. Mereka berpendapat bahwa orang-orang Yunani dapat mempengaruhi dan memperlemah pendidikan dan mental kaum muda. Oleh karena itu di bawah pemerintah Konsulat FANNIUS dan MESSALA (161), Senat mengeluarkan satu keputusan untuk mngusir semua ahli filsafat dan retorika yang berkebangsaan Yunani dari kota Roma. CATO adalah salah seorang yang secara tegas menyokong kebijaksaan Senat ini.
Tetapi keinginan kaum muda untuk mempelajari filsafat dan retorika tidak dapat dibendung. Sekitar abad kedua sebelum masehi, akhirnya pemerintah Romawi memanggil kembali para retor Yunani ke kota Roma. Sejak saat itu mereka mendirikan sekolah-sekolah retorika dimana orang Yunani menjadi guru. Dengan cara ini pengaruh helenistis mulai merembes kuat dikalangan orang Romawi. Sedangkan kaum muda dari Roma sering pergi ke Yunani, terutama ke kota Athena dan pulau Rhodos, untuk mempelajari ilmu filsafat dan retorika. Sejak saat ini, ilmu retorika berkembang pesat di dalam seluruh kekaisaran Romawi.
Orang Romawi dalam perkembangan selanjutnya, membina suatu ilmu retorika dan dialektika, yang cocok untuk para pembela perkara, pimpinan pemerintahan dan kaum militer. Ilmu retorika menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh orang Romawi dengan penuh semangat. Di Kota Roma orang mulai menjajagi dan sadar bahwa ilmu retorika adalah salah satu wadah untuk menguasai masa (Herrschaftswissen).
Disamping CATO SENIOR, masih ada sejumlah retor yang terkenal dalam seluruh kekaisaran Romawi seperti:

MARCUS TULLIUS CICERO (106-44)
Hingga dewasa ini Marcus Tullius Cicero tetap diakui sebagai ahli pidato terbesar dari kekaisaran Romawi. Pidatonya yang terkenal adalah pidato melawan  CATILINA (Contra Catilinam ). Ia juga menulis mengenai teori berpidato, yang saat ini masih kuat mempengaruhi ilmu retorika. Sebelum Cicero masih ada beberapa ahli pidato yang patut disebut namanya seperti Tiberius, Calus Graecchus, M. Antonius,Q. Hortenius Hortulus, M. Licinius Crassus dan Cato Junior
GAIUS LULIUS CAESAR (100-44)
Lulius Caesar adalah seorang diktator. Tentang dia, ahli sejarah Suetonius menulis, “Dalam soal  kepandaian berpidato an berperang, Caesar adalah orang yang paling masyur dan tepat”. Pidatonya yang termasyur dihadapan para legioner yang daya tempur dan semangat juangnya sudah mulai pudar (perang Galia, I, bab 40)adalah sepenggal retorika yang paling baik dari seni menimbulkan motivasi secara psikologis dan juga menunjukan betapa kuat daya sugesti Caesar yang mau mengakhiri Negara Republik Romawi.
QUINTILIANUS (35-100)
            QUITILIANUS adlah seorang guru ilmu retorika. Dia dalah seorang Romawi yang berasal dari Calagurris (Spanyol) sesudah menyelesaikan studinya di Roma ia menetap disana dan mendirikan sekolah ilmu retorika. Pada tahun 70, ia menerima pengakuan resmi dari kaisar VESPASIANUS sebagai profesor resmi ilmu retorika Kekaisaran Romawi, yang dibayar oleh negara, ia berkecimpung selama kurang lebih 20 tahun dalam bidang ilmu retorika, sesudah itu mengundurkan diri dan hidup menyendiri. Dalam masa ini  QUINTILIANUS menulis 12 buku sebagai pengantar kedalam Ilmumu Retorika (Institutio Oratoria). Karyanya ini masih terkenal hingga dewasa ini dn masih sangat mempengaruhi ilmu retorika masa ini.
            Tetapi bersama runtuhnya Kekaisaran Romawi. Lenyaplah sudah kejayaan ilmu retorika. Ilmu retorika sebagai wadah untuk menguasai manusia, terhapus dari panggung politik zaman kuno.
3.       Abad Pertengahan
Sejak abad pertama mulailah titik balik dlam bidang ilmu retorika. Wejangan-wejangan religius seperti khotbah mulai berkembang jaya. Sejak masa awalnya kekristenan selalu dimaklumkan melalui kata-kata dan khotbah, sehingga dalam berhadapan dengan tantangan dari kebudayaan helenistis, ia dapat bertahan. Pendirinya, YESUS DARI NAZARET yang hidup sekitar tahun 7 sebelum Masehi sampang 30 sesudah Masehi, adalh seorang pewarta yang memiliki daya tarik dan daya sugesti yang mempeson; meskipun ia sendiri berbicara Aramis, yang pada waktu itu menjadi bahasa pergaulan di Palestina. Dalam usaha menyebarluaskan ajaran YESUS, para pengikut-Nya ikut mengembangkan ilmu kepandaian berbicara lewat khotbah-khotbah yang dibawakan. Paulus dari Tarsus (sekitar 5-64M), adalah seorang warga negara Romawi, yang menguasai baik ilmu pengetahuan klasik, maupun talmut, memperluas ajaran YESUS DARI NAZARET melalui khotbah-khotbahnya yang terbaik dalam kesusastraan dunia. Paulus sendiri adalah seorang pengkhotbah terkenal dalam sejarah dunia. Dalam abad-abad berikutnya, ketika kekristenan semakin meluas muncul banyak retor dikalangan orang kristen. Mereka adalah bapak Gereja yang turut mengembangkan ilmu kepandaian berbicara lewat khotbah-khotbah di dalam gereja. Beberapa nama yang terkenal adalah:
TERTULIANUS, hidup diantara tahun 150-230.
LACTANTIUS, hidup sekitar tahun 260-3620. Ia digelari CICERO-Nya orang kristen.
VICTORIANUS, yang hidup sekitar tahun 360, adalah seorang pembela dan guru ilmu retorika.
Seorang bapak gereja yang terkenal adalah AURELIUS AGUSTINUS (354-430). Sebelum bertobat menjadi kristen, dia adalah profesor ilmu retorika di kota Millan. AGUSTINUS adalah seorang pengkhotbah terkenal pada zamanya, baik di AFRIKA Utara maupun diseluruh kekaisaran Romawi.
HIRONIMUS dari Striden (348-420) adalah bapak gereja yang paling terdidik. Dia juga berjasa dalam menerjemahkan Kitab suci. Dia pada mulanya adalah pengagum CICERO, lalu menjadi pertapa. Seluru hidupnya dibaktikan untuk pemakluman Sabda Allah lewat tulisan
dan khotbah.
YOHANES CHRISOSTOMUS dari konstantinopel (344-407) ia dijuluki ‘mulut emas’. YOHANES CHRISTOMUS adalah seorang bapak gereja Yunani terbesar. Menurut dia seni berbicara adalah medium untuk merebut hati pendengar dan mempengaruhi jiwa mereka. Ia mengatakan bahwa setiap khotbah adalah sama seperti aksi untuk menduduki jiwa pendengar. Bagi YOHANES CHRISOSTOMUS, seni berkhotbah sebenarnya adalah bentuk bari dari ilmu untuk menguasai massa.
            Sepanjang abad pertengahan, ilmu retorika pada umumnya dikembangkan dan dimajukan didalam biara-biara dalam bentuk seni berkhotbah.
            Di sekitar Perang Salib, kepandaian berbicara dan berkhotbah disalahgunakan. Ahli-ahli khotbah seperti PAUS URBANUS ke-2, ST. BERNARDUS dari clairvauk atau PETRUS dari Amines, mendorong Perang Salib melalui khotbah-khotbah. Ordo dan konggregasi yang bertugas khusus untuk berkhotbah, menyebarkan Sabda Allah melalui api dan pedang.
            Di lain pihak golongan muslim yang mendapat ajaran fanatik dari Nabi Muhammad juga mengembangkan dan ikut menyalahgunakan kepandaian berbicara dan berkhotbah. Akibatnya, di dalam PerangSalibterjadipertumpahandarah yang hebatantaraUmat Kristen danUmat Islam.
Sekitarakhirabadpertengahanilmuberkhotbahberkembangpesat di bawah Ordo Dominikan. Pengkhotbahterkenaldari Ordo iniadalah SAVONAROLA (1452-2498). Iasangantterampildalammenggunakandialektikadanlogika. Tentangkegiatanberkhotbahnya, diasendirimengatakan, “Kadang-kadangapabilasayaturundarimimbar, sayapikir: lebihbaiksayatidakberbicaradanberkhotbahtentanghalini, tetapibersikaptenangsajadanmembiarkanTuhansendirimengaturnya. Tetapiapabilasayasudahberada di mimbar, makasayatidakbisaberbuat lain daripadaberbicara. Sabda Allah menjadikanhatidanseluruhanggotatubuhkusebagaiapi yang membara. “karenadituduhmengajarkanhal-hal yang sesat, SAVONAROLA dibakar.
Selamaabadpertengahanilmuretoritamencapaititikdalamnya. Penyelidikandanpendalamanilmuretorikaditekan, sehinggaperkembanganlanjut yang kreatifmenjadikardil. Selainituilmuretorika, kepandaianberbicarapada zaman ini, jugaseringdisalahgunakan di dalamgereja.
4. Zaman RenaisansdanHumanisme
Di antaraabad ke-14 dan ke-16 berkembanglahrenaisans di Italia.Sejalandenganperkembanganini, munculjugasuatupemahamanbaaruterhadap zaman Romawi-Yunanikuno, sehinggailmuretorika pun dikembangkankembali. Perkembanganbaruinididorongolehkaum republic, pimpinanpemerintahdan para Kaisar di Italia. SepertihalnyakaumSofis di Yunani, kelompokhumanisberpindahdarisatuUniversitaskeUniversitaslainnya, ataudarikotakekota, dariistanakeistana, untukmemberikanceramahmengenai zaman Romawi-Yunanikuno. Karyatulis-menulisberkembangpesat. Ahli-ahlipidatomembawakanceramahdimana-mana, menyiapkanpidato, menulissurat, mengadakandiskusidandebat, mengajaranak-anaksekolahtentangteknikberbicaradanmenulisbuku-bukukomentarmengenaiahli-ahlipidatodari zaman kuno. Jugaditerbitkanbuku-bukumengenaiilmu-ilmuretorika, dialektika, senisastra, filsafatdanpendidikan. Beberapatokohpada zaman ini:
POGGIO BRACCIOLINI (1380-1459). DiaadalahseorangPhilologdanpengumpulkaryatulisandari zaman kuno. Diamenampilkankembalikarya-karya QUINTILIANUS dansebagiandaripidato-pidato CICERO. VALLA (1407-1457), adalahseorangprofesorilmuretorika di kotaPavila. Iaberjasakarenamenghidupkankembaliperananilmuretorikasepertipada zaman kuno. Diajugamelihatpentingnyadialektikadanretorikasebagaisungguh-sungguhilmufilsafat. PHILIP MELANCHTHON (1497-1560). Diaadalahprofesor Bahasa Yunani di kota Wittenberg. Seorangrekankerja Martin Luther yang lain bernama ULRICH VON HUTTEN (1488-1523). Merekaadalahtokoh-tokohgerakanreformasi yang sangatberjasadalammengembangkanilmuretorika.
Sebagaireaksiterhadapgerakanreformasi di Eropa, munculgerakan anti reformasi yang dipeloporioleh pater-pater Yesuit. Dimana-mana dihidupkankembalikepandaianberkhotbahdarimimbar-mimbargereja. Yang terkenaldarikelompok anti reformasiadalahpendiriYesuit, IGNATIUS dari Loyola (1491-1556) dan PETRUS KANISIUS (1521-1597), misionarisdaerah-daerah yang berbahasaJerman.
Selainitumunculjuga para pengkhotbahdari Ordo St. Agustinis. Merekaterkenalkarenamenampilkankhotbah yang praktisdihalaman-halamanistana raja. Salah seorang yang terkenaladalah ABRAHAM dari Santa Clara (1644-1709). Dari tangannyaterbit 16 bukutentangilmuretorika.
5. Zaman Modern
Negara-negara yang berjasauntukmengembangkanilmuretorikadalam zaman modern adalahPrancis, Inggris, Amerika SerikatdanJerman Barat.
A.    PRANCIS
Gerakanhumanismedalamaspektertentumelahirkan di Prancispenyair-penyair, pengarang, moralisdanpengkhotbah-pengkhotbahterkenal. SampaipadasaatRevolusiPranciskepandaianberbicarahanyaberkembang di dalamrumah-rumahbiara. SesudahRevolusiPrancisilmuretorikamulaimeluasdantersebarjugadiantarakaumawam, danjustru masa sesudahRevolusiPrancisadalah puncaknya.
Tokoh-tokoh terkenal dari prancis adalah: MIRABEAUS ( 1949-1791). Dia adalah ahli pidato terkenal. Ia menguasai teknik berdebat, memiliki suara yang jelas dan mimik yang menarik; pengungkapannya tajam dan logis. NAPOLEON BONAPARTE (1769-1821). Seorang ditaktor yang memiliki banyak bakat dan mengenal jiwa manusia secara teliti. NAPOLEON adalah seorang ahli pidato yang luar biasa. Menurut dia, kalimat yang dapat mempengaruhi pendengar adalah kalimat yang pendek dan yang sering kali diulang. Tetapi diluar lingkungan Angkatan Bersenjata, NAPOLEON menderita kompleks rendah diri. Terutama apabila harus berbicara di depan Senat dan Wakil-wakil rakyat. Sebab itu pidatonya selalu ditulis jelas dan untuk mempertinggi efektivitas pidato, ia mengikuti kursus ilmu berpidato pada TALMA (1763-1826), seorang pemain teater dan guru retorika. Napoleon akhirnya hancur sendiri karena kelobaannya mencari kuasa.
Charles de Gaulle (1890-1970), adalah seorang jendral yang mengangkat suara dari tempat pengasingannya di London untuk mendorong rakyat prancis supaya bertahan dalam tantangan. Ia adalah seorang ahli pidato yang bersifat kepahlawanan. Medium yang dipergunakan dalam pidato untuk menanam pengaruh di kalangan rakyat Prancis adalah televisi. Dalam biografinya, A Crawley menulis tentang de Gaulle sebagai berikut, "sebelum tampil dalam siaran televisi, de Gaulle mencoba pidatonya berjam-jam di depan cermin. Seorang pemain drama terkenal dari Prancis harus memperbaiki gerak-gerik dan mimiknya sehingga dapat memberi efek yang baik, meski pada pesawat televisi yang paling kecil sekalipun".
B. Inggris
Ketika di daratan Eropa, khususnya di Jerman, orang berkecimpung dalam bidang puisi dan filsafat, orang Inggris mempelajari ilmu retorika secara sistematis dan mengembangkannya dengan karakter tersendiri. sebagai mana orang Romawi, bangsa Inggris yakin bahwa kata-kata yang diucapkan memiliki daya untuk mempengaruhi dan menguasai manusia. Oleh karena itu ilmu retorika dipergunakan dalam usaha memperluas kekuasaan Kerajaan Inggris. Secara alamiah orang Inggris adalah manusia pediam, dalam arti bahasa dan gerak motoris tubuhnya kurang dinamis. Tetapi para pemimpin Inggris mempelajari ilmu retorika secara teliti dan melatih diri sendiri secara intensif dalam seni berbicara.
Dibawah ini dibeberkan beberapa fase kejayaan ilmu retorika Inggris yang terkenal:
1.       Masa Kejayaan Ratu Elisabet
Di dalam masa ini, ilmu retorika berkembang jaya di daratan Inggris berkat pengaruh Humanisme. Thomas Wilson (Quintilianusnya orang Inggris), menulis sebuah buku standar berjudul Seni Retorika (1553), yang terkenal di kalangan masyarakat Inggris. Seorang filsuf Francis Bacon (1561-1626), dalam bukunya Kemajuan dalam Belajar (Der Fortschritt des Lernens, 1605) memberikan penilaian mengenai ilmu retorika. Ia mengatakan, "Kebijaksanaan menciptakan nama dan ketakjuban, tetapi kepandaian berpidato dalam soal dagang dan kehidupan bernegara menciptakan efek yang jauh lebih besar". Tokoh yang juga turut mengembangkan ilmu retorika dalam masa ini adalah penyair terkenal William Shakespeare (1564-1616). Dalam drama-dramanya, Coriolanus dan Julius Caesar, Shakespeare selalu memasukkkan pidato-pidato politis. Satu contoh klasik adalah pidato yang dibawakan oleh Marc Anton di depan Jenazah J. Caesar dan massa rakyat untuk menghormati para pahlawan. Ini membuktikan bahwa pengaruh ilmu retorika dalam kehidupan politis di Inggris pada waktu itu sangat besar.
2). Selama Revolusi Puritanis
Dalam masa ini ilmu retorika juga berkembang pesat. Tokoh terkenal dari masa ini adalah Oliver Cromwell (1599-1650). Dia adalah seorang diktator yang pandai mensugesti massa lewat pidato. Pidatonya yang terkenal adalah pidato peperangan melawan Spanyol yang diucapkan pada tanggal 17 September 1656. Seorang lain bernama Jhon Milton  (1608-1674), adalah penyair terbesar masa ini, yang menguasai ilmu seni berbicara dengan sangat baik. Dalam bukunya Das verlorene Paradies, ia membuat sintesis antara politik dan agama dengan mempergunakan ilmu retorika. Menurut dia, agama dan politik harus saling melengkapi. Cromwell mempergunakan ilmu retorika sebagai wadah dalam bidang politik dan agama untuk mencapai tujuan politisnya. Dia adalah seorang politikus yang dingin, tetapi penuh pertimbangan. Menurut dia, musuh-musuh politis adalah orang-orang yang terkutuk. Oleh karena itu mereka harus dibinasakan.
    Sejak masa ini pengaruh Kitab suci pada ahli-ahli pidato sangat besar. Hal ini tampak jelas pada WISTON CHURCHILL, J.F. KENNEDY, JOHN WESLEY dan BILLY GRAHAM, yang dijuluki “Senapan mesin Tuhan”.

3)    Masa Jaya antara Abad ke-17 dan ke-19
        Dalam abad-abad ini muncul ahli-ahli pidato terkenal di Inggris. Tanpa orang-orang ini, sejarah demokrasi palmentaris di Inggris akan menjadi lebih miskin. Dalam masa ini ilmu retorika pertama-tama adalah hasil dari suatu politis. Perdebatan-perdebatan dalam parlemen pada masa itu menampilkan serta jelas kejayaan ilmu retorika. Tokoh-tokoh terkenal adalah WILLIAM PITT SENIOR dan senior. Dalam  umurnya yang ke-24, ia sudah menjadi Perdana Menteri Kerajaan Inggris. Ia memiliki kepala yang dingin dan tampil sebagai seorang ahli pidato improvisasi yang brilian. Ia terkenal sejarah berkat pidato yang diucapkannya dihadapan DPR Inggris mengenai penghapusan perdagangan budak (1792). Tokoh-tokoh lain yang juga terkenal pada zaman ini adalah HENRY FOX (1705-1774); EDMUND BURKE (1729-1797) dan WILLIAM GERARD HAMILTON (1729-1796).

4)   Masa Kejayan Victoria
       Masa ini merupakan masa peralihan dari gaya berbicara Aristokratis, kepada Demokratis. Pusat pembinaan ilmu retorika dalam masa ini adalah universitas-universitas seperti Oxford dan Cambridge. Padamasa ini terbentuk “Kelompok Debat’ (DEBATING SOCIETIES). BANYAK DARI ANGGOTA KELOMPOK DISKUSI DAN DEBAT INI TELAH menjaddi pemimpin-pemimpin dalam bidang politik. Didalam kelompok debat berlatih teknik berbicara,berpidato,derdiskusi, memimpin diskusi atau berkerja menurut proses parlemen. Sekali dalam satu tahun diadakan ‘hari pidato’, dimana para siswa atau mahasiswa diberi kesempatan untuk membawakan pidato. Pada waktu itu praktek semacam ini belum dijalankan di dalam universitas-universitas lain di eropa. Ciri khas ilmu retorika masa ini adalah bahwa mereka mempergunakan bahasa daerah (plain English) dan bukan bahasa inggris standar. Sejak masa ini juga muncul kebiasaan untuk membawakan pidato di tempat terbuka  (open airspedd). Yang mengambil bagian dalam Open Air Speech adalah rakyat yang biasa. Tokoh-tokoh terkenal dari masa ini adalah GEORGE CANNIQ (1770-1827), RICHARD COBDEN (1804-1865). JOHN BIGHT (1909-1898),BENYAMIN DISRAELI (18004-1881), WILLIAM GLADTONE (1809-1898) dan JOSEPH CHAMBERLAIN (1834-1914). J. CHAMBERLAIN KEMUDIAN MENJADI PERDANA MENTERI  yang imperialistis. Ia memajukan satuseni bicara yang dekat dengan situasi rakyat jelata. Pidatonya dalam musim gugur  1885 merupakanpiato yang paling berkesan.
     Seorang toritikus dalam bidang ilmu retorika pada masa ini adalah RICHARD WHATELY. Ia menulis sebuah buku berjudul Dasar-dasar retorika (1828) yang sangat laris, sehinggabanyak kali dicetak ulang.
    Ciri utama retorika pada masa ini ialah bahwa kepandaian berpidato keluar dari lingkungan parlemen dan istana, lalu menyebar luas dikalang jelata.

5)    Abad XX
         Masa ini disebut ‘Zaman Perak’ seni berpidato Inggris. Kenyatan yang diakui umum ialah bahwa dalam situasi krisis nasional, selalu muncul tokoh-tokoh politik Inggris yang mantap dan sekaligus memiliki kepandaian berpidato secara meyakinkan. Dua tokoh pertama  ia menunjukan kesanggupan-kesangupan demagogisnya yang menyakinkan. Pidato yang diucapkan mengenai kehormatan Nasional merupakan karyasalah satu retoris yang terbaik selam peran. Sebagai perdana menteri, ia pernah menundukan para pekerja tambang yang menjadi marah dan mengadakan pemogokan. Ia menduduki kursi Perdana Menteri antara 1916-1922. Dari puncak kekuasaan politis ini ia menaklukkan para lawan politiknya lewat seni berpidato, dan justru penguasaan seni berbicara inilah juga yang sudah menghantar dia ke puncak keberhasilan
Winston Spencer Churchill (1874-1965)
Churchill adalah seorang politikus Inggris terbesar dan mengalami dua Perang Dunia. Ia memiliki bakat berbicara yang luar biasa. sejak tahun 1940, ketika bangsa dan tanah airnya dilanda malapetaka, ia mendorong dan menguatkan hati rakyat Inggris melalui kepandaian retorisnya, supaya mampu bertahan dan memenangkan peperangan. Churchill adalah seorang ahli pidato bersifat kepahlawanan yang muncul oleh demokrasi barat, khususnya demokrasi Inggris dalam perang dunia kedua. Pidatonya yang terkenal, berjudul "Darah, Keringat dan Air mata" (Blut, Schweiss und Traenen) yang diucapkannya pada tanggal 13 Mei 1940, menunjukkan betapa ia menguasai teknik berbicara secara retoris. Ia mempergunakan kata-kata sebagai senjatanya yang ampuh. Pidato-pidatonya yang disusun dalam tujuh jilid, memberi kesaksian bahwa Winston Churchil adalah seorang ahli pidato terbesar dan seorang penyambung lidah rakyat Inggris termasyhur pada abad ini.
C. Amerika Serikat
Amerika Serikat yang juga memiliki Demokrasi Angko-Amerika, sudah memiliki tradisi retoris parlemen sejak kira-kira dua ratus tahun terakhir. Nenek moyang bangsa Amerika adalah orang-orang yang pandai berbicara. Tanpa modal kepandaian berbicara ini, mereka tidak akan dapat mempersatukan bangsa Amerika untuk membebaskan diri dari penjajahan Inggris. Retorika di Amerika Serikat mengalami beberapa tahap perkembangan seperti dibawah ini:
1) Pada Masa Awal
Tokoh-tokoh penting dalam masa ini adalah Patrick Henry (1736-1799). Dia adalah seorang Gubernur dari negara bagian Virginia, yang terkenal karena seruannya: "Kebebasan atau kematian". Jhon Quincy Adams (1767-1848), Presiden Amerika Serikat yang ke 6. Dia adalah Profesor ilmu retorika. Thomas Cefferson (1743-1826), seorang pemikir terbesar, yang menyusun dekrit tentang kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776. James Monroe (1758-1831) adalah presiden Amerika Serikat yang kelima. Dia juga adalah pencetus Doktrin Monroe, yang disusun bersama Jhon Quincy Adams. Doktrin ini dimaklumkan secara meyakinkan kepada kongrea pada tahun 1928.
2) perang saudara (1861-1865)
Secara historis, perang sodara ini mentukan hidup dan matinya Amerika serikat sebagai satu bangsa dan negara. Masalahnya pada waktu itu menjadi pokok percekcokan adalah penghapusan perdangan budak di negara bagian selatan. Dalam situasi ini muncul beberapa ahli pidato terkenal seperti :
a. Henry Clay (1777-1852)
Dia adalah seorang senator dan anggota kongres, seorang kompromis terkenal. Lewat seni berbicara ini ia menghindarkan perpecahan antara negara bagian utara dan selatan.
b. Jhon Calhoun (1782-1850)
Ia memiliki kepandaian berbicara, khususnya dalam diskusi dan debat. Bakat retorisnya sangat membantu Henry Clay.
c. Daniel Webster (1782-1852)
Seorang senator dan demagog terbesar pada masanya. Ia dijuluki Demosthenesnya orang-orang Yankee. Dalam pidato yang dibawakan pada tanggal 7 Maret 1850, ia mencoba dengan segala daya dan keterampilan retorisnya untuk meyakinkan rakyat Amerika, supaya tetap mempertahankan persatuan bangsa. Argumentasi Webster begitu kuat dan tidak pernah habis sehingga eseis Emerson pernah mengatakan tentang dia "Meriam yang persiapan amunisinya tidak habis-habis". Seorang cendikiawan dari Havard University melukiskan daya sugesti retoris Webster sebagai berikut " Belum pernah pernah satu pidato begitu mengesankan saya, tiga atau empat kali saya takut, jangan sampai jantung saya berhenti berdenyut. Kata-katanya begitu merasuki pembuluh darah saya...saya menjadi begitu terpukau".
ABRAHAM LINCOLN (1809-1865)

            Dia adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-16. Pidatonya yang diucapkan perdepatan dengan Senator Dauglas dari Illinois mengenai penghapusan perbudakan, dapat dibandingka dengan tese-tese yang dikedepankan MARTIN LUTHER pendiri Revormasi di Wittenbreg. Pada tanggal 1 januari 1863, ia memaklumkan pembebasan bagi para budak berkulit hitam. Salah satu pidatonya yang dibawakan ketika meresmikan Taman Pahlawan Gettysburg, pada tanggal 19 Novembae 1863, adalah yang paling singkat, tetapi sangat berkesan dan tak pernah lagi akan dilupakan didalam sejarah bangsa manusia. Pidato itu berakhir dengan kata-kata: “bahwa Pemerintah dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk rakyat tidak akan lenyap dari muka bumi ini.
            Pada tanggal 4 Maret 1845, dalam pidato pelantikannya untuk masa jabatan Presiden yang kedua kalinya, ia menghimbau negara-negara bagian selatan Amerika Serikat, supaya jangan memblas dendam. Beberapa minggu keudian, ia mati ditembak.

3).        Abad XIX-XX

            Tokoh-tokoh retorika yang terkenal abad ini adalah:

THEODORE ROOSEVELNT (1858-1919)

Dia adalah Presiden Amerika Serikat yang kedua puluh enam.seorang yang pandai mempergunakan kata-kata secara tepat dalam berpidato sehingga membawa dampak dan pengaruh besar terhadap pendengarnya. Tentang Terusan Penama yang pada waktu itu dipermasalahkan, ia mengatakan dalam satu pidatonya sebagai berikut, “ Andaikan saya menanti keputusan Kongres, maka mereka akan berdebat kira-kira lima puluh tahun lagi. Sayamengambil keputusan, dan mulai membangun terusan ini. Sesudah itu saya akan menyerahkan kepada Kongres untuk diperdebatkan... tetapi bukan soal terusan, melainkan tentang saya bertindak. Saya menangani masalah terusan itu dan membiarkan Kongres berdebat... sehingga selama perdebatan dalam Kongres mencapai kemajuan, pembangunan terusa juga mencapai kemajuan. “THEODORE ROOSEVELNT adalah juga seorang politikus yang memiliki taktik yang besar dalam masalah luar negeri.
Dalam hubungan dengan negara-negara Amerika Latin, ia berpegang pada peribahasa ini, “Bicaralah lembut, tetapi bawa serta sebuah tongkat pendek, maka anda akan berhasil!”. Ia bercita-cita menjadi seorang Presiden yang kuat seperti WASHINGTON dan LINCOLN.

FRANKLIN DELANO ROOSEVELT (1882-1945)

            Presiden Amerika Serikat yang ketiga puluh dua. Tahun 1933 terjadi krisis ekonomi yang juga menimpa Amerika Serikat dalam situasi ini ia tampil dalam pemilihan presiden. Dalam masa kampanye ia terkenal, karena kalimatnya: “ Kalimat ini memiliki dampak psikologis yang tinggi. Dengan kalimat ini ia menghapuskan rasa takut dalam hati banyak rakyat Amerika dan dengan itu ia membangun semangat dan rasa percaya diri pada mereka. Sesudah menjadi Presiden, dalam seratus hari awal masa jabatan, ia sudah mengatasi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini terjadi berkat kepandaian retirisnya yang dipergunakan untuk “menjual” program NEW DEAL-nya lewat radio dan televisi, FRANKLIN DELANO ROOSEVELT juga dekat denga para wartawan, karena dia yakin bahwa melalui mereka pendapat umum dapat dipengaruhi. Dalam kunjungan-kunjungan ke daerah, ia senantiasa berusaha untuk dekat dengan rakyat kecil.

            JOHN FITZGERALD KENNEDY (1917-1963)

            KENNEDY adalah Senator dan Presiden Amerika Serikat yang ketiga puluh lima. Seorang yang agresif dalam kampanye pemilihan Presiden. Ia tampak jelas dalam debat televisi melawan calon Presiden R. NIXON pada tahun 1960. Pada saat itu KENNEDY tahu bahwa jumlah orang Amerika yang akan mendapat penjelasan lewat siaran televisi mengenai kampanye pemilihan Presiden, dua kali lebih besar daripada lewat surat kabar dan Majalah. Sebab itu kesempatan ini dipersiapakan dan dipergunakannya dengan sangat baik. Perdebatan itu disaksikan oleh sekitar tujuh puluh juta orang, di mana J. F. KENNEDY keluar sebagai pemenang.
            Ia terkenal karena kepintaran yang brilian dan karena kemampuan retorisnya yang tinggi. Kepandaiannya dalam seni berbicara ini didemonstrasikan dalam pidato pelantikannya pada tahun 1961, di mana tidak hanya membeberkan angka dan fakta-fakta secara tepat dan lancer, tetapi juga dengan permainan kata yang mengandung humor yang efektif dan berkesan ketika mengunjungi Jerman Barat dan membawakan pidato di kota Berlin Barat, ia mengucapkan kalimat yang masyhur, yang hingga kini tak terlupakan dalam sejarah. Ich bin ein Berliner! (1963) SORENSEN, penulis pidato-pidato KENNEDY mengakui, “bagi kami, yang terutama adalah memukau public dan itu berarti : sedapat umngkin pidato yang singkat, klaimat yang pendek dan kata-kata yang padat, yang logis dan yang teratur: Menyederhanakan struktur kalimat untuk menjelaskan dan menekankan sebgaian yang paling pentin…” KENNEDY mencintai gaya bahasa aliterasi bukan hanya atas dasar ilmu retorika, tetapi karena gaya bahasa itu memungkinkan para pedengar lebih mengingat isi pidato. Maenurut dia, kata adalah alat untuk membuat lukisan yang tepat. Sebab itu kata-kata harus dipilih secara teliti dan dipergunakan secara tepat.
Pada tanggal 22 November 1963, dalam kampanye pemilihan presiden, ia mati ditembak.
ROBERT FRANCIS KENNEDY (1925-1968)
ROBERT adalah saudara J.F.KENNEDY. dia juga seorang senator dan terakhir menjabat Menteri Pengadiln, yang kemudian  dalam kampanye pemilihan presiden, juga mati karena tertembak. Dalam kampanye pemilihan presiden ia menunjukan sikap agresif seperti J.F. KENNEDY. Berbeda dengan saudaranya, ROBERT memiliki gaya retoris yang lebih sederhana tetapi berkesan. Pidatonya sebagai calon presiden yang diucapkannya pada tanggal 16 Maret 1968, merupakan karya retoris dan psikologis yang berbobot.
MARTIN LUTHER KING (1925-1968)
Pada zaman KENNEDY, harus juga disebut MARTIN LUTHER KING, seorang pengkhotbah kulit dan pejuang hak asasi golongan kulit hitam yang berasal dari Albama. Dia akhirnya juga menjadi korban pembunuhan politis. Dalam perjuangan untuk menuntut per samaan hak bagi orang-orang kulit berwarna di Amerika Serikat. MARTIN L> KING mengembangkan pidato-pidato yang bersifat demagogis dan memiliki nilai retoris yang tinggi. Pidatonya yang berjudul “I have a dream”, yang diucapkannya didepan 200.000 pendengar pada tanggal 28 Agustus 1963, di tugu Lincoln di kota Washington, merupakan pidato yang tetap akan tercatat sepanjang sejarah dunia. Kata kunci yang sennatiasa kembali dalam pidato ini adalah kebebasa.
Seruannya : “ we want freedom,freedom!”, akan tetap dikenang oleh generasi-generasi mendatang.
Berbeda dari Jerman Barat. Amerika Serikat memiliki system pembinaan dan pendidikan dalam ilmu retorika. De sekolah-sekolah dan kolese selalu ada pendidikan ilmu berpidato dan latiah-latihan berbicara. Disetiap Negara bagian, selalu diadakan kompetisi untuk berpidato, berdiskusi dan berdebat. Dari kompetisi ini ditentukan pembicara yang baik.
Di setiap universitas selalu ada Speech Departement, yang menangani bidang studi berbicara, disertai latihanlatihan praktis dan penelitian retoris dari sana berasal buku buku ilmiah menganai ilmu retorika.
Di samping itu ada juga kursus-kursus prifat. Tokoh terkenal yang menangani kursus-kursus prifat ini adalah DALE KARNEGIE (1888-1955). Kursus-kursus ini terkenal diseluruh dunia. KARNEGIE sendiri menulis banyak buku mengenai teknik berbicara.
Seorang lain yang juga memimpin kursus retorika prifat adalah RALPH SMEDLEY. Pada tahun 1924 ia mendirikan Toasmasters International di Kalivornia. Dalam kursus ini orang dilatih untuk mendengar, berfikir dan berbicara secara baik dewasa ini, organisasi ini sudah tersebar keseluruh dunia dan terdapat di lima puluh Negara.
Ada kira-kira 4.000 kelompok diskusi dan pidato diseluruh dunia. Para anggota mengadakan pertemuan sekali seminggu. Dalam pertemuan itu mereka membuat latihan berbicara, berdiskusi, memimpin sidang atau konferensi. Setiap dua tahun di adakan kompetisi membawakan pidato. Pembicara yang paling baik akan di umumkan kesemua Negara Negara anggota. Ini adalah suatu contoh dari semangat untuk mempelajari ilmu retorika secara angloamekanis.
D. JERMAN
Sampai saat Reformasi, ilmu retorika dijerman tidak dapat berkembang pesat. Karena bangsa Jerman dikuasai oleh para kaisar yang terlalu otoriter, orang bawahan atau rakyat jelata tidak memiliki kebebasan untuk berbicara. Oleh munculnya reformasi yang diprakarsai oleh Martin Luther, kepandain dan seni berbicara mulai dikembangkan, khususnya pada mimbar-mimbar gereja, baik oleh pemimpin agam prostetan maupun oleh pemimpin agama katolik.
            Sekitar perang dunia kedua, ilmu kepandaian berbicara mengalamiperkembangn yang pesat. Sesudah kaum nazi (National sozialisten) pada tahun 1993 mengambil alih pucuk pemerintahan, retorika dijadikan wadah untuk menanamkan pengaruh di antara rakyat Jerman, khususnya dikalangan generasi muda.
            Demagog terkenal pada zaman ini adalah Adolf Hitler (1889-1945). Dia adalah kanselir Jerman yang mengantar Jerman menuju perang dunia kedua dan serentak pula membawa Jerman kepada runtuhan dan perpecahan. Allan Bullock, seorang sejarawan Inggris menanamkan Hitler: “Seorang demagog besar f\dalam sejarah”. Hitler sudah mulai tampil sebagai seorang demagog yang manarik, sekitar tahun 1920, ketika masih hidup dan bertugas di negara bagaian Bayern. Setelah percobaan coup yang gagal pada tahun 1923, sebagai tawanan iamengarang buku: Mein Kampf , yang berisi program politiknya. Dalam bab I,6 ia menyajikan propaganda perang: dalam bab II,6 ia melikiskan arti pidato dan dalam bab XI ia menulis propaganda dan organisasi. Pidato-pidato Hitler memiliki daya sugesti yang kuat dan meyakinkan. Ia dapat dengan mudah menguasai dan meyakini massa eakyat meskipun tidak pernah belajar psikologi massa.
            Seorang demagog lain yang juga terkenal di zaman Nazi adalah Herman Georing (1893-1946). Georing dalah presiden kerajaan yang kelak menjadi marsekal.
            Demagog lain yang juga terkenal disamping Hitler dan Georing adalah Joseph Goebbels (1897-1945). Dia dalah menteri yang menangani bagian propaganda pada zaman Hitler. Dia juga yang menciptakan Fuehrer Mythos (mitos tentang Hitler). Goebbels adalah seorang demagog yang paling brilian. Hal itu dibuktikannya tidak lewat pidato-pidato, tetapi juga lewat tulisan-tulisannya. Dia menyadari denagn sungguh-sungguh bahwa ilmu retorika dalah ilmu untuk berkuasa.
F.    RETORIKA SEBAGAI SATU PROSES KOMUNIKASI
1.       Apa itu Komunikasi?
Komunikasi adalah proses pengalihan makna antarpribadi manusia atau tukar-menukar berita dalam sistem informasi. Ada empat faktor yang menjadi prasyarat terjadinya suatu proses komunikasi yaitu:
·         Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang mengatakan, mengucapkan atau menyampaikan sesuatu.
·         Warta, pesan atau informasi (I), yaitu apa yang diucapkan; apa yang disampaikan.
·         Resipiens (R), adalah orang yang mendengar atau menerima apa yang dikatakan atau disampaikan oleh komunikator.
·         Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh komunikator untuk menyampaikan warta atau pesan.


K                                                    M                                                       R
               
                (BARTHOLOMAUS, W, Kleine Predigtlehre, 1974, hlm. 41)

    K
 
                Supaya komunikasi dapat terjadi, dalam arti terjadi saling pengertian antara komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda (T), yang dimiliki oleh komunikator dan resipiens, dan dapa dimengerti oleh keduanya. Perbendaharaan tanda bersama ini akan memperoleh proses komunikasi. Untuk memperjelas, lihat skema di bawah ini:
     R
 
                                                                               M                                                       R
Flowchart: Connector:   T               


                                                                     
(lbid. hlm. 42)

                Apabila komunikator ingin menyampaikan sesuatu kepada resipiens, berarti dia memiliki suatu maksud di dalam pikiran. “sesuatu” yang ada di dalam pikiran komunikator ini, harus diterjemahkan ke dalam kode-kode yang dapat dimengerti oleh resipiens. Proses menerjemahkan sesuatu ke dalam kode-kode ini disebut kodefikasi (kodierung) (D). Pendengar menangkap sesuatu yang dikodefikasikan oleh komunikator, lalu menerjemahkan ke dalam pengertiannya. Proses yang dilakukan resipiens ini disebut dekodefikasi (Dt) (Dekodierung). Lihat skema di bawah ini:
DkkkkkKKKKKK
 
                   R
 
D
 
K
 
                                                                                                    M                                                                                       
 

Flowchart: Connector: T               


                                                                                       (lbid. hlm. 42)

                Secara singkat proses komunikasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
                Siapa yang mengatakan (Wer);
              Apa yang dikatakan (sagt was);
                kepada siapa (zu wem);
                melalui medium apa (durch welches Mediium);
                dengan efek apa (mit welcher Wirkung).

Jadi komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, di mana komunikator menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Retorika sebagai Proses Komunikasi 
Sebuah contoh: sebuah mobil bekas akan dijual. Pemilik mobil tentu ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan tentang merk, tipe, tahun keluaran dan ciri khas mobil, tetapi dia juga pasti juga akan memuji-muji mobil tersebut. Misalnya terpelihara baik, tentunya sangat cocok dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya: mobil bekas yang paling ideal, yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnta masih terlalu murah.
            Di lain pihak calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar-menawar dalam perdagangan, diman penjual dan pembeli saling memberikan argumentasi untuk mencapai yuuannya masing-masing.
            Dari contoh diatas dapat dilihat aspek-aspek komunikasi retoris sebagai berikut:
·         Seorang pembicara, menyampaikan kepada;
·         Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan:
·         Sesuatu;
·         Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual mobil);
·         Memberikan argumen-argumen terhadap isi pembicaraan:
·         Sambol mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris
Ada banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komukikator,pesan, medium dan resipiens.
A. Pada Komunikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dalah;
1) Pengerhuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.
            Yang dimaksudkan adalah pengusaan bahasa dan keterampilan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan memnganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
            Disamping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.

2) Sikap komunikator
            Sikap kominikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati; rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum
            Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, kerena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis darikehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4) Sistem sosial
            Setiap komunikator berada dab hidup didalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki kominikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas kominikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin aau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5) Sistem kebudayaan
            Disamping sistem sosial, sistem kebudayaan ynag dimiliki seorang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisnya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
B. Faktor-faktor pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.
1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
            Supaya terjadi kominikasi, resipiens harus menguasai bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkominikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedu belah pihak.komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.
2) Sikap resipiens
            Faktor ini juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positip seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jrngkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
3) Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat payuh, rendah hati, suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini, apabila mereka mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
C. Faktor-faktor Pada Pesan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperlihatkan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1) Elemen-elemen Pesan
            Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar. Elemen-elemen iyu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yng dipakai untuk mengkonkretisasi pesan suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk memperjelas pesan yang disampaikan. 
2) Struktur Pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempebgaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis dimana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
3) Isi Pesan
            Isi pesan yang diungkapkan lewat medium dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak bolah terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.
4) Proses Pembeberan
            Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses kominikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut. 
4. Kegunaan Komunikasi retoris
Mengapa komunikasi retoris itu penting? Konrad Lorenz mengatakan; “Apa yang diucapkan tidak berarti didengar; apa yang didengar, tidak berarti juga dimengerti; apa yang dimengerti yidak berarti diseyujui; apa yang disetujui tidak berarti diterima; apa yang diterima tidak berarti juga dihayati; apa yang dihayati tidak berarti juga mengubah tingkah laku.”
            Kalimat-kalimat ini mau mengungkapkan kesulitan dalam proses komunikasi antarmanusia. Antar ide atau pikiran dan realisasinya yang konkret terbentang satu jalan yang panjang, yang memiliki berbagai macam kesulitan dalam penyampaian, sehingga dapat mengurangi efektivitas dalam proses komunikasi.
            Oleh karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat didengar; apa yang didengar dapat dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang disetujui dapat diterima; apa yang diterima dapat dihayati dan pa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku. 
Monologika adalah ilmu tentang  seni berbicara secara monolog. Dalam monologika hanya satu orang yang berbicara kepada seorang lain atau kepada sekelompok orang. Bentuk utama monologika adalah pidato. Komunikasi dalam proses berpidato lebih bersifat satu arah, sebab hanya seorang yang berbicara, sedangkan yang lain mendengar. Bab ini akan menguraikan pokok-pokok tentang: jenis-jenis pidato; ciri-ciri suatu pidato yang baik; skema pidato; teknik mempersiapkan pidato dan contoh skema pidato.

A. JENIS-JENIS PIDATO
jenis pidato ditentukan oleh beberapa faktor seperti: situasi, tempat, tujuan dan isi pembicara. Faktor-faktor yang menjadi patokan untuk menentukan jenis pidato adalah:
1.        Bidang Politik
Dalam dunia politik sering diucapkan pidato yang bertujuan politis. Pendengar pidato politis pada umumnya adalah massa rakyat. Tujuan pidato politis pada umumnya bukan mengajar, tetapi mempengaruhui; bukan meyakinkan, tetapi membakar semangat. Oleh karena itu pembicara harus menguasai psikologi massa. Di samping itu dia harus menguasai teknik dan taktik berbica. Dia juga harus menguasai teknik penampilan, sehingga memberi kesan pasti dan mengandung kepercayaan pihak pendengar dan dirinya. Seorang pembicara politis yang baik, harus sanggup membimbing massa untuk mengambil keputusan, meskipun hanya dengan menggunakan suaranya. Kata-katanya tidak boleh hanyak menyentuh akal para pendengar tetapi dan terutama juga hati mereka.
Jenis-jenis pidato politis yang lazim dibawakan adalah: pidato kenegaraan, pidato parlemen, pidato pada perayaan nasional, pidato pada kesempatan demonstrasi dan pidato kampanye.
Pidato-pidato politis umumnya panjang dan dapat dibawakan langsung di hadapan massa atau dapat juga melalui media komunikasi seperti radio dan televisi.

2.        Kesempatan Khusus
Ada banyak kesempatan atau pertemuan tidak resmi, di mana orang harus membawakan pidato. Suasana pertemuan semacam ini pada umumnya akrab, sebab para peserta sudah saling mengenal, seperti: pertemuan keluarga, sidang organisasi dan sidang antara para anggota dan pimpinan perusahaan. Bentuk pidato yang dibawakan biasanya disebut kata sambutan, lamanya antara 3-5 menit. Pidato atau sambutan ini lebih diarahkan untuk menggerakkan hati dan bukan pikiran pendengar. Sasaran utamanya adalah perasaan, bukan pengertian.
Jenis-jenis pidato yang dibawakan pada kesempatan ini adalah: pidato ucapan selamat datang, pidato untuk memberi motivasi, pidato ucapan syukur, pidato pembukaan dan pidato penutup.



3.        Kesempatan Resmi
Dalam kehidupan bermasyarakat sering diselenggarakan berbagai pertemuan karena alasan-alasan resmi. Para peserta yang hadir adalah para pejabat, para pembesar atau orang-orang terkemuka yang datang dalam suasana formal. Bentuk pidato pada kesempatan ini juga disebut Kata Sambutan. Dalam kesempatan resmi, pidato atau sambutan yang dibawakan seharusnya singkat, meskipun di sampaikan secara bebas. Sasarannya lebih untuk menggerakkan perasaan dan bukan untuk menanamkan pengertian nasional.
Jenis-jenis pidato yang diucapkan pada kesempatan seperti ini adalah: pidato Hari Ulang Tahun (HUT), pidato pernikahan, pidato perpisahan, pidato pelantikan, pidato pesta perak dan pesta emas.


4.        Pertemuan informatif
Dalam hubungan dengan pembinaan, sering di selenggarakan pertemuan-pertemuan informatif. Maksudnya adalah pertemuan dalam Kelompok-kolompok kecil atau besar, baik dalam dunia pendidikan, maupun dalam bidang kehidupan lain, dengan maksud untuk memberi dan membagi informasi atau untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Pidato yang dibawakan pada kesempatan ini juga bersifat sungguh-sungguh, ilmiah, objektif dan rasional. Konsentrasi pembeberanya lebih pada penalaran rasional.

Jenis-jenis pidao informatif adalah:
  1. KULIAH
Kuliah adalah penyampaian ilmu pengetahuan di dalam Universitas atau Sekolah Tinggi. Di dalam kuliah, salah  satu bahan atau tema dari bidang ilmu tertentu ditawarkan lewat sejumlah kuliah yang diberikan berturut-turut. Cara menyajika  biasanya dengan membaca teks yang sudah dipersiapkan.
  1. CERAMAH
Pada dasarnya tujuan ceramah adalah memberikan informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu bahan yang diceramahkan harus dipersiapkan dengan teliti. Ceramah harus menampilkan posisi yang jelas, bahasa yang padat dan berisi: pikiran yang tersusun logis dan memiliki skema yang jelas serta hubungan yang serasi antara bagian-bagianya.
  1. REFERAT/MAKALAH
Sebuah referen atau makalah sebenarnya adalah suatu ceramah singkat mengenai satu bidang ilmu pengetahuan, yang berlangsung antara 10-20 menit. Seringkali referat juga merupakan pengantar kedalam salah satu bidang; atau dipakai sebagai salah satu acara dalam perundingan, sehingga orang menyebutnya: pengantar singkat atau referai singkat. Referat dapat juga dibawakam dalam diskusi, dalam komperensi atau konperensi meja bundar. Pada dasarnya referat di batasi uraiannya pada hal-hal yang esensial, sehingga lebih mengenai budi dan bukan perasaan manusia.
D.        PENGAJARAN
Pengajaran adalah uraian yang disusun secara pedagogis, umunya di bawakan untuk kelompok orang setingkat SLTP dan SLTA. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, sehingga tidak begitu membosankan.
E.       WEJANGAN INFORMATIF
Ini adalah ceramah yang santai di depan sekelompok pendengar dalam jumlah yang kecil. Bentuk ini sering dipakai apabila menunjukkan slides atau film. Gambar atau film menjadi pokok pembicaraan, sehingga tidak menuntut suatu persiapan yang teliti.
B. CIRI-CIRI SUATU PIDATO YANG BAIK
Ada sembilan hal yang mencirikan suatu pidato yang baik yakni saklik, jelas, hidup, memiliki tujuan yang jelas, bergaya klimaks, memiliki pengulangan, mengandung hal-hal yang mengejutkan, singkat tapi padat danmengandung humor.
1.      Pidato Yang Saklik
Pidato itu saklik apabila memiiki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik berarti bahwa ada hubungan yang serasi antara isi pidato dan formulasinya, sehingga indah kebenaran, tetapi bukan berarti dihiasi dengan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Akhirnya saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi.
2.      Pidato Yang Jelas
Ketentuan sejak zaman kuno menyatakan bahwa pembicara harus mengungkapkan pikirannya sedemikian rupa sehingga tidak hanya sedapat mungkinisinya dapat dimengerti, tetapi juga jangan sampai ada kemungkinan untuk tidak dimengerti.oleh karena itu pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindarkan salah pengertian. Moltke pernah berkata kepada para opsir pada tahun 1870: “suatu perintah yang dapat menimbulkan salah pengertian, akan tetap dimengerti salah”. Hal yang sama juga berlaku untuk pidato. Theodor Heuss biasa menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki formulasi pidato yang telah ditulisnya, untuk menghindarkan salah pengertian pada para pendengar. Pembicara yang tidak dapat mengungkapkan pikiran secara jelas umumnya karena dia sendiri belum memahami masalah secara tepat dan benar atau karena dia mau menyembunyikan pendapatnya.
3.      Pidato Yang Hidup
Sebuah pidato yang baik harus hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan gambar, cerita pendek, atau kejadian-kejadian yang relavan sehingga memancing perhatian pendengar. Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertian-pengertian abstrak atau definisi.
4.      Pidato Yang Memiliki Tujuan
Setiap pidato harus memiliki tujuan, yaitu apa yang mau dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato tujuan ini hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Kalimat-kalimat yang merumuskan tujuan dan kalimat-kalimat pada bagian penutup pidato harus dirumuskan secara singkat,jelas tetapi padat. Dalam satu pidato tidak boleh disodorkan terlalu banyak tujuan dan pikiran pokok; lebih baik disodorkan satu pikiran dan tujuan yang jelas sehingga mudah diingat, daripada sepuluh pikiran yang tidak jelas sehingga mudah dilupakan!

5.      Pidato Yang Memiliki Klimaks
Suatu pidato yang hanya membeberkan kejadian demi kejadian atau kenyataan demi kenyataan, akan sangat membosankan. Oleh karena itu sebaiknya kenyataan atau kejadian-kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Berusahalah menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar. Selama masa persiapan, titik-titik puncak harus dirumuskan sebaik dan sejelas mungkin. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa klimaks itu harus munculsecara organis dari dalam pidato itu sendiri dan bukan karena mengharapkan tepukan tangan yang riuh dari para pendengar. Klimaks yang dirumuskan dan ditampilkan secara tepat akan memberikan bobot kepada pidato. Usahakan upaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar diciptakan di antara pembukaan dan penutup pidato.
6.      Pidato Yang Memiliki Pengulangan
Pengulangan atau redundans itu penting karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Pengulangan itu juga menyebabkan pokok-pokok pidato tidak segera dilupakan. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Tetapi perlu diperhatikan bahwa yang dimaksudkan terutama adalah pengulangan isi pesan dan bukan rumusan. Ini berarti isi dan arti tetap sama, akan tetapi dirumuskan dengan mempergunakan bahasa yang berbeda. Masalahnya tetap sama hanya diberi pakaian yang baru dan menarik!
7.        Pidato Yang Berisi Hal-Hal Yang Mengejutkan
Sesuatu ini mengejutkan karena mungkin belum pernah ada dan terjadi sebelumnya; atau karena meskipun masalahnya biasa dan terkenal, tetapi di tempatkan dalam konteks atau relasi yang baru dan menarik. Munculnya hal-hal yang mengejutkan dalam pidato berarti menciptakan hubungan yag baru dan menarik antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal-hal yang mengejutkan itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik dan rasa ingin tahu yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi.
8.        Pidato Yang Dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam satu pidato. Oleh karena itu pidato harus dibatasi pada satu atau dua soal yang tertentu saja. Pidato yang isinya terlalu luas akan menjadi dangkal. VOLTAIRE mengatakan: "Rahasia mrmbuat pendengar merasa bosan ialah menyampaikan segala sesuatu dalam satu pidato!"  MARTIN LUTHER pernah memperingatkan para pengkhotbahnya dengan kata-kata ini: "Naiklah ke mimbar, bukalah mulutmu dan berhentilah segera!" Maksud M. LUTHER supaya orang berbicara singkat tetapi padat; berarti harus membatasi diri.
Itulah sebabnya apabila menurut pengamat kita para pendengar sudah merasa bosan, berhentilah berpidato; maka para kesempatan berikutnya kita masih mendapat pendengar yang mau mendengarkan kita! MARK TWAIN menceritakan bahwa ia pernah pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah tentang misi. Sebelum pendeta mulai berkothbah, ia berpikir untuk mendermakan lima dollar. Tetapi setelah khotbah itu berlangsung satu jam, MARK TWAIN memtuskan untuk hanya memberi setengah dollar, dan karena ternyata pendeta memperpanjang lagi khotbahnya selama satu jam, berarti khotbah itu berlangsung selaina dua jam, pacla akhir upacara mark TwAnW       meredusirrasa takut dan cemas dan ketegangan karem kannya memberi derma, tetapi justru mengambi! satu dollar J      n.,nna terlalu tinggi. Beitucara tanpa teks dan persiapai kotak derma. Alasan mark twain: "Dia berkhotbah terlalu la hingga menyita waktu saya. Waktu adalah uang. Jadi harus diba;
trena konsen-
vang terlalu tinggi. Berjoicara tanpa teks dan persiapan rnenye-Li, n bahwa orang berpidalo tanpa rencana dan tak ada tujuan atau
terlalu panjang.
"'j satu pidato yang baik dan berbobot harus memiliki skema
Berlangsung selama dua jam, pada akhir upacara. MARK TWAIN bukannya member derma, justru mengambil satu dolallar dari kotak derma. Alasan MARK TWAIN: “ Dia berkhotba terlalu lama, hingga menyita waktu saya. Waktu adalah uang. Jadi harus dibayar!”
9. Pidato yang Mengandung Humor
Humor dalam pidato itu perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak, sehingga member pesan bahwa pembicara tidak bersungguh-sungguh. Humor itu dapat menghidupkan pidato dan member kesan yang tidak terlupakan oleh pendengar. Humor dapat juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya. Dalam salah satu sidang parlemen, berkatalah KONRAD ADENAUER kepada pimpinan partai komunis, “ Betul kan, Tuan, andaikan anda memegang pucuk pemerintahan, pasti anda akan menggantung saya!” pemimpin partai komunis langsung menjawa, “Itu sudah pasti tuan ADENAUER, tetapi dengan penghormatan yang besar!”
C. SKEMA PIDATO
1. Tujuan Skema Pidato
Sebuah pidato harus disusun sebaik mungkin, sebagaimana mengolah karya seni. Sebuah rumah yang bagus, harus juga dibangun menurut ukura, skema dan aturan tertentu. Onggokan batu dan pasir, meskipun banyak sekalipun, belum menjadi satu rumah. WELLER mengatakan : Satu onggokan besar batu belum bisa disebut rumah. Untuk membangun dibutuhkan perencanaan, konstruksi, sistematisi statistik dan logik. Pikiran-pikiran yang terpencar tanpa hubungan satu sama lain selalu menghasilkan pidato yang buruk, yang tanpa ujung pangkal. Jadi setiap pejabat, atau orang yang mempunyayi posisi tertentu dalam masyrakat, sangat dianjurkan supaya jangan pernah berbicarabebas, tanpa persiapan; tetapi harus berbicara dengan menggunakan skema tertentu atau dengan mempergunakan kata-kata kunci. Hal ini akan meredusir rasa takut dan cemas dan ketegangan karena kensentrasi yang terlalu tinggi. Berbicara tanpa teks dan persiapan menyebabkan bahwa berpidato tanpa rencana dan takada tujuan atau terlalu panjang. Jadi satu pidato yang baik dan berbobot harus memiliki skema dan struktur tertentu.
2. SKEMA PIDATO
Ada beberapa kemungkinan skema yang dapat dipergunakan dalam menyusun suatu pidato. Setiap skema yang disodorkan dibawah ini bukan satu-satu nya resep yang sempurna., tetapi hanya sebagai contoh.
A.SKEMA LIMA KALIMAT
Skema lima kalimat ini dikembangkan oleh E.DRACH dan H.GESSNER(Bdk. GESSNER Rhetorik, Cet. Ke-4, 1978 hlm, 121 dst.). skema bertolak dari satu pernyataan, satu kalimat atau satu pikiran. Pikiran awal ini mendorong prmbicara dan pendengar untuk berpikir lebih lanjut. Pikiran awal ini, yang menjadi titik tolak, dikembangkan menjadi satu  rancangan pikiran( denkplan) yang tersusun dalam paling tinggi tiga (3) langkah  ketiga langkah ini harus menjelaskan soal dari pikiran awal dan harus member gambaran yang jelas kepada pendengar. Dengan itu ia menghantar jalan pikiran kepada satu titik tujuan, yang harus dirumuskan dalam satu kalimat. Kalimat terakhir ini bertujuan rasional bagi pendengar atau dalam situasi tertentu dapat merupakan dorongan untuk bertindak.
Contoh :
-          Waktu bebas itu penting
-          Orang bisa beristirahat; atau memulihkan kesehatannya.
-          Atau bisa juga mengikuti kursus pembinaan lanjut.
-          Keduanya (2+3) membantu perkembangan kepribadian yang utuh.
-          Sebab itu pergunakanlah waktu bebas sebaik mungkin.


1) Mengapa Justru Lima Kalimat?
Penggunaan angka lima ini berdasarkan pengalaman, bahwa manusia mempunyai lima jari. Sejak zaman Yunani kuno, ilmu retorika sesudah ARITOTELES mempergunakan angka ilmu ini prisai berdebat.
Dalam filsafat skolastik, orang mempergunakan lima langkah dalam berdebat:
1. Menggunakan masalah (Quaestio atau propositio);
2. Melihat apa yang tidak termasuk masalah (Videtur quod non);
3. Argumen kontra (In opposiotum: contra);
4. Argumen pro (In opposiotum: pro);
5. Jalan leluar/penyelesaian masalah (Solution).
Dalam abad modern Dewey mengemukakan satu teori berpikir yang juga terdiri atas lima langkah:
1. Orang berhadapan dengan satu kesulitan;
2. Kesulitan ini dilokalisasi, didefinisikan, dibatasi;
3. Penyodoran jalan keluar yang mungkin;
4. Akibat-akibat logis dari jalan keluar yang di anjurkan itu dan
5. Memperhatikan akibat lanjut dalam kehidupan praktis.
Dalam proses belajar psikologi, Correl, W dalam bukunya Lernpsychologie, cet ke-16, 1978 juga mengemukakan 5 langkah
1. Motivasi;
2. Pembatasan masalah (proyeksi tujuan);
3. Diskusi (Varsuch und irrtum)
4. Penyodoran jalan keluat (kemungkinan jalan keluar); dan
5. Aplikasi, penegasan jalan keluar (Lösungsverstärkung),

R. Wittsack dalam ilmu tetorika menggunakan juga lima langkah untuk berbicara:
1. Mengapa saya bicara;
2. Apa yang saya bicarakan;
3. Bagai mana keadaan masalah ini sampai sekarang?
4. Apa yang mau dicapai? dan
5. Dorongan/ajakan untuk bertindak.
Jadi, lima langkah ini adalah kebiasaan sejak zaman Yunani kuno yang tetap di kembangkan hingga kini.
2. Kemungkinan-kemungkinan dalam Menggunakan Skema Lima Kalimat:
ada (6) kemungkinan untuk menyusun pidato berdasarkan skema lima kalimat:
a). Skema mata rantai
1. Anjuran dari A agar garasi mobil kita dibiarkan terbuka setiap saat, itu sangat berbahaya.
2. Kita, harus mempertimbangkan, entah mengenai pintu garasi dikunci, atau menugaskan seseorang untuk menjaga garasi sampai malam.
3. Menurut saya, jalan yang paling baik, ialah mengunci pintu garasi sesudah pukul 22.00.
4. Sehingga kita bisa memarkir motor kita di sana tanpa takut dicuri.
5. Jika kita harus memutuskan, bahwa pintu garasi motor dikunci pada pukul 22.00.

Gambar:
Flowchart: Connector: 1
 

                                   
Flowchart: Connector: 2                       
                       
Flowchart: Connector: 3                       
                       
Flowchart: Connector: 4                       
 

Flowchart: Connector: 5                       

Skema mata rantai ini mempunyai hubungan yang kronologis dan atau logis yang kuat antarapikiran yang satu dengan yang lain.
b). Skema Kompromis
1.      A Berpendapat: garasi kita aman, tidak oernah ada motor yang dicuri, atau dicopot sebagai komponennya.
2.      B menyanggah pendapat A, sambil memberikan bukti bahwa dua minggu lalu, EB 235 kehilangan penutup tangki bensin dan EB 573 kehilangan kaca spion kiri.
3.      Menurut saya, persoalan sebenarnya adalah motor-motor itu sendiri dan garasi untuk motor itu.
4.      Supaya kita jangan pusing lagi dengan soal ini, maka anjuran saya, jual saja montor itu dan bongkar saja garasi itu. Kita bisa naik kendaraan umum yang tiap hari lalu lalang.
5.      Saya kira kita harus berpikir ke arah ini, menjual motor-motor kita dan menggunakan kendaraan umum!




Gambar:
Flowchart: Connector: 1 Flowchart: Connector: 2
 

                       
Flowchart: Connector: 3
 

                       
Flowchart: Connector: 5  Flowchart: Connector: 4  




            c). Membandingkan Dua Pendapat
1.      Kelompok A mempertahankan masa KKN sesudah tingkat IV.
2.      Argumen mereka: masa yang baik untuk mengenal kehidupan masyarakat sebelum wisuda sarjana dan kesempatan baik untuk mematangkan komitmennya terhadap permasalahan masyarakat.
3.      Kelompok B, berpendapat:hilangkan saja masa KKN sesudah tingkat IV.
4.      Alasannya: selama di fakultas juga ada kesempatan untuk praktek lapangan ditengah masyarakat.
5.      Saya tidak setuju dengan kedua pendapat ini, tetapi menganjurkan … kuliah sampai mid semester, sesudah itu praktek sampai liburan besar.

Gambar:
Flowchart: Connector: 1 Flowchart: Connector: 3
 

Flowchart: Connector: 5Flowchart: Connector: 4Flowchart: Connector: 2                       




            d). mengabaikan satu produk
1.      Sudah satu jam kita berdiskusi menenai waktu bebas.
2.      Sampai sekarang hanya dikatakan bahwa waktu itu baik untuk mempraktekan hobi.
3.      Dan dengan itu diabaikan pikiran bahwa waktu bebas juga bisa dipergunakan untuk membina dan berbenah diri.
4.      Ada banyak kemungkinan untuk memnina dan berbenah diri.
5.      Coba kemukakan anjuran-anjuran untuk mimbina dan membenah diri dalam waktu bebas.

Gambar:

Flowchart: Connector: 5Flowchart: Connector: 4Flowchart: Connector: 2Flowchart: Connector: 3Flowchart: Connector: 1           

 







            e). skema deduktif (yang bertolak dari yang umum kepada yang khusus)
1.      Secara umum orang berpendapat bahwa mengirim mahasisa untuk studi lanjut ke Eropa itu mudah.
2.      Dari pengalaman, ternyata bukan hal yang mudah.
3.      Sebab, pertama, kebudayaan dan tingkat pendidikan yang sangat berbeda.
4.      Di samping itu,  ada masalah penguasaan bahasa asing untuk dapat belajar pada Universitas di Eropa.
5.      Kesimpulan: mahasiswa yang dikirim ke Eropa harus mempersiapkan diri dalam hal kebudayaan dan bahasa asing.

Gambar:
Flowchart: Connector: 1           
           
                       
 


Flowchart: Connector: 5 


                                                           




               f). skema dialketis
1.      Manusia harus mengembangkan kepribadiannya.
2.      Untuk itu ada banyak tawaran khusus dan seminar.
3.      Tetapi selama liburan orang juga dapat mengembangkan kepribadiannya.
4.      Hal itu hanya mungkin apabila manusia memiliki waktu bebas.
5.      Jadi, waktu libur harus diperpanjang.

Gambar:
Flowchart: Connector: 5Flowchart: Connector: 4Flowchart: Connector: 3Flowchart: Connector: 2Flowchart: Connector: 1                                          







Skema lima dapat dipergunakan  dalam siding-sidang atau konferensi, di mana orang harus menggunakan pendapatnya; atau kalau harus member pembuktian dan argumentasi.
B. SKEMA LIMA W
Sebagai satu konstruksi dasar dan garis besar dapat dipergunakan lima pertanyaan. Jawaban atas kelima pertanyaan ini dapat memberikan bahan-bahan penting untuk menyusun satu pidato.
·         Siapa (Wer): Siapa yang akan saya hadapi dalam pidato itu?
                     Siapa yang harus saya pengaruhi?
                     Tentang siapa saya akan berbicara?
·         Apa (Was): Pikiran/ide apa yang perlu dibeberkan?
                   Apa yang menjadi bagian utama dari pidato?
                   Apa yang merupakan bagian yang kurang penting?
                   Apa yang menjadi tema pokok?
                   Apa yang menjadi subtema?
·         Dengan apa (Womit): Dengan apa saya akan mengemukakan argumentasi?
                   Dengan bukti apa saya akan memperkuat pendapatku?
·         Bagaimana (wie): Bagaimana saya menyusun pidato ini?
                   Bagaimana urutan atau susunannya?
·         Kapan (wann): Kapan saya harus membawakan!
                      Kapan saya harus menyerahkan naskah?

c. SKEMA MENURUT APHTONIUS
Ahli pidato Aphtonius dari yunani, yang hidup pada abad ketiga sesudah Masehi, mengemukakan satu skema pidato yang terdiri dari delapan langkah seperti di bawah ini:
1. Tema pidato
2. Penjelasan
3. Pendasaran
4. Pikiran dan pendapat yang berlawan
5. Perbandingan
6. Contoh
7. Pembuktian
8. Penutup

D. SKEMA TIGA BAGIAN (MODEL SKEMA CICERO)
Menurut skema ini pidato terbagi atas tiga bagian yakni: pendahuluan, bagian utama (isi) dan penutup.
1) Pendahuluan
Ucapan salam, pembukaan, titik tolak dan penghantar ke dalam tema yang akan dibicarakan. Pertanyaan: mengapa saya berbicara? Apa yang menjadi alasan bahwa saya berbicara.
2) Isi pidato (bahan utama)
(Penjelasan masalah sebenarnya yang dilihat dalam tiga perspektif: masa lalu, masa kini dan masa depan); Apa yang mau dicapai? Perubahan-perubahan yang mungkin dilaksanakan; Anjuran-anjuran; Argumentasi dan pembuktian dan lain-lain.
3) Penutup
Bagian penutup berisi; rangkuman, permintaan/permohonan; tuntutan; tindakan konkret yang harus dijalankan; pelaksanaan, harapan dan lain-lain.
D. TEKNIK MEMPERSIAPKAN PIDATO
1. Sumber untuk Menemukan Pidato
Orang yang mau mempersiapkan pidato, harus selalu membuka mata dan telinga, terhadap informasi-informasi yang baru dan istimewa. Sebab untuk mengolah suatu tema untuk dibawakan didepan publik, bukan hanya perlu sumbangan pikiran pribadi yang berasal dari pengalaman, bidang studi pengetahuan dan kesan-kesannya; tetapi ia juga harus mengunoulkan bahan-bahan pengalaman dari dunia sekitarnya, dari manusia lain dan dari situasi asing lainnya. Dengan kata lain, dia harus menemukan sumber-sumber dari mana ia dapat menemukan dan memeperdalam tema yang akan dibahas.
A. MENEMUKAN DAN MENYIMPAN BAHAN
Kesulitan yang timbul ialah bahwa orang mengalami dan mendengar banyak informasi dari berbagai sumber, tetapi pada akhirnya, orang tidak tahu sama sekali; orang lupa akan bahan-bahan yang baru dialami, karena tidak tersusun. Oleh karena itu salah satu cara untuk menyimpan informasi baru yang diperoleh ialah dengan mempergunakan kartu-tek atau buku harian khusus. Di dalam kartu-tek atau buku harian itu ditulis: inspirasi yang muncul, anekot, pengalaman yang berkesan cerita-cerita pendek atau humor dan peribahasa-peribahasa yang mengundang kebijaksanaan hidup.
B. SUMBER BAHAN
Semua bahan yang tersebut di tas ini dapat ditemukan di dalam : bibliotek, surat kabar, majalah, buku-buku, katalog, brosur, di tempat pameran dan melalui radio atau televisi. Bahan yang dikumpulkan ini, hendaknya disusun secara sistematis dan diberi daftar isi.
C. TEKNIK MEMBACA
Dalam hubungan ini, maka teknik membaca ini juga dapat membantu. Kalau membaca buku, majalah, surat kabar harian atau brosur dan lain-lain, maka bacalah dengan perhatian dan kesadaran penuh. Berikan tanda dengan mempergunakan: garis dibawahnya, atau di pinggir halaman. Buatlah kode sendiri menurut jenis bahan yang ditemukan.
Misalnya: pp:        = penting sekali;
                 /           = penting;
                XXXX// = penting sekali;
                  *           = untuk cerita;
               ... + ...       = yang akan dikutip;
Setiap orang hendaknya mengembangkan sistem sendiri.
D. BANTUAN DARI ORANG LAIN
Berbicaralah dengan orang lain menegenai tema yang akan dibahas. Kajilah pikiran mereka, karena dapat merupakan sumbangan yang berarti untuk tema yabg sedang disiapkan. Teristimewa berbicaralah dengan peserta seminar, sebab di dalam seminar, orang sering memperoleh pikiran-pikiran yang baru. Dengarkanlah semua ceramah yang ada hubungan dengan tema sebaik mungkin, kalau ada waktu yang cukup. Tanyakan juga pendapat dari orang-orang yang anda kenal sebagai orang-orang yang memiliki daya kreativitas yang kuat. Orang-orang yabg dapat membantu kita menyumbangkan pikiran adalah: rekan kerja, anggota organisasi tempat kita juga menjadi anggotanya, para peserta seminar atau konferensi, para dosen, anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang berpendidikan atau dianggap tahu mengenai tema itu.
E. PADA TEMPAT-TEMPAT YANG DIKUNJUNGI
Bukalah mata dan perhatikan, bila memasuki ruangan biro, kantor, tempat tunggu, atau tembok-tembok gedung. Pada tempat-tempat itu sering terdapat sitat, pribahasa dan sanjak-sanjak yang menarik. Pada kaca jendela deoan sebuah mobil tertulis:
"Du kannst Gott hassen, Du kannst Gott schimpfen, Du kannst tot schalgen, Du kasnnt Gott verfluchen.
Aber Du kannst ihn nicht hindern, Dich zu suchen Und Dich zu lieben."
Pada dinding sebuah ruamh susun, di dekat stasiun kereta api Bochum-Jerman Barat tertulis: "Jesus Christus liebt Dich!"
Pada tembok sebuah gedung besar di Jerman Timur tertulis dengan huruf yang besar sekali kalimat di bawah ini:
"Unser Weg war und ist richting, Unser Ziel ist klar!"
F. DAFTAR LITERATUR
Salah satu sumber yang baik juga adalah daftar pustaka pada ahkir buku-buku fak ilmiah, yang memberi petunjuk mengenai buku-buku lain yang membicarakan tema tersebut.
Semua sumber dan hasil perhatian dan bacaan ini, tidak akan berguna dan membawa hasil, kalau tidak dicatat, ditulis dan disusun baik lalu disimpan secra baik.
G.    RADIO DAN TELEVISI
Media komunikasi ini juga merupakan sumber penting dalam mencari bahan untuk mengolah suatu tema. Dalam televisi tidak hanya disajikan cerita krimi, tetapi juga informasi lain yang dapat dipergunakan untuk melengkapi tema yang sedang dipersiapkan.
H.    TOKO BUKU
Suatu sumber informasi yang cukup lengkap ialah toko buku. Toko buku yang besar biasanya diperlengkapi dengan katalog-katalog seperti:
Katalog pengarang yang tersusun secara alfabetis
Katalog tematis, yang berisi titel-titel dari bahan yang dibicarakan
Jika ada daftar buku yang masih bisa dipesan atau yang sudah tidak bisa dipesan lagi.
Bila sebuah buku tidak bisa dipesan lagi, tetapi merupakan literatur yang penting, maka pinjamlah dari perpustakaan, lalu membuat foto kopinya.
I.   BUKU-BUKU PENTING YANG HARUS DIMILIKI
Seorang yang mau berhasil dalam berpidato, hendaknya memilih buku-buku yang penting seperti:
Buku yang berisi peribahasa,
Buku-buku cerita,
Buku mengenai gaya bahasa dan penggunaannya,
Buku yang berisi sifat-sifat dari orang yang penting,
Logat bahasa asing.
2.   Teknik Mempersiapkan Pidato
A.   PERSIAPAN UMUM
Seorang ahli podato CLAUS HARMS pernah ditanya berapa lama waktu yang dipergunakannya untuk menyiapkan pidatonya. Ia menjawab "ya, kira-kira 40 tahun!" Ini berlebihan. Tetapi ia mau mengatakan bahwa sebuah pidato harus disiapkan dalam jangka waktu yang lama. Pidato yang tidak mendapat waktu secukupnya untuk menyiapkan tidak akan menjadi baik. Di bawah ini dikemukakan beberapa ketentuan umum.
1)     Ambillah Waktu Secukupnya
Pembicara harus mengambil waktu yang cukup untuk menyiapkan pidatonya. Dalam situasi tertentu orang bisa menghasilkan satu pidato yang baik meskipun dipersiapkan dalam waktu yang singkat. Pidato presiden Amerika Serikat pada tanggal 19 November 1863, ketika meresmikan taman pahlawan bagi korban perang saudara pada waktu itu, merupakan podato yang paling singkat, tetapi tetap diingat oleh rakyat Amerika Serikat hingga dewasa ini. "Semoga Tuhan membimbing bangsa ini untuk mencapai satu kebebasan baru, dengan tujuan: Kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat." Pidato ini hanya berlangsung dua menit. Tetapi karena isinya yang mengena si hati rakyat, maka ia tetap diingat. Tetapi peristiwa ini hanya satu situasi yang tidak normal. ABRAHAM LINCOLN sendiri tidak puas dengan pidato ini, karena ia hanya mencatatnya pada dua carik kertas kecil dan karena ia sendiri tidak mengambil waktu secukupnya untuk mempersiapkan.
2)    Bekerjalah secara Sistematis
Bila orang tidak bekerja secara sistematis, ia akan kehilangan banyak waktu. GOETHE menulis dalam bulan Mei 1798 kepada SCHILLER: "Dengan begitu banyak bahan yang saya miliki saya akan merasa bimbang, kalau tidak ada aturan yang ketat, di mana saya menyusun kertas-kertas, mengaturnya secara sistematis dan mempergunakan setiap jam dengan baik lalu menyelesaikan satu sesudah yang lain." Presiden ROOSEVELT mempergunakan waktu cukup lama dan bekerja secara sistematis untuk mempersiapkan pidato kenamaannya mengenai krisis ekonomi. Rancangan yang terakhir dibacakannya di depan seorang tukang cat gedung putih. Kepada si tukang cat dia katakan, "Kalau anda tidak mengerti sesuatu dari pidato ini, katakan saja." Dan tukang cat itu menunjukkan tiga tempat yang harus diperbaiki. Presiden menerima perbaikan si tukang cat itu dengan hati terbuka. W. CHURCHILL menyiapkan pidato-pidato parlemennya sampai sekecil-kecilnya, sampai setiap kata; lalu memghafal bagian-bagian yang penting.
Mempersiapkan satu pidato adalah satu pekerjaan yang menuntut daya cipta dan usaha dari orang yang bersangkutan. Di lain pihak pekerjaan ini juga mendatangkan rasa gembira.
TH. A. EDISON pernah mengatakan bahwa penemuan-penemuan itu terdiri dari 1% inspirasi dan 99% transpirasi.
HAMILTON memberikan secara singkat 5 ketentuan umum dalam mempersiapkan pidato:
Mencari dan menemukan apa yang mau dikatakan/disampaikan
Menyusun bahan yang dikumpulkan, secara benar dan dibubuhi humor.
Menghiasi dengan gaya bahasa yang baik.
Menguasai pidato yang disiapkan.
Membawakannya dengan semangat dan penuh rasa harga diri.
Sebagai rangkuman kita kemukakan 10 langkah dalam mempersiapkan pidato:
Mengumpulkan bahan.
Menyortir bahan dan menyusunnya.
Merenungi bahan (meditasi, menghubungkan bagian-bagian yang lepas, memberikan komentar pada bahan-bahan tertentu).
Rancangan pidato (sementara).
Perbaikan dalam soal gaya pada bagian utama pidato.
Menyusun kata pembukaan dan penutup.
Mengontrol secara umum.
Penulisan terakhir dalam kata-kata kunci.
Menguasai teks pidato
Penguasaan secara retoris (mencoba membawakannya).
Langkah-langkah 1-6 dan 9-10 dapat ditukar urutannya berdasarkan pertimbangan waktu.
B.    PERSIAPAN KHUSUS
1)    Langkah-langkah Persiapan Khusus
a. Mengumpulkan bahan
Kumpulkanlah bahan untuk pidato atau ceramah anda jauh hari sebelumnya. Banyak pidato atau ceramah menjadi dangkal karena dipersiapkan dalam waktu singkat. Seorang pejabat ditanya, berapa lama ia menyiapkan pidatonya, menjawab, "Kalau saya hanya berbicara 10 menit, maka saya perlu satu minggu untuk menyiapkan diri. Kalau saya harus berbicara 1 jam, maka saya perlu 2 hari. Kalau saya punya waktu bicara tak terbatas, maka saya bisa langsung mulai."
Bahan harus dikumpulkan dalam perspektif yang luas, artinya bukan saja untuk pidato atau ceramah tertentu yang akan dibawakan, tetapi juga untuk kesempatan-kesempatan lain. Karena dengan mengumpulkan bahan orang sendiri juga dapat belajar banyak. HAMILTON mengatakan, "tidak ada satu tema yang tidak ditemukan di dalam buku." WILHELM BUSCH mengatakan, "juga bahan yang paling populer sebaiknya direnungkan dari segi pro kontra."
a) sumber untuk mengumpulkan bahan
Sesudah mengetahui tema apa yang harus anda bawakan, hendaknya anda pergi ke perpustakaan. Di sana akan dijumpai buku-buku pegangan, atau buku dan majalah khusus yang membicarakan tema itu. Carilah tema itu menurut katalog istilah atau kalau sudah mengetahui nama pengarang, carilah dalam katalog pengarang. Juga carilah di dalam Leksikon, di mana tema tersebut diuraikan secara singkat disertao daftar literatur yang membahas tema itu.
b) pisahkan dengan jelas bahan asing
Bahan yang dikumpulkan itu ditulis di atas secarik kertas atau dalam kartu-tek. Jangan lupa memberikan sumber pikiran itu. Pikiran yang berupa kutipan, harus diberi tanda kutip disertai penjelasan lengkap di belakangnya. Beberapa catatan yang mempermudah pekerjaan mengumpulkan:
1. Penggalan kertas atau kartu-tek dipakai dalam ukuran kartupos (Format A 6).
2. Tandailah kartu-tek itu dengan satu kata kunci.
3. Tulislah sejenis mungkin dan berilah tiap katu-tek itu nomor.
4. Kertas atau kartu-tek itu hanya ditulis pada satu sisi.
5. Berikan tempat kosong secukupnya untuk perbaikan, perubahan atau menambahkan sesuatu.
6. Garis bawahilah bagian yang penting. Gunakan spidol warna.
C) mengumpulkan bahan sendiri
"Selalu terjadi hal-hal yang menakjubkan, yang tidak disangka-sangka atau diharapkan" (BUSCH).Demikian pula dengan pikiran-pikiran berpidato. Ide-ide sering muncul tidak menurut keinginan orang yang berpidato, tetapi dia muncul kapan dia mau, tulis W.BUSCH dalam satu surat untuk rekannya. Pikiran atau ide untuk berpidato, datang tidak tergantung pada kesediaan menerima dari orang yang bersangkutan, tetapi pada kesempatan-kesempatan yang tak terduga; misalnya: dalam bis, di kapal terbang, waktu makan, sedang mandi atau di toilet dan lain-lain. Yang penting ialah bahwa orang harus mengingatnya, sebaiknya dalam bentuk kata kata kunci dan dicatat di dalam kartu-tek.Kamar tidur seorang ahli pidato bernama GERHART HAUPTMANN harus selalu di atur pada pagi hari, karena dia selalu mempergunakan kertas untuk menulis ide-ide yang tiba-tiba muncul, ketika dia sedang tidur.Sebab itu, kemana mana harus selalu membawa satu buku catatan, atau kartu-tek (A 7).Sering terjadi bahwa pikiran-pikiran baik yang tiba-tiba muncul, menghilang begitu saja, karena tidak segera dicatat."Buku catatan bagi seorang ahli pidato adalah sama dengan jala bagi seorang nelayan" (Casson). Tentang KURT SCHUMACHER yang meninggal pada tahun 1952 dikatakan bahwa ia tidak pernah berhenti membuat catatan waktu membaca, waktu berdialog dengan orang, juga waktu meditasi. (Catatan-catatan ini, disusun menjadi bahan mentah untuk menulis manuskrip pidatonya). Sangat dianjurkan supaya memiliki kartu-tek, dimana di dalamnya dicatat segala macam ide yang tiba-tiba muncul; juga dicatat rumusan-rumusan yang bagus, Zitat-Zitat, aphorisme dan segala hasil bacaan yang lain.
b. Menyortir bahan dan menyusun skema pidato
Menyortir bahan dan menyusun skema merupakan satu kesatuan proses. Sementara menyeleksi bahan-bahan yang paling penting untuk pidato, orang juga harus mulai memikirkan skema pidato itu.Bahan yang terkumpul harus dibaca dan direnungkan sehingga mendapat satu gambaran umum; dan untuk bisa membandingkan pikiran-pikiran yang terkumpul.Yang terpilih dipakai untuk menyusun pidato, sedangkan yang tidak terpakai, disimpan untuk kesempatan berikut. Semakin orang membaca dengan teliti bahan yang dikumpulkan, orang akan memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai bahan yang akan dibawakan.
Patokan waktu menyortir:
-Pilihlah pikiran yang paling baik.
-Yang utama dipisahkan dari kurang yang utama.
-Bahan yang terlampau banyak terkumpul, tidak akan menghasilkan satu pidato yang baik,
 = Sama seperti soal makan minum: orang makan minum, bukan pertama-tama dengan memasukan ke dalam mulut dan mengunyah, tetapi dengan mencernakannya=
Pertanyaan penuntun dalam menyortir bahan:
-Apa yang menjadi tujuan utama pidato saya?
-Apa yang ingin saya capai?
Orang harus sanggup membatasi bahan pidatonya sesuai dengan tema.NAUMANN mengatakan bahwa bukan kuantitas bahan yang dikumpulkan itulah yang menentukan keberhasilan satu pidato, melainkan pengolahannya.
c. merenungi bahan
sesudah menyortir bahan, orang hendak merenungi bahan yang disortir itu. Dalam fase ini ia mencoba menghubungkan satu dengan yang lain dan memberikan komentar yang perlu. Kesibukan ini disebut juga kesibukan bruto. Di sini ia mengji pikiran atau ide yang dikumpulkannya, lalu disusunnya. Ada dua factor penting dalam karya ilmiah yakni mendalami bahan itu satu-persatu;dan menghubungkan satu pengetahuan dengan yang lain. Ini adalahfase yang terpenting , fase meditasi
a)      Beberapa petunjuk dalam merenungi bahan
¾    Pusatkan konstrasi  anda hanya pada satu pikiran pokok. Pikiran sampingan yang lain, kesampingankan saja. Menurut penyelidikan WILLIAM JAMES, manusia rata-rata hanya bisa mengembangkan  dirinya seperpuluh darikemungkinan-kemungkina, karena kurang konsentrasi.

¾    Tempat selalu dalam pikiran di depan  anda, pendengarmu !
Apa yang mau anda katakana kepada mereka? Apayangmereka inginkan sesuai dengan kebutuhan mereka?

¾    Perlahan-lahan akanmuncul pikiran pokok. Pikiran dan renungkanlah setuntas-tuntasnya.
Meditasi itu mendorong supaya bahan itu diperdalam dan hal itu hanya bisa dicapai kalau orang menjauhkan diri sejenak dari kesibukan dan keributan harian.Setiap pidato harus tubuh perlahan-lahandi dalam kita !orang harus dalam jangka  waktu tertentu ‘ hidup’ bersama dengan pidato yang disiapkan !

¾    Bertapapun kita harus mengolah seluruh bahan, namun jangan mengabaikan” istirahat sejenak yang berdaya cipta ”
b)      Persyaratan-persyaratan lahiriah
Dalam menyiapkan pidato, maka prasyaratan-prasyaratan lahirian di bawah ini harus diperhatikan:
·         Memilih waktu kerja yang baik dan mempergunakannya secara intensif.
Kerja rohani, kerja otak harus dijalankan secara teratur dan penuh disiplin. Tanpa keteraturan dan displin,tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan.
·         Suasana kerja
Situasi dan suasana kerja juga dapat maenjadi faktor yang menentukan.Pengaruh iklim dan dunia tidak boleh diremehkan. Ada yang dapat bekerja dengan  penuh kreativitas mulai dari pukul 22.00. Ada yang dapat belajar atau bekerja dengan baik, sesudah minum segelas anggur, sesudah berjalan-jalan, sesudah melakukan sport dan lain-lain…Orang-orang Yunani di zaman kuno, sering menggunakan cara berjalan-jalan ini untuk memperoleh ide-ide baru. Pada abad pertengahan, kebiasaan melakukan jalan salib di taman atau di luar kapel,juga jadi salah satu faktor untuk mendapatkan ide. W.GOETHE mengatakan bahwa gerakan yang dibuat di dalam udara yang segar, akan menimbulkan daya yang kreatif dan produktif.
WILHELM LEHMANN mengataka, “Sanjak-sanjak mulai muncul dalam diri saya secara lahiriah terutama di waktu saya berjalan-jalan.Saya adalah tipe seorang manusia berjalan.”
c)      Prasyarat-prasyaratbatiniah
Supaya suatu persiapan pidato dapat membawa hasil yang memuaskan, maka prasyart-prasyarat batin dibawah ini harus dipenuhi:
¾    Bertanya kepada diri sendiri
Waktu merenung pembicara bertanya kepada dirinya: Manakah sebab-sebab dan akibat-akibat darimasalah itu? Apa yang menjadi pikiran pokok atau inti pembicara? Apa tujuan mana yang ingin saya capai? Mengemumakakan pertanyaan kepada diri sendiri adalah salah satu carauntuk menggerakkan pikiran, sehingga orang mulai berpikir dan untuk menemukan ide baru. Pertanyaan yang mengandung orang untuk berpikir akan membuka pikiran orang itu sendiri. Seorang anak kecilbertanya,” Apa yang dilakukan oleh angin,kalauia tidak bertiup ?” ( Erich Kastner )
¾    Berganti-ganti merenung atau bicara sambil berpikir. Merenungkan atau meditasi dapat dibuat variasi. Kadang –kadang diselingi dengan berbicara dengan suara yang jelas sambil berpikir.cra ini akan mengantar orang untuk menemukan pikiran yang jelas. Filsuf Johann Gottlieb Fichte menulis tentang pentingnya berbicara sambil berpikir sebagai berikut:” Berbicara sambil berpikir itumemberi kita satu tingkat baru bagi pengertian-pengertian kita dalam soal kejelasan dan kepastian. Ia membawa budi lebih dekat kepada makna dan arti dan membawa pikiran yangabstrakb lebih dekat kepada yang konkret, dan gambar-gambar menjadi lebih dekat dan tersusun.”
¾    Menghubungkn-hubungan pikiran secara sistemmatis
Membuat skema yang logis dan rumusan yangtepat dan efektif.
Plinus, seorang pelukis mengatakan:nulla dies sine linea(=tidak ada satu hari dilewati tanpa membuat satu garis). Bila tidak membuat satu garis kecil di atas kertas, gambar tidak akan jadi. Kerja yang sistematis dan teratur akan membawa hasil yang lebih baik. halmitonmengatakan dalam hubungan dengan hal ini:” Jangan puas dengan pikiran yang anda terima dalam ungkapan yang pertama, tetapi berusahalah menjelaskan dan mengembangkannya lebih lanjut.”
Seperti sudah dikatakan,pidato harus lahir dalam diri kita. Pikiran atau ide-ide yang baik dan bersifat original tidak bisa diproduksikan lewat ban berjalan. Hal-hal yang baik membutuhkan waktu! W. Busch mengatakan:” Sifat tidak sabar, akan membawa orang pada kegagalan!”
Dapat terjadi bahwa orang butuh waktu yang lama untuk mencari kata atau ungkapan yang tepat!Luther sering menggunakan waktu berminggu-minggu untuk mencari kata yang tepat.
Hal baik yang harus diperhatikan ialah bahwa pikiran yang pokok atau inti tema harus bisa dirangkum dalam beberapa kalimat.
Isi yang penting dari pidato harus sudah menjadi jelas bagi embicara selama masa meditasi itu.
d)      Rumusan pertama dengan menggunakan kata-kata kunc
Hasil dari bahan yang dikumpulkan hingga saat ini,supaya di tulisdalamrumusan-rumusan yang mempergunakan kata-kata kunci, susunannya hendaknyamemberi satu gambaran umum, kata-kata kunci yang dopergunakan harus jelassehingga mudah dibaca, terutama kata-kata pertama. Rumusan-rumusan yang dianggap baik sebaiknya ditulis dalam kalimat yang jelas.Bagian yang lebih penting digarisbawahi daripada bagian yang kurang penting. Penggunaan warna dan penomoran yang berbeda-beda ( huruf besar atau kecil)dapat sangat membantu. Atas dasar konsep yang berdasarkan kata kunciini,maka dimulailah latihan umum:
Perumusan stilistis, perumusan bagian utama, pembukaan dan penutup pidato.
Kata pembukaan dan penutupidato,baruakan dirumuskan apabilabagian inti/utama dari pidato selesai diolah dan dirumuskan. Oleh karena itu tidaklah bijaksana memulai persiapan pidato merumuskan kata pembukaan pidato,karena kata pembukaan berfungsi mengantar pendengar ke dalam isi pokok pidato. Apabila isi bagian utama belum dikethui,tidak dapat disusun kata pembukaan. Dalam merumuskan tekspidato, orang bisa membaca ataumenyebutnya dengan sura agakkuat;karena dengan cara itu dapat diperoleh rumusan dan susunan bahasa yang baik. mendengarkan rumusan yang dibacakan sendiri dapat mempengaruhi kita sendiri untuk memilih rumusan yang baik. seorang pengarang yang bernama Wolf Von Niebelschutz( meninggal 1960 ), selalumembaca teks yang ditulisnya dengan suara lantang, menguji susunan kalimatnya, kejelasan danakibat-akibat dari pikiran yang ditulisnya; ia menghubungkannya terus-terusmeneru, sampai mendapat rumusan yang bagus
e)      mengontrol secara umum
periksalah dengan teliti seluruh teks pidato,dan perbaikalah mana perlu,meskipun hanya perbaikan kecilsaja! Ada satu cerita dariabadke-16
¾    Seorangg seniman sahabat Michaelango,mengunjungi Michaelango sdi tempat kerjanya. Michaelango sedang bekerja, mebuat perbaikan-perbaikan kecil padalukisan hamper rampung. Sahabatnyaitumenjadi sangattabjub danmengatakankepadanya:”semua yang kau berbaiki itu hanya perbaikankecil-kecil saja!” Michaelangu menjawab;” memang, hanya perbaikan-perbaikankecil, tetapijustru perbaikankecil-kecillah yang membuat karya ini menjadi sempurna dan kesempurnaan itubukanlahsoal kecil.” Kalimatyang terakhir ini tepat bagi orang yang mempersiapkan pidatonya. Satu pidato yang sempurnajuga membutuhkan perbaikan-perbaikan kecil dan sepele.
2.      Perhatikanlah proporsi yang harmonis dari setiap bagianpidato .apakah anda mungkin terlalu memberikan titikberat pada suatu bagian, dan yang lain terlalusingkat diuraikan?. Pertimbangkanlahjuga dari segi pendengar anda .tinjaulah kembali rumusan tujuan pidato yang menjadi initi pembicara.
Fontanemengatakan;”tiga perempat kesibukan sastraku umumnyailah mempernaikiteks yang sudah kutulis.”Dan mungkin tiga perempatnyamasih terlalusedikit diungkapkan. Control secara umum juga bermaksuduntukmeninjau,kalau-kalau ada yang terlalu berlebibihan dan hanya terlalukurang. Bagian yang tidakperlu lagi atau kurang cocok lagisupaya dihilangkan saja.Sesudah mengontrol secaraumum dan memperbaiki dimana perluatau menghilangkan yang terlaluberlebihan, maka pidato dapat dorampungkan.
f)       menguasai pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis
sebaikmyajnagan menghafal pidato, tetapi berusaha mengusainyaatas dasar sususuna jalan pikiran yang logis. Di bawah ini dikemukakan beberapa teknik:
·         Mengusai jalan pikiramn dasar dan initi daripidato
·         Mengusai skema pidato
·         Mengusai setiap bagian dengan merumuskannya secara teliti( membacanya berulang-ulang).
Kemana sajaanda pergi,kaluada waktu kosong dan sendirian, pergunakanlah kesempatan untuk menguilangi didalam pikiran anda,skemapidatoo anda; dalamperjalanan dengan bis,kapal terbanga,atau dalamperjalanan ke tempat sport
g)      memcoba berpidato
persiapan yang terakhir ialah mencoba berbicara sendiri. Anda membayangkan bahwa anda berda di depan pendengar anda, dalam satu ruangan tertentu,lalu mulailah mencoba berpidato. Untuk menguji daya ingatan terhadappokok-pokok pikiran, mulailah dari kesimpulan menuju kekata pembukaan.Sesudah ituberpidatulah dalam keadaan diam, hanya dengan pikiran saja, tanpa menggerakakan bibir.
Kalau halite berhasil,maka anda pasti akan berhasil juga diatas mimbar.
C. Bagian Pendahuluan Pidato
sebelum orang bermain gitar, oranh terlebih dahulu memyetel gitar, spai mendapat bunyi yang harmonis, sehingga kedengarnya merdu. Bagian pendahuluan pidato itu dapat dibandingkan, sperti pembicara 'menyetel' situasi, atmosfer atau 'stiminh' dengan para pendengarnya. Pada saat permulaan ini ,pembicara berusha menarik perhatian pendengar, ia harus membina kontak, dengan pendengarannya, supaya mereka senang dan tergerak untuk mendengarnya. Tugas bagian pendahuluam pidato pertma-tama ialah menciptakan keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan mengantar pendengar masuk ke dalam masalah atau bahan yan akan dibeberkan.
1. Teknik Menjadikan Pendahulaun efektif
Ada empat tenik yang dapat dipergunakan untuk menjadikan bagian pendahuluan pidato efektif.
a.      Memancing perhatian pendengar
Yang dimaksud ialah menciptakan hubungan batin dengan pendengar, satu hubungan yang hangat. Melalui kata-kata atau kalimat yang tersusun baik, pembicara membangkitkan kepercayaan, hubungan perasaan dengan pendengarnya. QUINTILIANUS menyebut usaha ini captatio benevolentiae; menangkap keinginan dan perhatian pendengar. Oleh karena itu harus jelas, sederhana dan dapat dimengerti oleh setiap orang. Lewat captatio benevolentiae ini, setiap pendengar merasa bahwa pembicara berbicara dengan dirinya dan masalahnya. Tentang seorang politikus perancis yang bernama BRIAND, PAUL SCHMIDT memberitakan, “sebagai seorang retor BRIAND adalah seorang kawakan. Ia berbicara jelas dan sederhana, tidak berlebih-lebihan; setiap orang didalam ruangan pertama-tama merasa, bahwa BRIAND berbicara dengan masing-masing mereka. Pada permulaan, kalimat-kalimatnya bersifat percakapan lalu lama-kelamaan sifat konversasi ini dilepaskannya… .”
MARTIN LUTHER  mengatakan bahwa bagian pendahuluan khotbah harus menyebabkan para pendengar senang, sehingga mereka suka mendengarkan khotbah selanjutnya. Untuk menarik perhatian pendengar ini, HELMUT SCHMIDT, bekas kanselir jerman barat, memulai pidato-pidatonya, sedapat mungkin, dengan menceritakan pengalaman pribadinya dengan seorang tokoh.
b.      Cerita yang memukau pendengar  
captatio benevolentiae hanya menciptakan situasi untuk senang mendengar. Tetapi mungkin teknik ini, pembicara membeberkan satu situasi yang memperjelas masalah yang mau dibawakan.apa yang dikemukakan di dalam pendahuluan ini, harus mempunyai dengan isi pidato. Untuk memukau pendengar dapat dipergunakan cerita kejadian, perbandingan, anekdot atau pengalaman pribadi.

c.       Mengemukakan pertanyaan
Pada awal suatu pidato, pendengar dapat dipancing untuk berpikir, terutama para pendengar yang kritis.itu berarti, pembicara dapat mengemukakan satu atau beberapa masalah, atau mengemukakan beberapa pertanyaan untuk dipikirkan bersama dan yang akan dibahasnya dalam bagian pokok pidato.
Kanselir KIESINGER  memulai ceramahnya mengenai prognosa graf alexis de Tocqueville  pada permulaan zaman industrialisasi pada tanggal 3 Desember 1960, dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan berturut-turut yang sangat memancing rasa ingin tahu para pendengar untuk berpikir. Di mana kita berdiri sekarang? Ke mana arah dunia kita? Apa yang dapat dan harus kita lakukan, supaya bisa mengarahkan perkembangan? Bagaimana kehendak kita mengenai perkembangan ini, demi kepentingan manusia dan bangsa manusia?
Teknik memancing pendengar semacam ini bermaksud memaksa pendengar supaya ikut serta berpikir untuk memecahkan masalah.
d.      Langsung ke tema
Menurut teknik ini, pembicara langsung masuk ke dalam tema. Tidak ada uraian pendahuluan. Cara ini sering dipergunakan, bila orang harus memberitakan sesuatu yang rutin dan selalu diulangi; dan kalau pembicara dan pendengar tidak mempunyai waktu yang cukup. Cara semacam ini juga sering dipergunakan dalam pidato kampanye politis.

2) sifat-sifat pendahuluan
Suatu pendahuluan yang baik, memiliki ciri-ciri  sebagai berikut :
a.      Tidak terlalu panjang
Kalau meja makan mulai disiapkan, maka nafsu makan mulai timbul; tetapi kalau persiapan terlalu banyak dan bertumpuk-tumpuk, maka nafsu makan pun akan menurun atau hilang. Demikian pula pendahuluan pidato. Kalau singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat mengikuti pidato selanjutnya. Tetapi kalau terlalu panjang dan bertele-tele maka pendengar akan merasa bosan. KURT TUCHOL-SKY memberikan nasihat, bagaimana menjadi pembicara yang jelek dan tidak suka didengar. Ia menasihati, “ jangan mulai langsung dengan pendahuluan pidato, tetapi mulailah tiga kilometer sebelum masuk ke pendahuluan pidato.”
            Tema-tema yang bersifat sejarah dapat menyebabkan bahwa pendahuluan pidato menjadi panjang dan bertele-tele.

b.      Jelas dan menyenangkan
THOMAS CARLYLE menuntut agar semua pengarang, yang menulis buku tanpa daftar isi, dihukum gantung. Hukuman yang sama hendaknya juga diberikan kepada seorang pembicara, yang membawakan pidato tidak sesuai dengan title dan tidak memiliki skema yang jelas. Pembicara dapat mengatakan pada permulaan pidatonya:
‘pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas …’ atau ‘saya akan membahas tema ini, dalam tiga bagian yakni pertama, …; kedua…; dan ketiga …;
Gambaran yang jelas mengenai isi pidato pada bagian pendahuluan ini penting, supaya para pendengar tidak menjadiseperti pengembara yang berjalan ditengah kabut yang tebal (F.NAUMANN).

c.       Jangan memulai pidato dengan “kalau”, “andaikan”
Terlalu banyak dan sering menggunakan kata “kalau”, “andaikan”, dan “apabila” pada awal pidato akan membosankan para pendengar.

d.      Beberapa petunjuk untuk memulai pidato
·         Mulailah setenang mungkin
·         Pikirlah sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa takut.
·         Jangan memulai pidato dengan membaca dan terikat pada teks, tetapi  bicaralah bebas
·         Jangan memulai dengan meminta maaf
·         Juga sebaiknya mulai dengan nada positif.
·         Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar dan menciptakan kontak dengan mereka.
·         Mulailah pidato dengan cara yang lain, tetapi menarik; artinya tidak usah selalu memulai dengan rumusan-rumusan umum yang selalu sama.
·         Bernafaslah sedalam-dalamnya sebelum mulai berbicara.
·         Mulailah berbicara, bila seluruh ruangan sudah tenang.


Bila pembicara merasa pasti dan tenang;
Maka para pendengar juga akan tenang;
Bila pembicara merasa takut;
Maka kecemasan akan melanda pendengar juga.

D. PENUTUP PIDATO
      SOCRATES dalam dialognya dengan PAIDROS mengatakan bahwa penutup pidato itu hanya mengulang sambil merangkum bagian pidato yang terpenting. Rangkuman ini membantu pendengar supaya memiliki satu gambaran umum mengenai pidato. Pikiran-pikiran yang dirangkum ini harus dipadatkan. Oleh karena itu harus dirumuskan dengan kalimat yang pendek, padat, tetapi gampang dimengerti.dalam pidato yang brsifat informative, penutupnya harus membeberkanmasalah secara singkat dan jelas. Sedangkan pidato yang mau meyakinkan orang (persuasif), hendaknya ditutup dengan ajakan untuk bertindak.
      Penutup pidato harus memiliki efektivitas tinggi; artinya satu pikiran yang padat isinya sehingga mampu meyakinkan dan menguasai pendengar. Penutup yang kurang efektif akan merusak seluruh isi pidato.
      Bagi pendengar, penutup pidato itu justru penting. Itulah satu-satunya bagian dari pidato yang akan dibawa pulang kerumah, sebab kata-kata yang terakhir biasanya member kesan paling dalam. Oleh karena itu bagian penutup pidato sebaiknya dirumuskan dalam bahasa yang tertulis jelas.

Pembicara harus menunjukan dengan jelas, di mana bagian penutup pidatonya mulai, supaya pendengar gampang membedakan dari bagian utama. Misalnya, ia dapat mengatakan: “Dengan ini saya merangkum…”; “Akhirnya kita sampai pada bagian penutup dari uraian ini…”
Dapat juga pidato ditutup denga “moga-moga”; “semoga”; atau “kiranya”. “kiranya uraian ini dapat menjelaskan bahwa …” “semoga kita sadar bahwa… .”

1.       Beberapa petunjuk untuk penutup suatu pidato
a.       Simpulkan al-hal dan fakta-fakta yang terpenting dari pidato.
b.      Terutama hal-hal yang menguntungkan atau merugikan pendengar.
c.       Harus berisi titik puncak, tujuan dan cita-cita.
d.      Kalau pun atau dua sitat atau kutipan.
e.      Berikan dorongan untuk bertindak.
f.        Menutut pidato agar dapat juga berbentuk : peringatan atau permohonana atau syukur.
g.       Rumusan harus tepat, dan dinamis.

2.       Contoh-contoh penutup pidato :
a.       Membawa efek negatif:
’’ untuk menutup uraian ini, masih perlu disebut lagi... ’
’’ barang kali saya berhasil...’’
Sekarang saya harap pada bagian penutup ini..’’
‘’sebenarnya saya senang, kala u anda sekalian..’’
b.      Membawa efek positif :
‘’ pada akhir pidato saya ini, saya mau merumuskan sekali lagi secara jelas tujuan kita..’’
‘’berdasarkan reaksi positif anda sekalian, dapat disimpulkan..’’
‘’selain menyampaikan rasa terimakasih, pada penutup pidto ini saya juga..’’

Sebaiknya penutup pidato diucapkan secara bebas ; jangna membaca pada teks, karena akan membawa efek ynag kurang meyakinkan. Pembicara harus mengucapkan secara bebas dan diucapkan dengan kontak mata yang sugestif terhadap pendengar.

E. Sepuluh aspek dalam mengembangkan satu konsep
Anda memiliki satu konsep. Konsep ini mau dikembangkanuntuk menjadi sebuah pidato.bagaimana caranya ada sepuluh aspek yang dapat digunakan sejauh cocok dengan konsep itu.
1.       Estetis
Tekankanlah aspek keindahan dan bentuk-bentuk istimewa dari objek. Kemukakanlah aspek-aspek yang bagus dan mulia.
2.       Definisi
Definikan atau batasi secara singkat maksud anda. Ada berbagai macam pengertian, yang sering membutuhkan penjelasan.
3.       Geografis
Sering orang merasa tertarik untuk mengetahui dimana dan bagaimana hal semacam itu juga terjadi di negara-negara lain. Oleh karena itu perlu ditunjukan secara singkat perbedaan-perbedaan geografis dan pengaruhnya dari satu negara ke negara lain.
4.       Kesehatan
Faktor-faktor  mana yang mempengaruhi kesehatan dan keadaan sekitar ?
5.       Historis
Tunjukanlah perkembangan historis hal itu; karena hal itu mendasari perkembangan selanjutnya dimasa mendatang.
6.       Moralis 
Pengertian-pengertian atau masalah-masalah moral dan etis mana  yang memegang peranan disini ?
7.       Ekonomis
Aspek-aspek ekonomis mana yang memainkan peranan penting ? kalau itu adalah ceramah, maka bisa ditunjukan dengan mengajukan angka-angka statistik dan fakta-fakta.
8.       Pedagogis
Apa yang bisa ita pelajari dari masalah ini ? ketentuan dan apa yang dapat disimpulkan dari peristiwa ini ?
9.       Filosofis
Renungan dan pemikiran itu berbeda dari satu manusia ke manusia lain. Kebenaran apa yang dapat diperoleh dari soal ini ?
10.   Fisikalis-kemis
Jelaskanlah sifat, ciri dan tanda fisikalis-kemis yang muncul bagaimana kita bisa menjelaskannya dan manakah komponen-komponennya ?

F. sepuluh langkah dalam menyusun suatu pidato
1. merumuskan tujuan (dari orang yang menawarkan dan darikita sendiri).
2. menganalisi para pendengar.
3. mengembangkan ide atau pikiran.
4. mencari sumber-sumber, di mana bahan bisa diperoleh.
5. pengolahan dan penggodokan :
 a. pengantar kedalam tema.
b. bagian pokok.
c. penutup.
d. seruan.
6. alat-alat peraga atau teknis :
a. grafik.
b. kertas folio dan transfaran.
7. fase-fase latihan.
8. menciptakan situasi psikologis yang baik.
9. organisasi untuk ceramah.
10. pidato-ceramah-presentasi.

E. Contoh-Contoh rumusan pidato
Sering kita mengalami, bahwa kita diminta untuk membawakan pidato atau kata sambutan, dan banyak kali tidak ada cukup waktu untuk mempersiapkannya. Malah sering terjadi, bahwa orang diminta secara tiba-tiba untuk mengucapkan satu pidato atau kata sambutan singkat. Sebab itu dibawah ini dibeberkan contoh-contoh rumusan suatu pidato. Alasan sering bicara sering sama dimana-mana (misalnya HUT, pesta nikah, dll..) yang berubah hanyalah, tempat, fakta-fakta, data-data dan pendengar atau orang yang bersangkutan dengan pesta itu. Maka rumusan-rumusan ini dapat menjadi bagian bagi orang yang mempersiapkan pidato atau kata sambutan.

1.       Menyusun suatu referat atau makalah
Pembukaan/pendahuluan           :harus cepat mengantar ke dalam tema.
Bagian utama                                     :hal utama harus segera disajikan.
Penutup                                              :kemukakan pikiran-pikiran yang paling efektif, sebagai rangkuman
                                                                  Dan mengandung tuntutan.
2.       Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam mengolah suatu tema.
Apa (was)                            : Titel
                                                  Subtitel
                                                 Definisi
                                                 Pengantar ke dalam tema.
Mengapa (warum)          : Masalah utama
Pertanyaan
Kesalahan utama
Test : situasi sekarang atau situasi yang mau dicapai.
Kapan (wann)                    : Waktu
Tempat
Privat-dalam hubunga dengan tugas jabatan.

Bagaimana (wie): aturan
Skema (garis besar)
Penjelasan
Tip dan petunjuk
Sifat/kutipan
Nasihat
Rangkuman

Dimana (wo): pengalaman yang berkesan (objektif)
Contoh-contoh
Anekdote/peribahasa
Pribadi-pribadi
Sumber untuk menemukan

Mengapa begitu (wieso): keuntungan
Perbaikan

Maka (weshalb): keuntungan dan kerugian
Positif-negatif (plus-minus)
Kegunaan
Perbandingan situasi kini dan yang mau dicapai

3. Rumusan-rumusan pidato
1) rumusan A-I-D-A
A : aufmerksamkeit : perhatian
I : interesse : ketertarikan
D : definition der grundgedanken : membatasi pikiran pokok
A : abschluss : penutup
2) pidato pelantikan ( di dalam perusahaan atau organisasi lain)
1. Tugas- tugas apa yang menanti anda
2. Ungkapan rasa gembira atau rasa cemas anda atas tugas-tugas yang menanti anda
3. Ciptakan kontak dan simpati
4. Mintalah bantuan kepada kawan dan kolega anda, sokongan dan kerjasama yang baik.

3) pidato pimpinan (dalam pesta perusahaan)
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat
2. Salam : pemimpin-pemimpin, staf pimpinan, tamu/undangan dan pegawai perusahaan.
Suami/istri para anggota dan undangan lainnya.
3. Pendasaran : sesudah lama bekerja sama, maka jangan dilupakan merayakan bersama-sama.
Maksud perayaan ialah memperkokoh persaudaraan antara para anggota/ karyawan.
4. Ucapan syukur/ terimakasih :
Atas segala sukses yang diperoleh dalam bulan-bulan yang telah lalu.
Juga atas kerjasama yang akan diteruskan...
5. Penjelasan singkat tentang jalannya acara pesta :
Perjamuan acara bebas/tarian, pertunjukan-pertunjukan, permainan-permainan, atau tarian-tarian yang membina persaudaraan.

4) pidato untuk para ibu/wanita
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat.
2. Syukur/terimakasih : untuk undangan yang disampaikan.
3. Penghargaan : terhadap ibu yang menjadi tuan rumah.
4. Pujian bagi semua yang hadir : baik bahwa anda semua hadir, bahwa anda sudah siapkan waktu dan ruangan untuk mengadakan pesta ini.
Bandingkan : bunga memperindah ruangan, seorang wanita memperindah suasana pesta.
5. Syukur/terimakasih : mengajak para suami atau semua pria yang hadir untuk mengangkat gelas, demi keselamatan semua ibu yang ada.

5) pidato syukur
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat.
2. Sapaan : pribadi, kelompok/organisasi atau firma, perusahaan.
3. Melihat ke masa lalu : apa yang dialami/ terjadi dimasa lampau: bisa disebut secara singkat.
4. Melihat perkembangan sampai sekarang : usaha dan keberhasilan yang besar.
5. Syukur : untuk pribadi-pribadi tertentu, atau untuk seluruh kelompok.
6. Melihat ke depan : apa yang mau kita capai? Apa yang akan terjadi?
7. Penutup : rangkuman singkat dan apel.

6) pidato pembukaan suatu acara (seminar)
1. Sapaan
2. Pembukaan
3. Salam
4. Orang yang membawaksn ceramah
5. Tema
6. Pembagian tugas bicara.

7) pidato peresmian
1. Mengemukakan apa yang dikerjakan, dicapai hingga saat ini.
2. Situasi dimasa lampau (kemarin)
3. Apa yang dialami hari ini
4. Melihat ke hari esok (masa depan)
5. Mengharapkan satu perkembangan yang baik selanjutnya.

8) pidato hari raya (pesta)
1. Point utama : mengajak dan memberi semangat
2. Salam : kepada para tamu/ undangan, semua yang hadir.
3. Alasan perayaan : pendasaran singkat, mengapa pesta ini sampai diadakan: pesta keluarga?HUT? Peresmian? Pesta perak atau emas?
4. Masa lampau : pembrberan singkat riwayat hidup orang yang berpesta atau masa lampau dan perkembangan suatu firma atau perusahaan. Pengalaman-pengalaman utama dari perkembangan itu sampai saat ini.
5. Masa depan : melihat ke depan, harapan akan jalan hidup yang baik dan bahagia atau perkembangan yang menguntungkan.
6. Seruan penutup : rangkuman singkat. Ungkapan persekutuan batin dengan orang yang berpesta.
Ajakan kepada semua hadirin untuk mengangkat gelas demi keselamatan dan kebahagiaan hidup orang berpesta selanjutnya.

9) G-H-M formel ( rumus K-H-B)
Di atas kartu tek ditulis :
Kartu 1: gestern (kemarin) : perang devaluasi mata uang fsse pembangunan masalah-masalah sesudahnya
Kartu 2: heute ( hari ini) : berbagai macam gelombang jual-beli metode pemasaran tuntutan untuk penjualan.
Kartu 3: morgen ( besok) : pasar-pasar menjadi penuh sesak mundurnya angka-angka kelahiran pembaharuan spesialisasi peningkatan kemkmuran.

10.  Rumusan HELGA
H - Horen : mendengar
            E - Erkennen : mengerti dan mendalami
            L - Logisches Durchdenken : pertimbangan logis
            G – Gedankliches Plannen: perencanaan rational
            A – Aktion: tindakan.

11.  Pidato Waktu Pesta Nikah
(Dibawakan oleh orang tua / Bapak sang pengantin).
Point utama                 : mengajak dan member semangat .
Syukur                         : untuk para tamu yang rela datang menghadiri.
Ehrengaste                  : menghormati tamu-tamu terhormat yang juga hadir.
Ucapan selamat datang: kepada semua hadirin
                   Melihat ke masa lalu: kemukakan secara singkat riwayat hidup dari pasangan pengantin.
                   Menyapa pribadi penting yang hadir : anak mantu yang menjadi keluarga baru keluarga. Wujud yang penting hendaknya di ungkapkan secara tepat dan kalau bisa mengandung humor.
                   Harapan                                   : satu perjalanan hidup keluarga yang berbahagia.
                   Penutup                        :mengajak semua hadirin untuk mengangkat gelas, demi keselamatan pengantin baru.

12.  Pidato Informatif
a.       Pidato yang hanya memberikan informasi, menunjuk data, perkembangan dan trend.
b.      Gaya          : sederhana, asli, mengena pikiran.
c.       Penutup     : membagikan teks dari bahan yang dibawakan.

13.  Pidato Kampanye Atau Pidato Pembelaan (Pidato Romawi)
Pembicara hendaknya mengatakan pada permulaan bahwa ia merasa gembira karena bisa berbicara di depan publik ini. Harus menciptakan situasi yang baik dan positif; tetap pada masalah; harus membangun rasa kepercayaan pada para pendengar. Perhatian para pendengar dapat dibangkitkan dengan mengemukakan pertanyaan alternative seperti: “anda bersikap seperti ini….? Atau seperti itu…?”
            Sebuah pidato kampanye atau pembelaan memiliki rumus sebagai berikut:
a.       Memancing keinginan pendengar untuk senang mendengar.
b.      Melukiskan situasi
c.       Mengemukakan tujuan
d.      Mengemukakan pendapat dan pikiran lawan
e.       Pembuktiaan dari keyakinan sendiri
f.       Rangkuman
g.      Mengajak dan member semangat
h.      Seruan untuk bertindak.

14.  Pidato Dalam Sidang Atau Seminar
a.       Pembukaan
b.      Pengantar dan ucapan terimakasih
c.       Mengapa pembicara di undang?
d.      Mengapa tema ini di pilih?
e.       Mengapa pendengar ini yang di undang?
f.       Penjelasan jalannya acara
g.      Penutup : ucapan terimakasih kepada pembicara , sambil melihat perkenalan dan pembukaan dan suatu rangkuman dari tema yang di bawakan.
h.      Apel atau seruan.

15.  Pidato/Kata Sambutan Memperkenalkan Seorang Penceramah
a.       Menyebut tema ceramah
b.      Menimbulkan perhatian/interese pada pendengar            
c.       Memperkenalkan pembicara dengan namanya
d.      Kalimat pengantar: “kepada bapak/tuan…kami berikan kesempatan.

16.  Pidato Penutup
Rumusan ini membantu untuk menutup satu pertemuan atau sidang atau kursus
a.       Sapaan       : saudari-saudari; ibu-bapak dan lain-lain..
b.      Penutup     : sekarang kita sampai kepada akhir acara kita.dengan ini, kita mengakhiri pertemuan kita…
c.       Syukur       : ucapan terimakasih kepada para pendengar dan semua yang sudah mempersiapkan dan menyukseskan
d.      Akhir         : ucapan selamat jalan.

17.  Pidato Seorang Tamu (Kenegaraan)
a.       Point utama: mengajak dan member semangat
b.      Sapaan : menyapa dan menyalami tuan rumah
c.       Salam dan ucapan terimakasih: kepada tuan rumah
d.      Alasan pesta: sebutkan alasan-alasan, terutama peristiwa dari pengalaman bersama
e.       Keinginan pribadi: ungkapan masa depan yang baik, kepada tuan rumah dan kepada tamu
f.       Penutup : ajakan kepada semua hadirin untuk mengangkat gelas demi keselamatan tuan rumah.

18.  Pidato Belasungkawa
a.       Point utama : mengajak dan member semangat
b.      Sapaan : keluarga almarhum/ah, keluarga atau jemaat yang bersedih
c.       Pendasaran : menjelaskan hubungan dengan orang yang meninggal
d.      Melihat ke masa lalu : lukiskan riwayat hidup, tugas-jabatan, jasa-jasanya cirri dan sifatserta kebajikan-kebajikan dari orang yang meninggal ( hanya yang baik di tonjolkan)
e.       Bagaimana : sesudah sakit yang lama atau pendek, kecelakaan atau peristiwa yang tragis.
f.       Keluarga : perasaan sedih dan turut berbela sungkawa di ungkapkan
g.      Penutup : tutup dengan satu kalimat yang disiapkan baik, misalnya : “namanya dan karyanya akan tetap kita kenangkan”.
“semoga ia mendapat tempat yang layak di sisi tuhan, sesuai amal baktinya”.
“semoga ia menemukan kebahagiaan sejati,yang sudah dicarinya sepanjang hidupnya”.

19.  Memperkenalkan Seseorang
a.       Saling memperkenalkan.
b.      Menjelaskan, mengapa orang ini terpilih
c.       Gambarkan tentang tugas dan kompetensinya
d.      Memperkenalkan kolega-kolega lainnya, dengan mereka ia akan bekerja. Mengajak tumbuhkan smenagat kerja sama dari mereka
e.       Seruan kepada semua kolega untuk membina rasa solidaritas dan kolegalitas.

20.  Mempertahankan Posisi / Pendirian
a.       Mengemukakan posisi / pendirian/ pendapat
b.      Pendasaran yang tepat
c.       Kemukakan contoh contoh dari kehidupan praktis
d.      Menarik kesimpulan
e.       Seruan / ajakan untuk bertindak.














 







                                                                                        


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS MC ACARA DRAMA

ANALISIS UNSUR SEBUAH PUISI

Makalah Presuposisi (Praanggapan) PRAGMATIK