MAKALAH TUJUAN SASTRA DAN MAKSUD SASTRA


MATERI PEMBAHASAN KELOMPOK
MATA KULIAH PERBANDINGAN DAN KRITIK SASTRA
“Tujuan Sastra/ Maksud Sastra”
Dosen Pengampu: Dra.Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
NIP: 196304241989032001


Disusun oleh
                                                            Kelompok      : V
                                                            Ria Destiana (15040030)
                                                            Aji Santoso     (15040015)
                                                            Uji Hardina    (15040016)








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Tahun 2018
KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmad dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Sholawat serta salam tak lupa kami sanjung agungkan kepada Baginda Muhmmad SAW yang mana safaatnya selalu dinantikan di Yaumil Akhir. Amin Ya Rabbal’alamin.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen pengampu mata kuliah Kritik Sastra yaitu Dra.Lisdwiana Kurniati,M.Pd. karena beliau dengan sabar telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih untuk kedua orang tua yang selalu menyemangati kami disetiap waktu serta teman- teman kelompok yang telah bekerjasama dengan baik.
Didalam makalah ini kami akan membahas tentang tujuan atau maksud dari sastra. Didalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk membuat makalah lain dikesempatan yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat, tidak hanya bagi kami tetapi juga bagi pembaca.
Wassallamuallaikum Wr.Wb.


Pringsewu, 07 Oktober 2018



Kelompok V




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................................
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................
C.     Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Tujuan Kritik Sastra..............................................................................................
B.     Tujuan Pengajaran Sastra .....................................................................................
C.     Sastra Angkatan 40an...........................................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................
B.     Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hakikat sastra, sastra pada dasarnya bukanlah ilmu, sastra adalah cabang seni. Seni sangat ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan, semangat, kepercayaan. Oleh karena itu sastra mempunyai cakupan yang sangat luas tergangtung dari sisi mana manusia memandangnya.

Dalam dunia pendidikan kajian sastra mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam pola kebudayaan, sejarah, sosial dan dalam sastra itu sendiri, sebab Sastra mampu menjawab terhadap apa yang pernah ada di muka bumi, karena sastra berasal dari hasil pengamatan tentang apa yang terjadi disekelilingnya sebagai opini yang mesti di ungkapkan serta hasil dari akibat pengalaman bathin. Sastra adalah hasil dari olah pikir rasa dan karsa manusia sehingga sastra mengandung nilai estetika yang tinggi.

Melalui pengamatan, Pengajaran sastra melalui proses pembelajaran di bangku sekolah belum mendapatkan hasil yang maksimal jika ditinjau dari aspek kreatifitas dan humanitas padahal aspek yang sangat di perlukan dalam membuat sastra adalah kreatifitas baik sebagai pencipta begitupula dalam mengapresiasikan sastra selaku penikmat karya sastra. Peranan guru sangat di perlukan dalam menciptakan model pembelajaran sastra. Oleh karena itu seorang guru mestilah mengetahui hakikat dari sastra tersebut serta hakikat dari pengajaran sastra.

B.     Rumusan Masalah
Apakah Tujuan Sastra?

C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dalam makalah ini yaitu dapat mengetahui tujuan atau maksud dari sastra dalam teori sastra.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan Sastra
Kritik Sastra bertujuan untuk  membangun (memperbaiki) karya yang dikritik. Dalam sebuah blog milik Maman S Mahayana (buku: Kitab Kritik Sastra), Tujuan kritik sastra adalah membangun kehidupan kesusastraan yang (lebih) sehat dan bermatabat. Ia bertugas mengungkapkan kekayaan teks, mendedahkan kelebihannya, dan mendorong agar pembaca tertarik mendalami karya sastra yang dijadikan objek kritik itu. Meskipun sudah sangat jelas tujuan kritik sastra tersebut, tetapi ada saja orang yang tak paham pada tujuan ideal kritik sastra itu.

Ketidakpaham dalam kritik sastra dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu:
1.      Semangat mengumbar sensasi.
Segelintir orang yang punya problem psikologis kadang kala meminta perhatian orang. Padahal tindakannya itu sekadar sensasi belaka atau untuk mencari popularitas.
2.      Kebencian pada tokoh- tokoh mapan yang tak kunjung memberinya legitimasi, stempel atau pengakuan atas kritik yang dibuatnya

B.     Tujuan pengajaran sastra
1.      Pengetahuan Tentang Sastra
Secara garis besar tujuan pengajaran sastra bisa dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah memperoleh pengetahuan tentang sastra, dan bagian selanjutnya adalah memperoleh pengalaman bersastra. Pengetahuan tentang sastra mencakup pengetahuan tentang teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Sedangkan pengalaman bersastra mencakup kegiatan berapresiasi atau reseptip dan berekspresi atau produktif.

Cakupan pengetahuan tentang sastra adalah tentang teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait dalam pengkajian sastra. Dalam perkembangan ilmu sastra, pernah timbul teori yang memisahkan antara ketiga disiplin ilmu tersebut. Khususnya bagi sejarah sastra dikatakan bahwa pengkajian sejarah sastra bersifat objektif sedangkan kritik sastra bersifat subjektif. Di samping itu, pengkajian sejarah sastra menggunakan pendekatan kesewaktuan, sejarah sastra hanya dapat didekati dengan penilaian atau kriteria yang pada zaman itu. Bahkan dikatakan tidak terdapat kesinambungan karya sastra suatu periode dengan periode berikutnya karena dia mewakili masa tertentu. Walaupun teori ini mendapat kritikan yang cukup kuat dari teoretikus sejarah sastra, namun pendekatan ini sempat berkembang dari Jerman ke Inggris dan Amerika. Namun demikian, dalam prakteknya, pada waktu seseorang melakukan pengkajian karya sastra, antara ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait. Wellek dan Warren (1989 : 38) menjelaskan bahwa teori sastra adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria, sedangkan studi karya-karya kongkret disebut kritik sastra (pendekatan statis) dan sejarah sastra. Dari penjelasan tersebut dapat kita artikan bahwa teori sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati.
Kritik sastra juga merupakan bagian dari ilmu sastra, meskipun ada istilah lain yang sering digunakan yaitu telaah sastra, analisis sastra, penelitian sastra, dan kajian sastra. Untuk menjadi seorang kritikus sastra diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra, pengalaman yang banyak dalam menelaah, menganalisis, mengulas karya sastra, serta tentunya penguasaan tentang teori sastra.

Dari penjelasan kritik sastra di atas, terkandung secara jelas aktivitas kritik sastra. Aktivitas kritik sastra mencakup tiga hal, yaitu menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra. Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antara unsur-unsur tersebut. Sementara menafsirkan dapat diartikan kegiatan memperjelas maksud karya sastra.

Adapun aktivitas yang ketiga adalah penilaian. Penilaian dapat diartikan menunjukan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah dilakukan. Wellek dan Warren (1989 : 316) menjelaskan bahwa apabila kita berusaha menguraikan dengan rinci perhatian manusia pada sastra, kita akan mengalami kesulitan untuk menjabarkannya. Dalam hal ini, penilaian seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan dasar-dasar kritik sastra yang dipahami seorang kritikus.

Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang berkecimpung pada masanya, karya-karya sastra yang bagus yang menghiasi dunia sastra, serta kejadian-kejadian yang terjadi seputar masalah sastra. Seorang sejarawan sastra selain harus mampu mendokumentasikan karya sastra, dia juga harus mampu membuat pemilahan hasil dokumentasinya berdasarkan ciri, gaya, klasifikasi, gejala-gejala yang ada, pengaruh, karakter dan lain-lain.

Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang terdapat dalam karya sastra baik konvensi bahasa yang meliputi makna, gaya, pilihan kata, struktur maupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar dan lainnya yang membangun sebuah karya sastra atau lazim juga disebut unsur intrinsik. Di sisi lain kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, meneliti, mengulas memberi pertimbangan, serta memberikan penilaian terhadap karya sastra tersebut. Untuk memberikan pertimbangan atas karya sastra, kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi sastra yang melingkupi karya sastra.

Begitu juga hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dari waktu ke waktu, sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa atau suatu daerah diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada periode tertentu.

Secara keseluruhan dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra terjalin keterkaitan. Sebuah karya sastra tidak akan mampu dipahami, dihayati, ditafsirkan dan dinilai secara sempurna tanpa adanya intervensi dari ketiga bidang ilmu sastra tersebut. Sebuah teori sastra tidak akan pernah sempurna jika tidak dibantu oleh sejarah dan kritik sastra, begitu juga dengan sejarah sastra yang tidak dapat dipaparkan apabila teori dan kritik sastra tidak jelas, dan kritik sastra tidak akan mencapai sasaran apabila teori dan sejarah sastra tidak dijadikan tumpuan.

2.      Pengalaman Bersastra
Di bagian awal telah dijelaskan bahwa tujuan pengajaran sastra salah satunya adalah memperoleh pengalaman bersastra. Cakupan pengalaman bersastra adalah kegiatan berapresiasi dan kegiatan berekspresi. Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin aprecatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Secara terminologi, apresiasi sastra dapat diartikan sebagai penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra. Dalam konteks yang lebih luas istilah apresiasi mengandung makna pengenalan, pemahaman, dan pengakuan terhadap nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi sastra adalah sebuah proses yang melibatkan tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek emotif, dan aspek evaluatif.

Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelektual pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif itu selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-unsur di luar teks yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri.

Aspek emotif berkaitan dengan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsur emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif. Unsur subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau bersifat konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsur-unsur signifikan tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis.

Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik atau buruk, indah atau tidak indah, sesuai atau tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu merespon teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan penghayatan, sekaligus juga mampu melakukan penilaian.

Belajar apresiasi sastra pada dasarnya adala belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, manusia akan memperoleh asupan batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam kehidupan bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya







DAFTAR PUSTAKA

https://www.serumpunsastra.com/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS MC ACARA DRAMA

ANALISIS UNSUR SEBUAH PUISI

Makalah Presuposisi (Praanggapan) PRAGMATIK