SEJARAH PBB PRAMUKA
MAKALAH
KEPRAMUKAAN
“Sejarah PBB”
Disusun
untuk memenuhi Mata Kuliah Kepramukaan
Dosen
Pengampu Bapak Sholikhin, M.Pd.
Disusun
oleh:
Kelompok : IV
Kelas : 4 A
Kelas : 4 A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU
LAMPUNG
2017
DAFTAR NAMA KELOMPOK
NO
|
NAMA
|
NPM
|
PARAF
|
1
|
Intan Indah Saputri
|
150400010
|
|
2
|
Ria Destiana
|
15040030
|
|
3
|
Melinda
|
15040032
|
|
4
|
Dewi Amelia
|
15040034
|
|
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum
Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Kepramukaan. Tidak lupa kami mengucapakan terima kasih kepada Bapak Sholikhin, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kepramukaan dan
pihak- pihak
lain yang telah mendukung dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
Adapun
maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok Mata
Kuliah Kepramukaan yang membahas
tentang PBB dalam Pramuka.
Wassalamuallaikum
Wr. Wb
Pringsewu, 30 Maret 2017
Kelompok IV
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
DAFTAR
NAMA KELOMPOK.........................................................................
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR
ISI........................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................................
B. Rumusan
Masalah.....................................................................................
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
PBB.........................................................................................
B. Maksud dan
Tujuan PBB………………………………………………...
C. Macam-Macam
Aba-Aba Dalam PBB…………………………………..
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Baris- berbaris pertama kali dikenal pada
jaman kekaisaran romawi pada saat kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang
berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab, displin yang tinggii
dengan melihat hasil akhir yaitu kerapihan, kekompakan, ketertiban,
serta kesiapan. Pada zaman kaisar Julio caesar sangat terkenal.
Baris berbaris adalah suatu wujud
latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara
kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Dalam
peraturan baris berbaris ada istilah aba-aba. Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat. Oleh karena itu dengan latar belakang demikian serta mendapat
tugas di Mata Kuliah Kepramukaan, maka kami akan membahas tentang Pengertian
serta gerakan dalam PBB.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian PBB?
2. Apa Maksud dan Tujuan
PBB?
3. Macam-Macam Aba-Aba
Dalam PBB?
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk
mengetahui pengertian PBB?
2. Untuk mengetahui maksud
dan tujuan PBB?
3. Untuk mnegetahui
macam-macam aba-aba dalam PBB
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
PBB
Baris-berbaris adalah suatu wujud
latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup
Angkatan Bersenjata/ masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
B.
Maksud
dan Tujuan PBB
Maksud dan Tujuan
PBB yaitu Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
-
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
dan tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
-
Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan
sepenanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan
tugas.
-
Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan
kepentingan tugas diatas individu yang hakikatnya tidak lain dari pada
keikhlasan menyisihkan pilihan hati sendiri.
-
Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian
untuk bertindak yang mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan
tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan
kesatuan.
C.
Macam- Macam Aba- Aba Dalam PBB
Aba- aba adalah perintah
yang diberikan oleh seorang komandan/ pimpinan pasukan kepada pasukan/ barisan untuk
dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba terdiri
atas 3 bagian dengan urutan:
1. Aba-aba
petunjuk
Aba- aba petunjuk
dipergunakan jika perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan/ pelaksanaan.
contoh:
Untuk perhatian – Istirahat di tempat =
GERAK
Untuk istirahat – Bubar = JALAN
Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap
salah satu bagian dari keutuhan
Pasukan: Pleton II – Siap = GERAK
Selanjutnya lihat baris- berbaris kompi
Kecuali di dalam Upacara: aba- aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang
yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi
Contoh: Kepada kepala sekolah – Hormat = GERAK
Contoh: Kepada kepala sekolah – Hormat = GERAK
2.
Aba- aba peringatan
Aba- aba peringatan adalah
inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
1) Lencang
kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN
2) Istirahat
di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = ISRIRAHAT
3. Aba-aba
pelaksanaan
Aba- aba pelaksanaan adalah
ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba- aba petunjuk/ peringatan dengan cara
serentak atau berturut- turut. Aba-aba pelaksanaan
yang dipakai adalah gerak, jalan, mulai.
a) Gerak
Untuk gerak- gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau
anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
Contoh: Jalan
di tempat = GERAK
Siap = GERAK
Hormat = GERAK
b) Jalan
Untuk gerakan- gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Bila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan
aba- aba peringatan ” maju ”.
Contoh: Haluan
kanan/ kiri
= JALAN
Dua langkah ke depan =
JALAN
Tiga langkah ke kiri =
JALAN
Satu langkah ke
belakang = JALAN
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba- aba pelaksanaan harus
didahului dengan aba- aba
peringatan MAJU.
Contoh: Maju
= JALAN
Haluan kanan/ kiri Maju = JALAN
Haluan kanan/ kiri Maju = JALAN
c)
Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
Contoh: Berhitung
= MULAI
Berbanjar
= MULAI
Cara Menulis aba-aba:
1. Aba- aba petunjuk dimulai
dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil, atau semuanya
huruf besar.
2. Aba- aba peringatan dimulai
dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan
yang lainnya agak jarang, atau semuanya huruf besar.
3. Aba- aba pelaksanaan ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
4. Semua
aba- aba
ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.
5. Diantara
aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat garis penyambung/ koma, antara aba-aba
peringatan dan aba-aba pelaksanaan terdapat dua garis bersusun/koma.
Cara Memberi aba-aba:
1. Waktu
memberi aba -aba,
pemberi aba- aba
pada dasarnya harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan.
2. Apabila aba- aba yang diberikan itu
berlaku juga untuk si pemberi aba- aba, maka pada saat memberikan aba -aba tidak menghadap pasukan.
Contohnya Waktu pemimpin upacara
memberi aba- aba
penghormatan kepada Pembina upacara : Hormat = GERAK. Pelaksanaan : Pada waktu
memberi aba-aba pemimpin upacara menghadap ke arah Pembina upacara sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah
penghormatan selesai dijawab/ dibalas
oleh pembina upacara maka dalam sikap “sedang memberi hormat” Pemimpin
upacara memberikan aba- aba
: Tegak = GERAK dan setelah aba- aba
itu pemimpin upacara bersama- sama
pasukan kembali ke sikap sempurna.
3. Dalam
rangka menyiapkan pasukan pada saat Pembina upacara memasuki lapangan upacara
dan setelah amanat pembina upacara selesai, Pemimpin upacara tidak menghadap
pasukan.
4. Pada
taraf permulaan latihan aba- aba
yang ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba- aba pelaksanaannya
selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang
pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan
dan 3 langkah pada waktu berlari.
5. Sedang
pada taraf lanjutan, aba- aba
pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan
yang pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada waktu
berjalan dan 4 langkah pada waktu berlari, kenudian berhenti atau maju dengan
merubah bentuk dan arah pada pasukan.
6. Semua
aba- aba
diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.
7. Pemberian
aba- aba
petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan,
pengucapannya tidak diberi nada.
8. Pemberian
aba- aba
peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku
kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar- kecilnya pasukan. Aba- aba pelaksanaan
senantiasa diucapkan dengan cara
yang di ”hentakkan”.
9. Waktu
pemberi aba- aba
peringatan dan pelaksanaan diperpanjang sesuai besar-kecilnya pasukan
dan/atau tingkatan perhatian pasukan (konsentrasi pasukan). Dilarang
memberi keterangan- keterangan
lain di sela- sela
aba- aba
pelaksanaan.
10. Bila
ada suatu bagian aba- aba
diperlukan, maka dikeluarkan perintah “ulangi” .Contoh : Kepada pemimpin upacara
= ulangi Kepada pembina upacara – Hormat =GERAK.
Gerakan yang tidak
termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat diberikan
petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat. Biasanya
dipakai pada waktu di lapangan, seperti: MAJU,IKUT, BERHENTI, LURUSKAN, LURUS.
Gerakan
Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
a.
Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
Pelaksanaan :
1) Badan/ tubuh
berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60 derajat.
2) Lutut lurus,
paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3) Perut di tari
sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4) Lengan rapat
pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa,
rapat di paha.
5) Ibu jari
segaris dengan jahitan celana.
6) Leher lurus,
dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
b. Istirahat
Aba-aba : ”
Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :
1.
Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak
kaki ( ± 30 cm ).
2.
Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang,
punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3.
Dapat bergerak.
c.
Lencang Kanan/ Kiri
Aba- aba : ” Lencang kanan / kiri – GERAK ”
Pelaksanaan :
1.
Mengangkat tangan kanan/ kiri ke samping, jari-jari
tangan kanan / kiri
2.
Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3.
Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri,
kecuali penjuru kanan/ kiri.
4.
Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada
orang di sebelah kanan/ kirinya.
5.
Jari- jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan /
kirinya.
d.
Setengah Lencang Kanan / Kiri
Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
Pelaksanaan :
1.
Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan /
kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang
berdiri di sebelahnya.
2.
Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang
dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
3.
Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba
lencang kanan.
e. Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
Pelaksanaan :
1. Penjuru tetap
sikap sempurna.
2. Nomor dua dan
seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3. Lengan kanan
lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak
atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4. Pada aba-aba
”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap
sempurna.
f. Berhitung
Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
Pelaksanaan :
1. Jika bersaf, penjuru
tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2. Pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3. Jika berbanjar,
semua dalam keadaan sikap sempurna.
4. Pada aba- aba
pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
5. Penyebutan
nomor di ucapkan penuh.
6. Perubahan Arah
g. Hadap kanan/
kiri
Aba-aba : Hadap kanan / kiri = GERAK
Pelaksanaan :
1. Kaki kanan/
kiri melintang di depan kaki kanan/ kiri, lekuk kaki kanan/ kiri berada di
ujung kaki kanan/ kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2. Tumit kaki
kanan/ kiri dengan badan di putar ke kanan 90 derajat.
3. Kaki kanan/
kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
h. Hadap serong
kanan/ kiri
Aba-aba : ” Hadap serong kanan/ kiri - GERAK ”.
Pelaksanaan :
1. Kaki kanan/
kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan/ kiri.
2. Berputar arah
45 derajat ke kanan/ kiri.
3. Kaki kanan/
kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan/ kiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Baris- berbaris adalah suatu
wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup
Angkatan Bersenjata/ masyarakat
yang diarahkan kepada terbentuknyasuatu perwatakan tertentu.
Aba-aba adalah suatu perintah
yang diberikan oleh seorang pemimpinkepada yang dipimpin untuk serentak atau
berturut-turut. Ada tiga macam aba-aba yaitu:
1. Aba-aba
petunjuk
2. Aba-aba
peringatan
3. Aba-aba
pelaksanaan.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah
ini kelompok kami masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan saran atau kritik yang
membangun guna untuk membuat makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya serta dapat memberikan maanfaat dan membantu dalam penambahan referensi.
Komentar
Posting Komentar